Halo Gansis! Kali ini ane mau review singkat tentang salah satu novel favorit ane.. langsung aja ya..
Quote:
Judul : Cantik Itu Luka
Penulis : Eka Kurniawan
Penerbit :PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta(Diterbitkan pertama kali oleh AKYPress dan Penerbit Jendela, Desember 2002)
ISBN : 978-602-03-1258-3
Tebal : 478 Halaman
Quote:
Singkatnya, Dewi Ayu, seorang wanita keturunan Belanda yang terpaksa menjadi pramuria sejak zaman kolonial. Ia dengan segala kecantikannya, kemolekannya, juga kegilaannya menjadi pramuria yang paling disegani di kotanya. Hingga akhirnya Dewi Ayu hamil dan memiliki tiga putri yang tak kalah cantiknya dengan iia. Suatu waktu Dewi Ayu hamil anaknya yang keempat. Merasa muak dengan kehamilannya, ia berdoa agar ia melahirkan anak yang buruk rupa dan nampaknya Tuhan mengabulkan doanya. Anak keempatnya lahir dengan wajah yang amat sangat buruk rupa dan diberi nama Si Cantik.
Untuk membaca buku ini diperlukan pemahaman yang agak mendalam karena bukan hanya saja berbicara tentang kehidupan Dewi Ayu dari sebelum hingga menjadi seorang pramuria, namun juga berbicara tentang berbagai gaya pemikiran yang dituangkan ke dalam berbagai kisah dari berbagai tokoh lainnya. Surealis-Filsafat-Sejarah-Magis. Semuanya dicampur aduk secara apik. Latarnya dibuat sedemikian rupa, dari zaman kerajaan di Indonesia, lalu saat Belanda dan Jepang mulai masuk menguasai Indonesia, masa-masa kemerdekaan hingga ke peristiwa yang dikenal dengan G30S PKI.
Gaya bahasa dalam novel ini memang agak vulgar, kasar dan ngawur. Bagi sebagian orang awam yang tak terbiasa membacanya mungkin akan mengatakan bahwa ini hanyalah novel murahan yang sama sekali tak layak untuk dibaca. Namun bagi saya sendiri yang gemar membaca fiksi yang bukan sekedar romansa cinta belaka, tentu saja novel ini akan sangat menyenangkan untuk dibaca. Imajinasi saya bergerak liar, lalu menimbulkan banyak pertanyaan dalam pikiran, hingga akhirnya hanya bisa berdecak kagum atas kepiawaian Eka dalam membuat sebuah cerita. Pada akhirnya, novel ini merupakan novel fiksi yang terasa nyata. Padahal ya, memang fiksi adanya!
Novel ini telah diterjemahkan ke berbagai bahasa, di antaranya bahasa Jepang, Malaysia dan Inggris. Juga telah memenangkan berbagai macam penghargaan pada berbagai ajang sastra Internasional.