RifanNazhifAvatar border
TS
RifanNazhif
[COC-Ramadan] Kumpulan Puisi Rindu Pada Ramadan

sumber ilustrasi

Larut Rindu Semakin Menyatu


tersesat dalam kabut wabah
ribuan orang kehilangan rindu
tanah subur, kecipak ikan
tak ada buah kepulangan, anyir sungai
pada rindu berkepusu
di rusuk ingin melihat nyiur melambai
dahaga membadai

duhai, lapar-dahaga bisa terpuaskan
ketika tiba meja ditimbun juadah
tangan-tangan menadah
belum pernah tersesat dalam selera
perempuan-perempuan mengirim candu rindu
cita rasa

duhai, kangen tak bisa dikurangkan
ketika petualang jalan mengular di sela keringat
klakson menyalak adalah tarikh kepuasan
tapi semua hanya mimpi
menghitung detak jam mengurung ingin
hati terpilin dingin

saatnya belajar menggarami rasa
meski laut tak lagi bersandar di pantai
saatnya rindu adalah syair
biarkan semua kangen lepas dalam aksara
ribuan penyair tumbuh, ode kampung melambung

setiap kata adalah tuas semangat
besok kami pulang setelah luka lekang
rindu tak terhalang, terpuas tak kurang
pada sebuah perjuangan memahami rasa
merawat rindu yang tetap akan pergi ke hulu

Plg, 2804'20


Pagi Itu

pagi itu dulu
gempita dunia dalam tasbih
suka ria mengapung angkasa
menara ditinggikan
masjid dipenuhkan
siar memenuh langit
kami berlabuh pada bulan-Mu yang suci
setelah lelah berlayar
di dunia yang terkadang punah iba pada jiwa
sebelas bulan yang ganjil

pagi ini ada yang beda
dunia terkurung dalam coba
ke mana gema melabuh
jejalan tasbih penuhi kabut mega
kehilangan masjid-masjid
hilang ceria di pintu ketika mengunci
pertarungan membunuh waktu bebas
saat menyendiri pada kata alpa
membiarkan dunia berbenah luka
aku tersesat wajah-wajah duka

tetap merawat rindu pada jiwa
segala hal yang dibenci pasti ada kebaikan
mengulur sulur doa dari pintu tertutup
masih ada jendela melihat dunia

alangkah indah bunga-bunga,
dunia seakan bersemi dalam pot sempit
jiwa dipupuk pada sunyi ketika tetap ramai
bersama Dia
risau pada ramai yang terkadang sunyi berdua
bersama Dia

berjuang untuk tersenyum sementara gairah itu diteduhkan di luar sana
gairah di dada tetap bersemi
harap itu duka berlalu
rindu semakin tumbuh bersimpuh di kaki ibu juga ayah
saat gaung itu menggema; semakin dewasa kau, nak.

Plg, 2002'20


Hawa Ramadan

masih kuingat fajar jingga
kita kembali melakukannya
sulur waktu dirindu
taburan bunga dan daun pandan
wangi jeruk purut
ditebus pada lubuk jiwa

ya sekali waktu membersihkan daki dunis
melarung harap kabarkan surau pada teplok
besok kita puasa
melebur ingin dalam doa-doa
betapa gairah tumbuh
merawat rindu pada dahaga
lapar bergolak
adalah keindahan
sekali setahun
membasuh luka atas dunia
titipkan pesan jeda waktu
betapa bahagia menikmati ibadah seakan embun

ya Allah
rindu mengetuk pintu
menghadap-Mu adalah kebahagiaan hamba
tanpa ragu menyebut alif, ba ta, sa
rindu salam langit pada syair hujan menumbuhkan
pada iman ketika bermula sapa

Plg, 2004'20


Pelepah Waktu

terasa sekali kita tak bersuara
pelepah waktu merapat
sepi menghitung sesak
jenuh menunggu kesendirian
kapan akan berakhir

ketika dulu kita menapaki Shubuh
betapa uap suara di jemput
apiknya merajut semangat,
kita tak mungkin melupa

menikmati senja jatuh
memapah lesu di pinggir
selera penuh

aku rindu
jutaan kerlip di angkasa berlabuh.
betapa Ramadan kali ini seutas gigil

aku haus keakraban
tapi kita sudah berjanji untuk berpisah
demi kebaikan

lupakah kita hidup adalah coba
bukanlah gegap gempita
ketika kesunyian tidak sendiri
bersama melafalkan makna kesucian
di Ramadhan ini, oh, aku rindu.


Diubah oleh RifanNazhif 28-04-2020 06:36
rizalpopeyeAvatar border
swiitdebbyAvatar border
darmawati040Avatar border
darmawati040 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
544
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan