BEKASI - Presiden Joko Widodo sudah melarang semua masyarakat untuk mudik. Polisi pun sudah menyisir beberapa cekpoin dan meminta ribuan kendaraan yang hendak mudik untuk putar balik.

Namun, di tengah larangan itu, ada yang tetap ngotot ingin pulang ke kampung halaman. Ada pula yang pasrah bertahan di rantau karena larangan mudik oleh pemerintah karena pademi virus corona atau Covid-19.

Seperti yang dialami Ranu (34). Meski ada imbauan agar tak mudik, nyatanya dirinya lolos dari "jeratan" dari larangan mudik seperti yang disampaikan pemerintah.

"Gimana lagi, mau makan apa saya disana (di perantauan Kabupaten Bekasi), saya pulang naik travel malam," kata dia ketika berbincang dengan Okezone, Senin (27/4/2020).

Dirinya mengatakan, penjagaan di setiap perbatasan tidak begitu ketat, sehingga dia lolos dari pemeriksaan. Terlebih, perjalanan yang di tempuh ke wilayah Cirebon dilakukan pada malam hari.

"Malam, sepi gak ada penjagaan atau pegawasan kaya di siang hari. Jadi bisa pulang," jelasnya.

Meski dia berhasil lolos, dia mengaku ketika tiba di kampung halaman tidak langsung bersosialisasi dengan tetangga. Dia memilih untuk melalukan karantina secara pribadi.

"Alhamdulilah gak sakit, tapi ya saya harus waspada, takutnya kan. Mending saya memilih karantina pribadi," jelasnya.

Dia mengaku mengetahui adanya larangan mudik bagi wilayah zona merah Covid-19 seperti Kota Bekasi, namun tak ada pilihan lain. Pasalnya, ada kebutuhan ekonomi yang harus dipenuhi selama di perantauan.

Pelarangan ini untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 di Indonesia yang semakin hari terus bertambah. Masyarakat diimbau untuk mematuhinya, demi kepentingan yang lebih besar, yakni keselamatan dan kesehatan orang yang lebih luas. Dimana, hanya kendaraan yang membawa kebutuhan barang pokok, alat medis dan barang saja yang diperbolehkan lewat.


inilah warga +62 disiplinnya masih ga jelas