Lagi, lagi dan lagi. Dunia olahraga indonesia kembali bergejolak. Bukan karena prestasi yang dieluh eluhkan, namun bentrok dan ricuh supporter indonesia dengan supporter Malaysia. Tidak sampai disitu, PB Djarum yang sudah puluhan tahun berkecimpung dalam dunia pembinaan atlet bulutangkis, terjegal dengan teguran yang berasal dari sebuah lembaga yang menuding adanya tindakan eksploitasi anak-anak. 
Indonesia mempunyai begitu banyak cabang olahraga. Mulai dari bulutangkis, sepak bola, basket, bela diri dan berbagai jenis olahraga lainnya. Ane bakal bahas Sepak Bolakali ini. Dalam hal sumber daya manusia, menurut ane ga kurang-kurang dah indonesia. Bagaimana tidak, dari jumlah penduduk 200jt lebih, masa iya ga ada yang bisa di encourage menjadi atlet profesional yang mampu berkompetisi di kancah dunia? 

Masalah yang menjadi penghalang berkembangnya sepak bola indonesia sebenarnya hanyalah masalah yang klise, Alias masalah yang itu-itu saja. 
Padahal, kalo emang didasari dengan konsep dan eksekusi yang matang, bukan tidak mungkin masalah- masalah itu bisa dibenahi dan diperbaiki secara perlahan. Pada akhirnya bukan tidak mungkin Indonesia bisa merajai Asia atau bahkan impian yang terlalu muluk-muluk ikutan piala dunia. Nah, tidak ada salahnya jika Indonesia "meniru" apa yang diterapkan oleh negara yang terbukti sukses memajukan sepak bola negara mereka. 
Salah satunya adalah Belanda, sebenarnya banyak negara-negara lain yang bisa dijadikan contoh atau teladan. Tapi menurut ane belanda adalah yang tersukses bahkan mampu mencetak pemain kelas dunia yang berkiprah di ranah Liga Champions Eropa atau bahkan membawa Indonesia di kancah Piala Dunia 

Emang apa sih yang harus dilakukan ? 

Yang pertama, Federasi yang sehatserta proper dan fokus terhadap bidangnya 

Faktor ini menurut ane membawa dampak yang luar biasa besar bagi sebuah perkembangan  olahraga sebuah negara. Bagaimana tidak? ibarat dalam sebuah skripsi atau tugas akhir, fungsi federasi menurut ane adalah latar belakang. Yang mana mengawali dan mendasari semua penelitian ente kedepanya. Kalo ini tidak berjalan dengan baik? Fix semrawut! 

Ya seperti yang kita tahu bahwa PSSI beberapa kali mempunyai ketua yang terjerat kasus korupsi. Sepak bola gajah, pengaturan skor,  entahlah.... 

Yang kedua ada Pembinaan Pemain usia dini. 

Memberikan pelatihan secara teknik serta pengetahuan dasar terkait peraturan sepak bola menjadikan pondasi berkembangnya seorang pemain. Jika dari usia dini sudah memiliki dasar-dasar teknik yang bagus, seiring berjalanya usia yang bisa pengembangan yang bisa didapat tentunya lebih mudah. Hal ini tentunya tidak lepas dari pemerintah yang mendasari pembinaan ini dengan pelatihan dan fasilitas yang memadai. Meski Di negara kita ini udah banyaksekolah sepak bola atau organisasi pembinaan sejenis, lebih baik lagi jika di eksekusinya dibarengi dengan fasilitas dan pelatihan yang layak

Yang ketiga, kompetisi liga yang sehat. 

Bicara tentang pemain, tentu saja liga adalah tempat mereka membuktikan kapasitas mereka dalam bermain sepak bola. Jika Liga lokalnya saja tidak berjalan dengan layak, bukan tidak mungkin hal tersebut bakal membunuhpotensi pemain-pemain muda. Karena seharusnya, liga didasari kompetisi yang fair, membangun, serta sportif. Yang paling penting bukan mendasari tim sebagai lumbung uang, kalo udah gini bakal rentan bgt kena pengaturan skor dsb.

Lagi-lagi menurut ane faktor ini seharusnya termasuk dalam concern pemerintah. 

Naturalisasi sama sekali bukan solusi.

Naturalisasi atau pewarganegaraan adalah proses perubahan status dari penduduk asing menjadi warga negara suatu negara. Proses ini harus terlebih dahulu memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan dalam peraturan kewarganegaraan negara yang bersangkutan. 

Menurut ane, Naturalisasi hanya berdampak jangka pendek dan sangat sebentar. Ya nggak ada salahnya, tapi dampak yang diberikan bukan sebagai dampak yang bisa bertahan lama. Gimana enggak? Naturalisasi hanya perseorangan, belum lagi kalo yang masuk tidak lagi dalam usia produktif dalam bermain, ya dampaknya pun kadang gada rasanya. 

Yang keempat, Regulasi untuk supporter. 

Ya memang terdengar konyoldan aneh. Tapi jika melihat kondisi supporter lokal indonesia saat ini, bukankah hal ini diperlukan? Regulasi atau aturan yang mengatur serta mencegah supporter melakukan hal-hal konyol seperti konfrontasi, provokasi, ricuh atau bahkan merusak fasilitas serta membunuh supporter lain. Bukan ga mungkin hal ini bakal menghambat perkembangan sepak bola dalam sebuah negara
 

Yang terakhir, fasilitasi pemain untuk mendukung bermain diluar negeri. 

Alternatif yang cukup menjanjikan, jika kondiisi liga lokal yang tidak mendukung.
Fasilitas apa yang dimaksud? 
Kemampuan berbahasa dan penyalur(agen) tentu saja bisa menjadi penentu dimana pemain itu berlabuh. Indonesia bisa saja membentuk audisi untuk pembinaan pemain, yang bermuara pada kesempatan bermain di liga luar negeri.
Bermain di liga luar negeri tentu saja bakal memberikan experienceserta pembentukan ability pemain yang berbeda dari liga lokal. Belum lagi secara salary, jika bicara liga jepang, cina, atau bahkan eropa tentu saja perbandinganya cukup signifikan. Tidak perlu muluk-muluk bicara tentang klub besar sekaliber Real madrid atau chelsea, langkah yang bisa dicontoh bagi pemain lain adalah Egi MV. Sejak tahun lalu bergabung dengan Lechia, tentu saja bakalan memberikan banyak experience yang berdampak terhadap si pemain. Tapi, hal ini kembali ke si pemain ya. Gimana si pemain punya keinginan untuk berkembang atau tidak. 

Dari keempat faktor yang ane sebutkan diatas, tentu saja membutuhkan Waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit. Tapi lihatlah negara lain yang memang sudah memulai ini sejak belasan bahkan puluhan tahun lalu. Karena nggak ada yang instan gan, Mi instan aja kudu ngerebus aer dulu