Berani disuntik vaksin?


Pandemi covid 19 seolah tidak berkesudahan. Lebih dari 1 tahun sudah, kita bergelut dengan virus yang cepat menyebar ini. Hampir semua aktivitas di luar rumah dialihkan ke dalam rumah. Mulai dari pekerjaan orang dewasa hingga sekolah anak-anak.

Akhir-akhir ini sedang ramai dibicarakan tentang Vaksin COVID19. Pemerintah mulai mensosialisasikan vaksin covid-19 agar masyarakat ikut serta dalam mensukseskan program vaksin tersebut. Tidak tanggung-tanggung, Presiden RI kita sendiri Bapak Joko Widodo yang mencontohkan untuk pertama kali dan menyuntikkan vaksin tersebut ke dalam tubuhnya.

Namun, sebagai masyarakat tentunya, kita tetap khawatir. Apakah vaksin itu benar-benar ampuh atau malah membuat kita sakit? Apalagi ramai juga di berita bahwa presiden Joko Widodo dan jajarannya divaksin untuk kedua kalinya.

Tentu kita sebagai masyarakat awam bertanya-tanya. Kenapa harus divaksin dua kali? Apakah satu kali vaksin tidak efektif atau malah vaksinnya tidak bekerja?

Ane mulai ragu ketika eredar rumor bahwa Vaksin COVID19itu itu mengandung salah satu zat yang diharamkan oleh umat muslim. Entahlah, ane juga kurang tahu pastinya. Rumor beredar dari mulut ke mulut di kalangan masyarakat. Sehingga menyebabkan perbedaan pendapat. Ada yang yakin dan tidak sedikit juga yang masih ragu.

Kita sebagai masyarakat tentunya harus mendukung setiap program pemerintah yang bertujuan untuk mensejahterakan rakyat. Sebelum melakukan tindakan atau memberlakukan penyuntikan vaksin. Tentu pemerintah sudah mengkaji ulang dan meneliti vaksin yang akan dipakai oleh rakyatnya. Namun, setiap orang berhak memiliki pendapat masing-masing.

Kita hanya bisa saling menghargai dengan pendapat masing-masing tanpa menimbulkan keributan . Awalnya ane yakin dengan penyuntikan Vaksin COVID19, bisa mengurangi atau menyelesaikan masalah penyebaran covid-19.

Namun, saat Presiden harus divaksin untuk kedua kalinya. Timbullah keraguan di hati ane. Apa mungkin vaksinnya tidak bekerja? Atau malah vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat berbeda dengan vaksin yang disuntikkan kepada presiden? Entahlah.

Bukan hanya ane yang ragu, warga sekitar di daerah ane mulai berbisik-bisik untuk menolak suntikan vaksin pada tubuh mereka, dengan berbagai alasan. Setahu ane, pemerintah memberlakukan penyuntikan vaksin pada usia 18 hingga 60 tahun.

Namun sepertinya masyarakat kurang percaya terhadap keampuhan vaksin tersebut. Ini disebabkan kurangnya sosialisasi dan edukasi pemerintah kepada masyarakat tentang vaksin yang akan diberikan.

Paling tidak, pemerintah harus menjelaskan vaksin itu sudah digunakan di negara mana saja dan berapa persen tingkat keberhasilannya? Mungkin dengan begitu, masyarakat akan lebih merasa tenang dan aman serta percaya.

Mungkin pemerintah pun sudah mengedukasi sebagian masyarakat. Namun, untuk masyarakat di daerah pedesaan, seperti daerah ane. Khususnya yang jauh dari kota besar. Sebagian besar tidak tahu apa-apa tentang vaksin yang akan diberikan oleh pemerintah tersebut karena minimnya informasi.

Jika Pemerintah benar-benar ingin mensukseskan program vaksin covid-19 tersebut. Setidaknya pemerintah harus mensosialisasikan dahulu tentang kandungan yang ada di dalam vaksin, fungsi, efek samping dan contoh keberhasilan vaksin tersebut di negara-negara lain. Akan tetapi, sekali lagi, ane sebagai rakyat yang baik dan taat aturan tentunya harus mengikuti program Vaksin COVID 19 ini jika memang diharuskan.

Sekian pendapat ane mengenai vaksin yang lagi trending topic ini. Semoga kita semua ada di dalam lindungan Allah dan selalu sehat. Amin.

Jangan lupa rate, komen dan cendolnya.

Terima kasih

Sumber : Opini pribadi dan berita media online
Pic :pic 1

pic 2

pic 3