Jakarta – Pakar Hukum dan Diplomasi Internasional, Hikmahanto Juwana, berpendapat bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi negara superpower. Ia menyatakan bahwa ada dua kunci penting bagi Indonesia untuk mencapai posisi tersebut.

Hikmahanto mengambil contoh tindakan Presiden Joko Widodo saat pertemuan G20. Saat itu, Presiden Widodo berhasil menyajikan solusi untuk mengatasi konflik antara Rusia dan Ukraina.

“Ketika G20 berlangsung, beliau memiliki strategi-strategi. Meskipun belum berhasil menyelesaikan konflik di Rusia dan Ukraina,” ujarnya dalam diskusi dengan tema ‘Merdeka Itu Menjadikan Indonesia Superpower Baru Dunia’.

Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani ini menilai bahwa dalam kurun waktu 22 tahun ke depan, Indonesia memiliki tantangan besar untuk mencapai posisi sebagai Superpower Baru pada tahun 2045.

Oleh karena itu, ia berharap warisan yang ditinggalkan oleh para pemimpin sebelumnya tidak diabaikan oleh generasi pemimpin berikutnya. Jika hal tersebut terus diabaikan, maka Indonesia tidak akan memiliki kesempatan untuk membangun masa depan yang lebih baik.

“Yang perlu kita lakukan bukan hanya menggeser jarum jam dari kanan ke kiri, tetapi bagaimana kita dapat merangkai batu bata demi batu bata untuk membangun fondasi yang kuat,” katanya.

Hikmahanto juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas birokrasi meskipun terjadi perubahan kekuasaan, karena birokrat memiliki peran sentral dalam pembangunan.

Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), mereka harus menjaga netralitas dan tidak berpihak kepada partai politik atau pemimpin tertentu.

“Jadi, untuk memastikan bahwa tujuan 2045, dalam 22 tahun ke depan, dapat tercapai, menurut saya para birokrat harus dihormati dan tidak diintervensi. Kebiasaan seperti merotasi jabatan eselon 1 ketika saya menjadi politisi harus dihindari, karena merekalah yang memiliki visi,” ujarnya.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, mengungkapkan bahwa pihaknya mendorong istilah ‘Superpower’ Baru untuk menjadi bagian dari bahasa sehari-hari dan cita-cita Indonesia. Hal ini bertujuan agar upaya menuju Indonesia sebagai kekuatan dunia yang mengemban peran kelima segera dapat terwujud.

“Konsep Indonesia Emas, Superpower Baru, Kekuatan Kelima Dunia, haruslah menjadi bagian dari mimpi kita. Haruslah menjadi kata-kata yang sering kita ucapkan, sehingga tanpa ada dalam kata-kata, impian tersebut takkan pernah menjadi kenyataan,” ujar Fahri.

Oleh karena itu, untuk mewujudkan istilah ‘Superpower Baru’ menjadi bagian dari bahasa sehari-hari, merupakan langkah yang sangat penting.

“Kata-kata ini akan menjadi bagian dari tidur kita, akan terwujud dalam mimpi kita. Begitu hal tersebut terakomodasi, maka kenyataan pun akan segera menyusul. Oleh karena itu, istilah Superpower Baru harus terus kita gunakan agar impian tersebut segera terwujud,” tambahnya.

Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 ini menegaskan bahwa untuk mencapai Indonesia Emas 2045 atau menjadi Superpower Baru dunia, diperlukan tiga aspek utama untuk mewujudkannya. Aspek tersebut adalah ledakan naratif, kapasitas kolektif, serta politik dan kepemimpinan. Fahri berpendapat bahwa ledakan naratif diperlukan mengingat Indonesia sedang mengalami krisis naratif. Hal ini mengindikasikan bahwa belum ada kesepakatan mengenai visi masa depan Indonesia.

“Oleh karena itu, kami ingin memberikan sesuatu yang memiliki tenaga, yaitu istilah Superpower Baru, bukan hanya konsep Indonesia Emas. Ini yang perlu dipecahkan, didiskusikan, dan direkonstruksi menjadi pondasi bagi masa depan Indonesia,” tegasnya.

https://beritajatim.com/politik-peme...ra-superpower/

Indonesia akan menjadi negara superpower yang sangat disegani di dunia..

Ini sesuai ramalan jayabaya, bahwa suatu saat nanti, Indonesia akan menjadi pemimpin dunia.