Pada tanggal 20 Januari 2021 kemarin sorotan media-media internasional tertuju ke Amerika Serikat. Di sanalah Presiden Terpilih Amerika pada Pilpres 2020, Joe Biden, resmi dilantik untuk menggantikan presiden sebelumnya, Donald Trump.




Dengan dilantiknya Joe Biden menjadi Presiden Amerika Serikat yang ke 46 tersebut, banyak harapan tertumpu padanya. Sebagai negara adi daya dengan kekuatan ekonomi dan militer nomor satu di dunia, sepak terjang Amerika dalam hubungan internasional memang sangat berpengaruh. Maka orang yang menjadi Presiden di Amerika Serikat tentu saja menempati tempat yang menentukan dalam percaturan politik dan hubungan ekonomi dunia.




Presiden Amerika Serikat sebelumnya, Donald Trump, adalah presiden yang dikenal dengan beberapa kebijakan yang kontroversial dan menuai polemik. Salah satunya adalah dengan melarang masuknya pendatang dari beberapa negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam. Kebijakan yang tentu saja menuai polemik dan penentangan, bahkan di dalam negeri Amerika Serikat sendiri.




Nah setelah resmi terjadi pergantian pemimpin tertinggi Amerika Serikat 20 Januari kemarin umat islam dan orang-orang yang menentang kebijakan Donald Trump berkaitan dengan pelarangan pendatang dari negara-negara yang penduduknya mayoritas muslim boleh sedikit bernafas lega. Pasalnya Sang Presiden Baru, Joe Biden, langsung membatalkan kebijakan Trump tersebut pada hari pertama pemerintahannya.

Yah, beberapa jam setelah dilantik menjadi AS 1 Joe Biden mengeluarkan 17 Executive Order atau 17 Perintah Ekskutif yang beberapa diantaranya membatalkan kebijakan Presiden Donald Trump, termasuk diantaranya adalah mengijinkan kembali pendatang dari negara-negara muslim yang sebelumnya dilarang pada saat era Trump. Dilansir The New York Times , 20 Januari 2021, adalah sebagai berikut.

Tiga Perintah Executive yang pertama adalah tentang Covid-19. Melancarkan kampanye memakai masker selama 100 hari, membatalkan penarikan Amerika Serikat dari organisasi kesehatan dunia atau WHO, membuat tim khusus Koordinator Tanggap Covid-19.

Selanjutnya berkaitan dengan memperpanjang morotarium penyitaan nasional, memperpanjang jeda pembayaran pinjaman pelajar dan bunga untuk rakyat Amerika dan pinjaman pelajar federal.

Masuk kembali dalam Paris Agreement, mencabut ijin pembangunan pipa minyak Keystone XL, membatalkan komisi 1776 warisan Trump dan mengarahkan untuk kesetaraan rasial. Mencegah diskriminasi di tempat kerja, Warga non Amerika ikut disensus.

Selanjutnya adalah membuka kembali Muslim Travel Band yang diterapkan pemerintah Trump. Biden mengijinkan kembali larangan perjalanan terhadap 13 negara yang mayoritas penduduknya muslim.

Memperkuat program yang bertujuan untuk melindungi imigran saat masih anak-anak. Membatalkan perluasan penegasan imigrasi yang dilaksanakan pemerintahan Trump.

Menghentikan pembangunan tembok perbatasan, memperpanjang penangguhan deportasi dan izin kerja bagi warga negara Liberia.

Mewajibkan pejabat ekskutif untuk menandatangani janji etika yang melarang bertindak untuk kepentingan pribadi serta mengharuskan menjunjung tingggi independensi Kementrian Kehakiman, serta mengarahkan Direktur Office Management Budget untuk mengembangkan rekomendasi untuk memodernisasi tinjauan peraturan dan membatalkan proses persetujuan peraturan Presiden Donald Trump yang dimaksud.

Pembukaan kembali Travel Ban bagi negara muslim tersebut merupakan kebijakan yang tentu saja melegakan umat muslim. Semoga dengan pemerintahan Presiden Amerika yang baru dunia lebih harmonis dalam perdamaian dan kesejahteraan...I]


Referensi:

1. https://www.nytimes.com/2021/01/20/us/biden-executive-orders.html