kutilkuda1202Avatar border
TS
kutilkuda1202
SUAMIKU MENJADI KASAR DAN TIDAK BETAH DIRUMAH SEMENJAK HAMIL MELAHIRKAN
Selamat malam, pagi, siang ataupun sore buat semua kaskusers. Kali ini aku mendapat kesempatan untuk bercerita dan mencurahkan isi hatiku yang paling dalam di channel akun kutilkuda1202 ini. Aku adalah salah satu teman kerja dari admin kutilkuda ini. Dan di thread kali ini, aku juga ingin mendapatkan masukan komentar dari para pembaca semua atas apa yang aku alami. Karena jujur aku benar benar sudah tidak tahu harus berbuat apa.

Aku akan perkenalkan namaku dulu sebelum ku ceritakan semua kisah hidupku yang pelik ini. Namaku Irna. Aku dulu bekerja di sebuah pabrik garmen tetapi mengundurkan diri karena melahirkan anak. Aku sudah berkeluarga dan dikaruniai seorang anak perempuan. Anakku saat ini berusia 3 bulan. Jujur, dulu aku berpikir bahwa kehidupan pernikahan itu sangat membahagiakan dan penuh keindahan. Tetapi semenjak anakku lahir, semua ini berubah dan menjadi kelam ungu keabuan warna hidupku.

Aku dan suamiku menikah pada tahun 2020. Saat itu, aku berusia 21 tahun, dan suamiku berusia 22 tahun. Panggil saja namanya Anton. Aku dan mas Anton dulunya teman sekolah. Ia satu kelas dengan ku. Mungkin kalian bertanya, bagaimana bisa beda usia tetapi satu kelas. Jadi, Mas Anton lahir di bulan Desember, sehingga ia masuk sekolah saat angkatanku mulai masuk sekolah juga. Aku seorang introvert dan sangat kuper kala itu. Sejak SD,  aku selalu di bully dan di ejek oleh teman teman sekolahku. Semua terjadi karena ada tembong di leherku. Mereka selalu memanggilku tembong, irna tembong, dan bahkan mengatakan aku kutukan dan anak iblis karena tembong di leher ini. Jujur, aku menjadi orang yang tertutup dan makin takut bergaul karena ejekan ejekan tersebut.

Tetapi di kelas SMA, ada seorang pria bernama Anton yang mau mendekatiku. Ia gendut, pendek dan berkacamata. Ia memiliki banyak teman, dan selalu bercanda dengan banyak teman teman sekolah. Sehingga ia sangat di sayangi oleh banyak orang di sekolah. Karena Anton dekat denganku, maka tidak ada lagi orang yang menghinaku dengan kasar. Dan mereka mulai melihat hal hal positif dan inner beaty dalam diriku. Mereka mulai menerima ku, dan Anton selalu membuat aku nyaman dan menerima diriku apa adanya. Ia selalu berkata bahwa akulah satu-satunya yang membuat dia terkesan dan tidak ada yang bisa mengisi relung hatinya.

Singkat cerita, kami lulus sekolah dan hubungan asmara kami tidak dapat dilanjutkan. Mas Anton bilang ia tidak bisa menjalin relasi LDR karena ia berencana bekerja di Jakarta, sehingga kami putus. Tetapi, setelah berbulan bulan aku dapat kabar bahwa ia bekerja sebagai sales rokok di Kudus, dan aku menjadi pelayan roti di Semarang. Hingga di akhir 2019, aku dimasukkan dalam grup alumni. Dan kulihat ada kontak mas Anton disitu. Kami pun mulai chatting. Awalnya aku save nomornya, tiba tiba muncul di story WA kontaknya. Berarti dia menyimpan nomorku juga. Lalu kami saling komen story dan mulai dekat kembali.

Akhirnya hubungan kami makin erat dan dekat. Dan akhirnya kami menikah. Perjalanan nikah kami sangat mulus dan damai. Aku dijadikan seperti ratu dalam istana. One and only. Benar benar rasanya indah sekali menikah, apalagi dengan orang yang paling aku cintai. Aku pindah ke Kudus bersama mas Anton. Kehidupan kami benar benar sangat indah. Tidak ada orang ketiga. Kami mencoba untuk menerima apa adanya dan berusaha untuk lebih baik lagi dalam berumah tangga.

Namun, semua berubah setelah aku mulai mengandung. Mas Anton mulai Nampak tidak menyukai kehamilanku ini. Ia merasa bahwa kehamilan ini menjadi penghalang kisah cinta dan masa muda kami. Ia seperti tidak peduli dengan ku. Ia jarang pulang dengan alasan pindah lokasi kerja, lembur di weekend dan benar benar tidak ada niatan sama sekali mengelus elus janin bayi di perutku. Ia tidak tertarik dengan kehadiran janin ini. Tetapi ia menyayangiku dan mencintaiku, namun tidak tertarik bila diajak bicara perihal anak. Ia juga tidak peduli perihal perlengkapan bayi atau kesehatan janin. Ia hanya memberikan uang yang kuminta, tetapi tidak dengan perhatian terhadap kehamilanku.

Setelah aku melahirkan, ia semakin tidak menghargaiku dan benar benar tidak betah di rumah. Apalagi saat anak kami menangis, rewel atau apapun. Kemarin malam, saat anak kami menangis, dan ia sedang mengobrol deep talk dengan ku, ia malah berkata,” bisa gak sih bayi itu diem, ganggu aja lagi bermesraan”. Aku mulai ngomel, dan berakhir kami bertengkar. Hubungan kami makin tidak baik. Ia benar benar tidak betah di rumah dan jarang pulang.

Setiap pulang, emosi nya tidak terkendali. Amarah meluap luap ditambah dengar suara bayi. Bayi nangis, dia marah marah kasar. Aku sibuk urus anak terus, dia cemburu karena merasa tidak dihargai dan dicintai lagi. Ia melihat bayi kami saja tidak tertarik, dan berkata di depan anak kami,” harusnya kamu belum lahir dulu. Ganggu masa muda bapak ibu saja”. Ia berucap sambil memalingkan wajahnya dengan ekspresi tidak tertarik.

Ia merasa bahwa kehadiran anak kami ini menjadi beban berat bagi kami. Ia tidak ingin aku lelah, aku sakit dan habis waktu hanya karena bayi. Ia juga belum siap secara ekonomi dengan beban rumah tangga seorang kepala keluarga dengan kebutuhan bayi. Belum lagi, dia pusing saat melihat repotnya mengurus bayi, dan dia seperti stress setiap mendengar bayi menangis. Jujur, amarah suamiku meluap luap saat bayiku mulai menangis. Dia benar benar tidak betah di rumah selama 3 bulan ini semenjak aku melahirkan. Bulan ini saja dia hanya pulang kemarin tanggal 17 Agustus saja. Rasanya lelah dan seperti tinggal di neraka. Aku juga stress karena sendirian urus bayi di rumah. Ekonomi juga sangat sulit karena aku sudah mengundurkan diri dan suami juga hanya sales rokok yang tidak ternama dengan gaji UMK Kudus. Belum lagi hutang saat aku melahirkan kemarin. Rasanya seperti menyesal menjalani pernikahan.

Jujur aku takut kalau ini bisa berakhir pada perceraian karena melihat kondisi rumah tangga kami sudah tidak baik lagi. Kami semakin meradang dan tidak nyaman lagi saat bersama. Bagaimanapun, ini anak ku, aku tidak mungkin melepas anak demi bisa membuat suamiku betah di rumah. Tetapi, dia juga suamiku, aku cinta dengannya.. tetapi kalau begini terus, aku juga tidak betah di bentak bentak kasar terus. Lama lama bisa bisa KDRT nantinya.

Aku harus bagaimana ya? Jujur aku galau dan dilemma.
 


bukhoriganAvatar border
fredielogan14Avatar border
p.a.c.o.lAvatar border
p.a.c.o.l dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.2K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan