5 Januari 2024 14:15 WIB

Polisi menetapkan bartender Cruz Lounge Bar Hotel Vasa sebagai tersangka kasus kematian 3 pemain band usai pesta miras pada Jumat (22/12).

Bartender tersebut bernama Arnold Zadrach Sitaniya (27 tahun) warga Kelurahan Kedurus, Kecamatan Karangpilang, Surabaya.

"Setelah melalui mekanisme juga melalui gelar perkara, maka terhadap saudara AZS ditetapkan tersangka," ujar Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Pasma Royce dalam jumpa pers di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (5/1).

Pasma menyampaikan, kejadian ini berawal saat band Ogie and Friends yang beranggotakan 9 orang ini tampil di Cruz Lounge Bar, Hotel Vasa pada Jumat (22/12) sekitar pukul 20.00 WIB.

Dalam penampilan tersebut, mereka sambil mengkonsumsi minuman cocktails yang disajikan oleh Arnold.

"Ditotal jumlahnya 9 pitcher kecil (minuman cocktails)," ucapnya.

Pasma menjelaskan bahwa pembelian minuman itu secara "under table," bukan melalui proses resmi di kasir kepada dua korban, William Adolf Refly (drummer) dan Indro (pengusaha sound system).

Kemudian, Arnold pun meracik 9 cocktails tersebut yang disajikan ke dalam carafe atau teko berukuran masing-masing 750 ml.

"Komposisi menurut pendalaman yang bahwa karabe yang pertama sampai dengan keempat ini telah mengisi sebanyak 100 ml ethanol yang dicampur dengan bacardi sebanyak 375 ml dan ditambah cranberries jus sebanyak 150-200 ml dicampur es batu," jelasnya.

Setelah carafe keempat habis, Arnold kemudian meracik cocktails di carafe kelima dan keenam. Untuk campuran dua cocktails itu berupa ethanol 100 ml, Skyvodka 375 ml dan ditambah cranberries jus antara 150-200 ml.

"Selanjutnya setelah ini habis dibuat lagi, dalam karabe yang 7-9 ethanol 200 ml, dan ditambah skyvodka 300 ml, ditambah jus cranberries," terangnya.

Pasma menyampaikan, ethanol yang digunakan Arnold untuk meracik cocktails itu dibeli secara online oleh internal dari Cruz Lounge.

"Di mana dari manajemen telah melalui pembelian online shop, shopee ke toko botanica store atas nama pemilik saudara E. Dan barang tersebut dikirimkan ke karyawan bar yang digunakan bartender," ujar dia.

Sementara itu, Kabid Labfor Polda Jatim, Kombes Pol Shodiq Pratomo mengatakan, dari hasil pemeriksaan barang bukti, pihaknya menemukan adanya kandungan alkohol jenis ethanol dan methanol.

"Dari jeriken ini diduga ethanol, ternyata isinya methanol dengan cukup tinggi 24 persen. Sehingga kita duga bahwa korban meninggal karena keracunan methanol," terang Shodiq.

Shodiq menjelaskan, kandungan methanol dalam 9 carafe tersebut totalnya sekitar 900ml.

"Kalau kita hitung ada 9 botol, hampir 900 methanol yang diminum. Memang efeknya, meninggal cirinya adalah kena mata. Korban methanol matanya pasti kabur kemudian efeknya berjalan ketika melalui 24 jam. Efeknya 1-2 hari baru kerasa," jelasnya.

Shodiq mengungkapkan, temuan methanol ini setelah penyidik menemukan adanya pembelian ethanol khusus yang diduga itu merupakan methanol.


"Kecuali minuman botol bermerek awalnya menduga minuman palsu setelah dicek isinya ethanol, setelah disampaikan penyidik ada pembelian ethanol teknis," ungkapnya.

Atas insiden ini, Arnold dijerat dengan Pasal 338 KUHP dan Pasal 204 ayat 1 dan 2 KUHP tentang barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. 


Link Berita

Catatan: methanol = spiritus