Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

RifanNazhifAvatar border
TS
RifanNazhif
3 Hal Membaca Menjadi Pilihan Hiburan Terakhir Bagi Kaum Rebahan

ilustrasi pixabay


Seiring kemajuan jaman, orang semakin menjauh dari kegiatan membaca sebagai pilihan hiburan, terbukti dari tumbangnya media cetak karena minus pembaca. Demikian juga media online harus buka-tutup karena kepepet biaya operasional. Tidak terhitung pula novel yang dihargai bak kertas kiloan. Semua ini karena kalah bersaing dengan media hiburan yang bisa dinikmati dengan rebahan seperti menonton via layar kaca atau mendengar musik.

Tidak dimungkiri budaya membaca semakin kolaps. Orang lebih suka menonton film meski berbayar, dan tetap meninggalkan membaca (novel), meskipun itu dibayar.

Hal ini tidak mesti membuat kita menuduh orang telah kehilangan budaya membaca. Sebab sebenarnya membaca lebih melelahkan ketimbang menonton (film) atau mendengarkan musik, karena :

Pertama, menonton  (film) atau mendengarkan musik hanya membutuhkan mata dan/atau telinga yang pasif, yang hanya untuk menerima gelombang visual  dan/atau suara tanpa kegiatan apa-apa. Artinya, subjek mata dan/atau telinga hanya diam, sementara yang mutlak bergerak adalah objek. Kecuali mata sesekali bergerak bila menonton film dengan teks terjemahan.

Berbeda sekali dengan membaca, betapa lelahnya mata bergerak aktif. Misalnya untuk membaca novel seratus halaman. Hitunglah berapa kali mata harus bergerak ke kiri-ke kanan, ke atas-ke bawah, bahkan bergerak setiap pergantian halaman.

Kedua, otak harus diporsir saat membaca (novel), yakni mengimajikan cerita seperti suasana perang dari barisan huruf-huruf tidak bernyawa. Semua itu juga tergantung kelihaian penulis menarasikannya. Berbeda dengan menonton (film), semua sudah divisualkan dengan lengkap, sehingga otak cenderung diam.

Pembaca lebih sering menggunakan otak ketimbang penonton. Hanya soal eyd saja pembaca sudah kritis, konon lagi cerita yang tidak masuk akal. Maka akan sedikit menyebalkan ketika pembaca diajak menonton sinetron Indonesia. Mereka akan lebih banyak protes karena cerita tidak masuk akal. Sementara penonton tetap adem-ayem. Masuk atau keluar akal yang penting cerita seru dan menegangkan.

Ketiga, pembaca harus menjiwai dengan perasaan terdalam, sehingga hanya dengan melihat jejalan huruf-huruf mereka bisa tertawa, menangis, atau marah sesuai kehendak penulis. Sementara penonton sudah menikmati dengan lengkap  secara visual, tanpa harus memporsir jiwanya.

Mungkin masih ada alasan lain yang menyebabkan orang malas membaca. Tapi sekali lagi saya salut kepada mereka yang tetap membaca. Mereka begitu kreatif membayangkan sesuatu hanya dari susunan huruf. Semoga membacalah terus, karena untuk apa Allah SWT berfirman pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW : Iqra, bacalah (meski makna yang tersirat luas). Teruslah membaca sebab banyak faedahnya). Mari...

(Sumber informasi : dari beberapa sumber)
 
Diubah oleh RifanNazhif 19-03-2023 00:43
iblast867583Avatar border
iblast867583 memberi reputasi
1
696
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan