(Xenology) Hollow Earth dan Misteri Kehidupan di Perut Bumi
TS
mosquit0
(Xenology) Hollow Earth dan Misteri Kehidupan di Perut Bumi
Quote:
siang,
bumi, mother earth - satu satunya rumah umat manusia - adalah sebuah tempat yang luar biasa .. indah dan penuh misteri.
singkatnya, thread Xenology ini mencoba sekilas menghadirkan misteri tersebut, semoga dapat jadi bacaan yang menghibur, makasih.
Ditemukan air tertua di dalam kerak bumi
Air tertua di dunia, yang tersimpan di dalam kerak bumi, memiliki volume yang jauh lebih besar dari perkiraan awal, demikian laporan para ilmuwan.
Cairan tersebut, beberapa di antaranya berusia miliaran tahun, ditemukan beberapa kilometer di bawah tanah.
Para peneliti memperkirakan ada sekitar 11 juta kilometer kubik air yang tersimpan di dalam kerak bumi -lebih banyak dari seluruh air sungai, rawa, dan danau apabila disatukan.
Hasil penelitian ini dipresentasikan dalam pertemuan American Geophysical Union dan diterbitkan dalam Jurnal Nature.
Tim peneliti menemukan bahwa cairan telah bereaksi dengan bebatuan yang kemudian menghasilkan hidrogen: sumber makanan potensial.
Mendukung kehidupan
Menurut Prof Barbara Sherwood Lollar, dari University of Toronto, Kanada, penelitian tentang bebatuan selama ini terkadang diabaikan, padahal mampu memberitahu tentang sebuah proses di masa lalu.
Batu, lanjutnya, merupakan benda kuno yang didalamnya terkandung cairan dan menjadi sejarah awal keberadaan bumi.
"Tapi secara bersamaan, mereka juga memberikan informasi tentang proses kimia yang bisa mendukung kehidupan."
Itulah sebabnya, tambahnya, para peneliti menyebutnya sebagai 'raksasa tidur'. "Kerak bumi membentuk benua berisi bebatuan tertua di planet kita."
Sebelumnya, para ilmuwan telah melakukan di lapisan kerak bumi -melalui sumur bor dan tambang- dan mereka menemukan air yang hampir sama kunonya.
Air tertua -ditemukan 2.4km di sebuah tambang di Kanada- yang diperkirakan berusia antara satu miliar dan 2,5 miliar tahun.
Apa yang ada didalam perut bumi yang kita tinggali masih menjadi teka teki sampai saat ini. Sampai saat ini kita belum juga bisa melakukan eksplorasi kedalam perut planet kita. Bahkan sampai hari ini, Kita lebih banyak mempunyai pengetahuan tentang keadaan batuan di Mars, atau keadaan cincin dari planet Saturnus dari pada pengetahuan tentang planet kita sendiri. Kecuali gambaran yang pernah diberikan oleh sebuah Film fiksi ilmiah yang menceritakan ketika Julius Verne menulis tentang perjalanannya menembus sampai kedalam perut bumi. Dia membayangkan sebuah tempat didalam perut bumi kita yang dipenuhi oleh lautan kristal bercahaya dan laut yang bergejolak lengkap dengan hewan dan tumbuhan pra sejarah yang hidup di dalammya.
Pada abad-abad yang lalu para ilmuwan bahkan belum tahu bahwa bumi kita sebenarnya memiliki inti. Sampai muncul pemikiran untuk masuk dan melihat langsung ke dalam perut bumi kita. Secara teori, melakukan perjalanan kedalam inti bumi adalah suatu hal yang mustahil untuk dilaksanakan, karena besarnya tekanan dan suhu didalam perut bumi kita. Bahkan dengan melakukan pengeboran, kita hanya berhasil menembus sampai di kedalaman 12 Km seperti yang pernah dilakukan di Rusia, tentunya ini masih sangat jauh untuk sampai kedalam perut bumi kita. Tetapi berkat kemajuan instrumen pengukuran dan pengamatan saat ini, telah membuka cara baru untuk “menengok” interior dalam dari perut planet ini.
Adalah pemanfaatan gelombang gempa yang menjadi salah satu cara digunakan oleh ilmuwan saat ini. Dengan pemanfaatan gelombang itu, kita mendapatkan sedikit pemahaman tentang struktur dalam planet kita. Setidaknya dengan cara ini, ilmuwan membagi bumi kita kedalam 3 struktur utama yaitu; Inti Bumi, Mantel bumi, dan Kerak Bumi.
Inti Bumi
Berdasarkan study tentang gelombang gempa, inti bumi kita memiliki struktur yang sangat padat. Diperkirakan inti bumi memiliki kepadatan sekitar 5.515 Kg setiap area 1 m kubik. Material penyusun inti ini diperkirakan terdiri dari material besi yang tercampur dengan material Nikel ditambang dengan unsur metal ringan lainnya. Bahkan ada sebagian ilmuwan yang berspekulasi bahwa inti terdiri dari campuran material emas dan platinum yang memang juga memiliki kepadatan yang sangat besar.
Fakta selanjutnya tentang inti bumi kita adalah bahwa inti ini juga melakukan rotasi tersendiri selain mengikuti rotasi dengan bumi secara keseluruhan. Bukti terbaru menunjukkan bahwa inti dalam melakukan rotasi sedikit lebih cepat dari pada rotasi permukaan bumi. Setidaknya inilah yang diungkapkan oleh teori dinamo yang mengatakan perputaran inti inilah yang bertanggung jawab terhadap timbulnya medan magnet bumi.
Spoiler for struktur bumi:
Mantel (selubung) Bumi
Mantel bumi mengambil bertanggung jawab menyusun struktur bumi dengan material kesulurahan seluas 2890 Km. Material penyusun Mantel berbentuk silikat yang kaya akan zat besi dan magnesium. Meskipun mantel ini cukup padat dan memiliki suhu tinggi, tetapi mantel ini cukup cair sehingga kerak bumi dapat dengan bebas mengapung diatasnya.
Kerak Bumi
Hanya pada bagian ini ilmuwan mendapatkan sedikit lebih banyak pengetahuan tentang bumi. Kerak bumi terbagi menjadi dua bagian, kerak pada bagian tipis disebut dengan kerak samudra memiliki ketebalan sekitar 5-10 km yang terdapat pada cekungan laut, dan bagian kerak yang lebih tebal disebut dengan kerak benua yang memiliki ketebalan sekitar 70 Km. Material-material yang terdapat pada kerak bumi terdiri dari natrium, silikat, kalium, aluminium, dan granit. Batuan sekarang yang terdapat pada kerak bumi diperkirakan terbentuk sekitar 4,4 milyar tahun yang lalu.
Samudera "Terkurung" di Selubung Bumi
Bumi ternyata memiliki "penampungan air" dalam lapisan mantelnya.
Analisis gelombang seismik mengungkap adanya "lautan" pada kedalaman 643 kilometer dari permukaan Bumi.
Jangan berpikir lautan tersebut sama seperti samudra di permukaan Bumi sebab air jauh di bawah permukaan Bumi itu tidak dalam bentuk cair, tetapi berikatan dengan mineral.
Temuan ini memicu dugaan bahwa proses yang terjadi pada bagian tas mantel Bumi dan yang terkait dengan aktivitas kegunungapian juga terjadi di bagian dalam.
"Ini adalah gambaran baru struktur dari bagian Bumi tersebut," kata Brandon Schmandt, pakar geofisika dari University of Mexico yang terlibat penelitian, seperti dikutip New York Times, Senin (16/6).
Hasil riset ini juga menguatkan dugaan bahwa air yang terdapat di permukaan Bumi berasal dari dalam, bukan datang dari komet di luar angkasa yang jatuh ke Bumi.
Semula, air berikatan dengan mineral di dalam Bumi pada kedalaman 2.896 kilometer antara inti dan kerak. Air lalu perlahan kehilangan gas dan akhirnya mencapai permukaan.
Untuk mengungkap adanya air di kedalaman Bumi, Schmandt dan rekannya mempelajari wilayah mantel Bumi yang disebut zona transisi, pada kedalaman 482 - 708 kilometer.
Sebelumnya, Steven D Jacobsen, ahli mineral di Northwestern University, menyintesis mineral dengan meniru kondisi tekanan seperti di kedalaman Bumi.
Selama bertahun-tahun bereksperimen, ia akhirnya berhasil membuat mineral ringwoodite yang khas berada di kedalaman Bumi.
Mineral itu terbentuk bersama air. Logikanya, bila di kedalaman Bumi ada mineral tersebut, maka ada pula air. Akan tetapi, itu masih dugaan, perlu dibuktikan.
Schmandt menganalisis data seismik yang diambil oleh USArray, di mana 400 seismometer ditempatkan di Amerika Serikat untuk memetakan mantel Bumi.
Analisis menunjukkan adanya tanda pelelehan pada zona transisi, area di mana konveksi menyebabkan mantel bergerak ke bawah.
Pelelehan mantel terjadi di dekat permukaan, menyebabkan adanya magma yang bertanggung jawab pada adanya hot spot vulkanik.
Proses pelelehan disebut dehidrasi. Seiring mantel bergerak ke bawah, tekanan meningkat, dan mineral melepaskan molekul air.
Proses ini, seperti dalam hasil riset yang dipublikasikan di jurnal Science, diyakini menjadi tanda adanya air di kedalaman Bumi.
Ilmuwan seperti Schmandt dan Jacobsen mengatakan bahwa dengan temuan ini, maka siklus air di Bumi benar-benar terkuak. Mereka juga mendapat petunjuk asal-usul air.
Namun, ada pula penulis sains seperti Brian Thomas dari Institute for Creation Research yang berpandangan berbeda. Ia mengatakan, temuan ini memperkuat kisah Alkitab tentang air bah Nabi Nuh.
Dalam kitab Kejadian di Perjanjian Lama dikisahkan bahwa pada peristiwa air bah Nabi Nuh, mata air dari kedalaman Bumi pecah sehingga airnya "tumpah" ke permukaan.
"Tentu mungkin bahwa air yang ditemukan di bawah kerak Bumi ini merupakan jejak air dari dalam yang memancar dan memicu air bah Nabi Nuh seperti dalam Kejadian 7:11," katanya.
Dikutip Christian Science Monitor, Selasa (17/6), Thomas mengatakan, "Saya tak ingin mengatakan temuan ini verifikasi signifikan dari banjir dalam Kejadian karena beberapa mungkin punya penjelasan lain. Namun, ini sesuai dengan naskah Alkitab secara umum tentang air di kedalaman Bumi."
Legenda menyebutkan ada kehidupan di bawah tanah, dan pintu masuknya terletak di kutub utara. Legenda itu muncul sejak zaman Plato yang berkeyakinan, bahwa di dalam bumi penuh dengan terowongan dan lubang. Apakah legenda itu benar?
Pemikiran adanya lubang di perut bumi sangat popular di antara penulis “science fiction”. Bahkan beberapa penulis menunjukkan perhitungan estimasinya serta eksperimen untuk membuktikan planet bumi, memiliki lubang di dalamnya. Lalu apakah “science fiction” itu benar?
Doktor Ilmu Geologi dan mineral dari Russian Academy of Natural Sciences, Mark Sadikov mengatakan, manusia tidak akan bisa masuk ke dalam perut bumi, karena tidak ada lubang di kutub utara. Wilayah di utara merupakan zona laut dalam, dan terdapat palung di beberapa bagiannya.
Pejabat riset di Arctic and Antarctic Research Institute, Maria Gavrilo juga mengatakan, tidak pernah mendapatkan lubang di wilayah utara saat melakukan riset di wilayah tersebut. Bahkan, wilayah kutub utara sendiri merupakan lautan yang tertutup es secara penuh.
Di abad 21, kemungkinan adanya lubang itu diteliti kembali. Pakar pendukung teori lubang bumi menyebutkan medan magnet yang berbeda-beda sebagai indikasi. Mereka juga merujuk pada sinar aurora yang merupakan gas yang muncul di kutub.
Pendukung teori itu menyebut, kompas selalu bertingkah aneh saat mendekati kutub. Banyak peneliti juga menyebutkan angin hangat sering berhembus dari kutub utara yang kemungkinan berasal dari lubang besar yang ada di sana.
Maria Gavrilo membantah teori medan magnet. Ia menyebut medan magnet di kutub utara dan selatan terus bergerak meluas. Penelitian di dua kutub itu menunjukkan keduanya tidak stabil dan berpindah secara aktif.
Sementara munculnya aurora polaris merupakan fenomena unik yang dihasilkan oleh atom di bagian atas atmosfer. Aurora itu berbetuk zona oval di atas kutub.
Astronot dari ruang angkasa bisa mengamati bumi berpendar seperti halo di bulan. Namun, dari bumi cahaya itu hanya bisa dilihat di kutub. Aurora polaris bisa sangat besar diakibatkan oleh pengaruh interferensi sinyal radio.
Peneliti mengatakan, merupakan sesuatu yang normal kompas menjadi tidak terkendali saat mendekati kutub. Hal itu, karena medan magnet bumi sangat kuat di dekat kutub dan penunjukkan kompas yang tak karuan adalah usaha untuk menunjuk ke suatu arah tertentu.
Mayoritas ide lubang di dalam bumi lebih banyak berdasarkan asumsi dan bukan data ilmiah. Menurut penelitian, lubang yang mungkin ada hanya gua karst. Kehidupan di dalam bumi juga tidak mungkin, karena tidak cukup ruangan di bawah permukaan bumi.
Kedua tekanan dan suhu naik drastis di kedalaman tertentu. Saat tambang dibuat lebih dalam dari satu kilometer di Afrika, tempat itu harus dilengkapi pengatur suhu karena ruangan menjadi sangat panas.
Pendukung lubang di dalam bumi menyatakan, seharusnya planet memiliki bobot lebih besar jika tidak ada lubang. Tapi Maria Gavrilo mengatakan, saat menghitung berat bumi harus berdasarkan massa yang bukan diam tapi bergerak. Jika kenyataan itu diabaikan, maka penghitungan oleh peneliti akan mendapatkan hasil yang salah.
Teori planet bumi berlubang ini akan terus menjadi misteri. Karena hingga kini, lapisan bumi yang disebut lithosphere masih misteri, dan tidak ada orang yang tahu apa yang ada di dalam lapisan yang lebih dalam dari lapisan itu.