Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

RifanNazhifAvatar border
TS
RifanNazhif
Saat Merpati Ingkar Janji


sumber ilustrasi


Angin sejuk pagi membangunkanku. Betapa indahnya dunia. Halaman depan rumah berubah rangkaian bunga bertabur rama-rama dan capung aneka warna.

Sejak di bawah pohon akasia, gadis remaja berambut ekor kuda, dengan lesung pipi penambah aura kecantikan itu mengangguk kecil, awal pagi menjadi hal yang membahagiakan. Aku ingat dia menatapku dengan mata bintang kejora. Dia melipat-lipat ujung baju. Mempermainkan anak rambut.

“Kau serius menerima cintaku, Asih?”

Dia tak menjawab, berlari seperti kuda liar di padang savana. Dia mengigit ujung kuku, melirik malu sebentar, dan berbaur dengan remaja putih abu-abu.”

Aku pun tak pernah bertanya tentang cinta setelah dia mengangguk menerima cintaku. Bukankah cinta tak mesti diucapkan? Aku mengukir di batang akasia, lambang cinta yang ditembus panah asmara, juga sepasang nama; Ivan dan Asih.

Sebaris kalimat; sepasang merpati yang tak pernah ingkar janji. Aku pernah membacanya entah di judul novel siapa. Tapi kalimat itu semacam doa. Semoga harapan kami, maksudnya, harapanku terkabul.

Kau tahu sejak saat itu kami bagaikan tak terpisahkan? Berdua membahas tentang pelajaran di bangku taman sekolah. Berdua menikmati bakso di kantin. Pulang jalan kaki, sementara teman lain menumpang angkutan desa. Ah, pokoknya kami menjadi pasangan tak terpisahkan, sepasang merpati impian. Bahkan ketika ada acara di lapangan kampung, meski itu hanya acara kasidahan, kami hadir berdua seakan menyulut iri.

Ah, aku bangga. Sangat bangga. Asih adalah merpati jinak ketika bersamaku, tapi dia menjelma liar ketika remaja lelaki lain mencoba menggoda.
Di benakku terkadang ada loncatan masa depan yang terlalu jauh; akankah kami kelak tak hanya menjadi sepasang kekasih, tapi berhasil melangkah ke jenjang pernikahan? Ah, aku tersipu malu, geli dengan pikiran nakal itu.

Hingga sepuluh bulan setelah kami menjadi bahan gosip di antara siswa putih abu-abu, Atep menemuiku di rumah. Dia menyerahkan sehelai surat kepadaku, surat dari Asih. Aku tertawa geli, masa’ harus sampai surat-suratan segala. Apakah Asih terlalu kangen kepadaku? Aku semakin lepas tertawa ketika menemukan kalimat di suratny; temui aku di tempat biasa. Hai, untuk apa? Aku tak sabar ingin tahu apa yang dia inginkan. Aku bergegas mandi, dan tepat jam lima sore sudah meluncur ke tempat kami akan bertemu.

Aku sangat terkejut ketika Asih sudah menunggu di sebuah dangau. Dia bergegas menyambutku. Matanya merah, lalu air mata pun berderai. Ada apa ini?

“Ada apa, Asih? Kok kamu menangis?”

“Aku telah mengingkari janji sepasang merpati,” ucapnya lirih. Lalu dia menceritakan tentang seorang lelaki yang datang bersama kedua orangtuanya, yang bertujuan melamar.

“Kau pasti menolak kan, Asih? Ingat janji kita. Lagi pula kau kan masih sekolah.”

Dia menggeleng. Artinya dia menerima lamaran si lelaki. Hatiku hancur luluh. Semangatku rapuh. Air mataku terbit. Ternyata Asih tega mengingkari janji.

“Aku tak bisa menolak, Van. Sebab dulu mendiang ayah sudah pernah berjanji akan menyerahkan aku kepada mereka.”

“Kan bisa tetap ditolak. Masa’ mereka tak menghiraukan perasaanmu.” Aku menggerutu.

“Janji mendiang ayah harus aku jalani agar dia tenang di alam sana.” Dia berlari menjauhiku.

Aku pun pindah sekolah ke kota besar. Aku tak ingin hati ini semakin hancur tatkala melihat Asih bersanding dengan lelaki yang dijanjikan. Sejak saat itu hatiku tertutup untuk setiap perempuan.

Tapi ketika usia semakin menua, aku akhirnya terpaksa menikah dengan seorang perempuan yang tidak aku cintai, tapi tetap belajar mencintainya. Aku berharap semoga Asih bahagia dengan lelaki yang dijanjikan itu.
-----



Diubah oleh RifanNazhif 26-04-2020 07:10
0
463
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan