Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

indrag057Avatar border
TS
indrag057
[Coc Reg. Tasikmalaya] Kesan Ane Saat Berkunjung Ke Tasikmalaya
Spoiler for :



Hai agan dan sista penghuni jagad kaskus dimanapun anda berada. Ijinkan kali ini ane menceritakan pengalaman ane saat berkunjung ke kota Tasikmalaya beberapa waktu yang lalu, tepatnya di tahun 2018, beberapa hari sebelum bulan Ramadhan tiba.

Jadi waktu itu ane dapat jatah libur kerja tuh beberapa hari, liburan dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan. Senang sih, bisa rehat beberapa hari setelah sekian lama penat dengan rutinitas pekerjaan. Anepun mikir, mumpung libur sekali kali lah refreshing, liburan kemana gitu. Nah, kebetulan ada teman kerja ane yang mau pulang kampung ke Tasikmalaya. Iseng iseng anepun bilang sama teman ane, boleh nggak kalau ane ikut liburan ke kampungnya. Ternyata teman ane ga keberatan tuh, malah dia senang, karena ada teman nanti di perjalanan.

Singkat kata, sekitar jam delapan pagi kamipun berangkat dengan mengendarai motor. Dan, tau nggak gansist, ternyata Jakarta - Tasikmalaya itu jaraknya sangaaatt jauh, beberapa kali kami harus istirahat di jalan untuk sekedar melepas lelah dan mengisi perut. Hingga sekitar jam empat sore kami baru tiba di kota tersebut. Hampir seharian perjalanan gaes, namun semua itu terbayar dengan indahnya pemandangan di sepanjang perjalanan.

Kesan pertama ane saat menginjakkan kaki di tanah priangan timur ini adalah dingin. Udara khas pegunungan memaksa ane untuk merapatkan kancing jaket ane. Indahnya pemandangan alam yang sangat asri dan keramahtamahan penduduknya menyambut kedatangan kami. Membuat rasa lelah kami sedikit terobati.

Meski lelah, ane sebenarnya pengen langsung jalan jalan menikmati keindahan alam di kota ini. Namun apa daya, waktu jua yang tak mengijinkan. Begitu sampai di rumah teman ane, bersih bersih, mandi, dan beres beres, ternyata nggak terasa hari sudah menjelang maghrib. Sedikit kecewa sih, karena niat jalan jalan ane tertunda hari itu. Tapi rasa kecewa itu segera terobati dengan hidangan makan malam yang sangat menggugah selera.

Hidangan khas sunda yang ane sendiri nggak tau namanya, lengkap dengan sambal dan lalapan, disajikan oleh saudari teman ane yang, eum, lumayan geulis kalau menurut ane, membuat selera makan ane semakin menggebu gebu.

Tanpa malu malu anepun segera menyantap hidangan itu. Rezeki bro, kapan lagi bisa menikmati makanan khas daerah Tasik yang lezat ini secara cuma cuma, ditemani mojang geulis lagi. Kan sayang kalau dilewatkan.

Sambil makan, anepun iseng bertanya tanya soal nama makanan yang ane makan itu. Kata teman ane, itu namanya nasi Tutug Oncom. Nasi yang dimasak dengan dicampur dengan oncom bakar, ditambah dengan suwiran daging ayam dan sambal serta lalapan, beuh, ngeunah pisankalau kata orang sunda mah.

Spoiler for nasi tutug oncom:


Sambalnyapun bukan sambal sembarangan gansist. Sambal setengah jadi kalau menurut ane, karena diuleknya nggak sampai halus gitu, tapi masih kasar. Kata teman ane itu namanya sambal goang. Meski cuma sambal, tapi justru inilah yang bikin makanan yang ane makan jadi terasa nikmat.

Selesai makan, kami duduk duduk di teras, ngobrol ngobrol dengan ditemani secangkir teh dan makanan ringan. Ane merasa kurang sreg nih. Ane yang pecandu kopi kok disuguhin teh. Tapi, setelah ane cicipi itu teh, ternyata lumayan seger gansist. Agak beda rasanya ama teh yang biasa ane minum. Ternyata, itu teh memang hasil racikan sendiri, dipetik langsung dari pohonnya yang ada di kebun, terus diolah sendiri gitu sampai menjadi minuman yang ane nikmati itu.

Jam sembilan malam, rasa kantukpun mulai menyerang. Mungkin karena lelah setelah menempuh perjalanan panjang, ditambah udara dingin yang menusuk tulang, anepun langsung terlelap dibuai mimpi.

Paginya, menjelang shubuh ane bangun. Gila! Ga tahan ama dinginya bro. Sampai ane pakai sweater dan di double jaket tebal, rasa dingin itu masih terasa. Herannya, keluarga teman ane tuh sebelum Shubuh sudah pada mandi. Termasuk si eneng geulis saudari teman ane itu. Aish, malu lah ane karena ketahuan kalau nggak berani mandi.

Tapi tak apalah, daripada nanti ane masuk angin, mending sedikit menahan malu. Cukup cuci muka saja pagi itu. Nanti agak siangan baru mandi, begitu pikir ane. Setelah sarapan dan ngopi pagi, akhirnya niat jalan jalan ane kesampaian juga hari itu. Menikmati pemandangan alam yang luar biasa indahnya. Sejauh mata memandang, hanya hijaunya alam pegunungan yang indah, dengan latar belakang gunung gunung yang tinggi menjulang di kejauhan sana.

Ada hamparan sawah yang sangat luas. Padi yang mulai menguning terlihat bagai hamparan emas berkilauan ditimpa sinar matahari pagi, mengingatkan ane pada kampung halaman ane. Duh, jadi kangen nih!

Spoiler for hamparan padi menguning:


Ada juga hamparan kebun teh yang sangat luas di sisi yang lain. Sayang, ane jalannya agak kesiangan, hingga tak sempat menyaksikan aksi para mojang geulis beraksi memetik daun teh di pagi hari. Mungkin di lain hari ane akan jalan lebih pagi lagi, biar bisa menyaksikannya.

Spoiler for hamparan kebun teh:


Tak terasa, karena keasyikan menyaksikan pemandangan, kami sampai tak sadar kalau hari sudah menjelang siang. Perutpun sudah berkeruyuk minta diisi. Ah, udara dingin memang mudah membuat perut cepat lapar.

Anepun mengajak teman ane untuk mencari warung makan. Kalau bisa sih, nyari makanan khas daerah situ. Teman anepun mengajak ane ke sebuah warung makan sederhana yang menyajikan nasi Cikur. Ane penasaran kan, seperti apa yang namanya nasi Cikur ini. Ternyata, agak mirip seperti nasi goreng gitu kalau menurut ane, nasi yang sudah dibumbui dan disantap dengan aneka lauk pauk serta lagi lagi ada sambal goang dan lalapan yang menemani. Sepertinya sambal yang satu ini sudah menjadi menu wajib di daerah ini. Apapun makanannya, sambal goang yang menjadi pelengkapnya. Bahkan makanan sekelas cilokpun juga disantap dengan kuah sambal goang. Mantaaappp ...!!!

Spoiler for nasi cikur:


Selesai makan, ane kembali melanjutkan acara jalan jalan ane, berkeliling di sawah sambil menemani pak tani yang sedang menjaga tanaman padinya dari serangan burung pipit. Sangat menyenangkan, duduk di dangau sambil menarik narik tali panjang yang dihubungkan dengan orang orangan sawah atau warga setempat menyebutnya bebegig, agar orang orangan sawah itu bergerak gerak dan menakuti rombongan burung pipit yang berterbangan mencari makan. Sesekali diselingi dengan mengunyah ubi rebus dan meneguk teh pahit bekal milik pak tani. Jadi ingat kembali dengan masa kecil ane dulu di kampung.

Cara mengusir burung dengan menggunakan orang orangan sawah ini juga ada di kampung ane. Petani memang sengaja hanya mengusir burung burung itu, tidak memusnahkannya, karena meski burung pipit menjadi musuh saat padi mulai berbuah, namun saat padi baru ditanam dan tumbuh, burung ini menjadi sahabat bagi petani. Karena burung inilah yang membasmi hama seperti ulat, belalang, dan lain lain, dengan cara memangsanya. Sungguh bijak para petani dalam menjaga keseimbangan alam dan rantai makanan.

Sedang asyik asyiknya bermain dengan orang orangan sawah, pandangan ane tertuju pada sebuah gunung yang nampak berdiri kokoh di kejauhan sana. Wah, ini yang ane cari. Ada gunung, sayang kalau nggak dikunjungi. Dari kecil ane memang hobby main ke gunung, karena kampung kelahiran ane sendiri berada di kaki gunung.

Anepun segera bertanya tanya tentang gunung itu pada teman ane. Dan jawaban dari teman ane bikin ane terkejut. Karena ternyata gunung itu adalah gunung Galunggung, gunung yang sangat terkenal, yang dulu letusannya sempat menggemparkan dunia.

Spoiler for gunung Galunggung:


Anepun segera menyatakan niat ane untuk naik ke gunung itu. Tapi sayang, teman ane nggak kasih izin. Waktunya kurang tepat katanya. Ane kecewa berat gan, karena niat ane untuk mendaki tak kesampaian. Tapi tak apalah, mungkin suatu saat ane bisa kembali kesini dan bisa menakhlukkan keangkuhan gunung Galunggung.

Pulang dari sawah, ane lewat di sebuah lapangan. Banyak anak kecil bermain disitu. Ada suara dar der dor yang menarik perhatian ane. Anepun segera menghampiri anak anak itu. Wow, ternyata mereka sedang main perang meriam bambu. Anak anak itu menyebutnya bedil lodongatau bebeledugan. Permainan ini memang selalu muncul saat menjelang bulan puasa dan lebaran.

Spoiler for bedil lodong:


Tak ingin membuang kesempatan, anepun ikut nimbrung main dengan mereka. Sedikit bernostalgia, karena waktu kecil ane juga sering main meriam bambu begini saat menjelang bulan puasa. Di kampung ane meriam bambu ini disebut baleman.

Permainan ini sangat seru gansist. Meriam dibuat dari bambu yang telah dilubangi ruas ruasnya, hanya disisakan satu ruas di bagian pangkalnya, lalu dibuat lubang sebesar jempol. Pada lubang itu dimasukkanlah karbit untuk bahan bakar, sehingga pada saat lubang itu disulut dengan api, akan keluar bunyi ledakan seperti meriam. Kadang pada moncong meriam itu juga dipasang botol plastik bekas tempat air mineral, sehingga saat disulut botol itu akan terlempar mirip seperti peluru meriam. Setelah meriam meledak, lubang tempat menyulut di meriam itu harus kita tiup tiup dulu agar asapnya hilang. Kalau tidak, jangan harap meriam bisa meledak lagi saat disulut. Bagian meniup inilah yang paling melelahkan, karena bisa menguras nafas kita.

Sampai hari hampir menjelang Maghrib permainan itu baru usai. Teman anepun mengajak ane pulang. Padahal ane sebenarnya masih belum puas untuk menjelajahi desa. Namun waktu sudah tak mengijinkan lagi.

Keesokan harinya, sebelum kembali ke ibukota, ane diajak berziarah ke Pamijahan. Lumayan jauh dari desa teman ane, hampir satu jam lebih perjalanan dengan naik motor.

Jujur, ane jarang sekali melakukan ritual ziarah seperti ini. Namun saat di Pamijahanini, ane merasakan suasana yang berbeda. Suasana yang sejuk dan tenteram, membuat hati terasa sangat tenang.

Spoiler for makam pamijahan:


Konon makam yang ada di Pamijahan ini adalah makam seorang Syekh yang dahulu kala menyebarkan agama islam di daerah Tasikmalaya. Syekh Abdul Muhyinamanya. Ada juga makam makam tokoh tokoh penting yang lain di tempat itu. Juga sebuah goa yang konon katanya memiliki lorong yang bisa tembus sampai ke kota Mekah. Juga batu Kopiah Haji yang sangat kesohor itu. Namun sayang, karena keterbatasan waktu dan banyaknya peziarah, ane tak sempat memasuki goa itu.

Dua hari ane tinggal di kota Tasik, rasanya begitu singkat. Enggan rasanya untuk kembali ke ibukota. Namun apa daya, kewajiban sudah menunggu disana. Mau tak mau ane harus meninggalkan kota yang memiliki seribusatu keindahan ini.

Selamat tinggal Tasik, semoga suatu saat ane bisa kembali berkunjung ke kota priangan dari timur ini.****

Spoiler for :
Diubah oleh indrag057 15-09-2020 09:59
noilsanAvatar border
dewisuzannaAvatar border
hernawan911Avatar border
hernawan911 dan 19 lainnya memberi reputasi
18
3.9K
116
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan