Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
IFV Puma Alami Masalah Teknis, Catatan Buruk Industri Ranpur Jerman di Akhir Tahun
Quote:


Nama Jerman sebagai pembuat kendaraan tempur (ranpur) lapis baja sudah kondang sejak Perang Dunia 2, prestasi itu pun terus dilanjutkan hingga sekarang. Tetapi gan, prestasi itu sedikit tercoreng pada akhir tahun ini setelah ditemukannya beberapa masalah teknis pada sistem elektronik dan kabel pada IFV Puma. Mengutip artikel euro-sd.comada 18 unit IFV Puma yang mogok saat melakukakan latihan pada pertengahan Desember lalu. Komandan Divisi Lapis Baja ke-10 Bundeswehr, Mayor Jenderal Ruprecht von Butler, kemudian melaporkan hal tersebut kepada Kepala Staf Angkatan Darat, Letnan Jenderal Alfons Mais. Laporan diteruskan ke Kementerian Pertahanan, yang kemudian memutuskan untuk menghentikan sementara pembelian IFV Puma.

IFV Puma sebenarnya akan turut ambil bagian dalam latihan VJTF yang digelar oleh anggota NATO pada 1 Januari 2023, karena ditemukan masalah teknis, unit tempur Panzergrenadier (infanteri mekanis) akan kembali memakai IFV Marder dalam latihan tersebut. Kini Puma yang mengalami masalah telah dibawa kembali ke pabrik untuk perbaikan.

Sementara itu, masalah teknis pada IFV Puma merupakan hal yang mengecewakan bagi Angkatan Darat Jerman, padahal sebelumnya mereka memuji Puma sebagai pengganti ideal Marder. Bahkan Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht menyebut masalah pada Puma sebagai kemunduran yang pahit. Sekilas tentang IFV Puma, ranpur ini diproduksi oleh Projekt System Management GmbH, perusahaan yang dibuat oleh Krauss-Maffei Wegmann dan Rheinmetall Landsystems, dua nama kondang dalam industri ranpur lapis baja Jerman.

Puma dikategorikan sebagai kendaraan tempur infantri (Infantry Fighting Vehicle), kendaraan ini diawaki 3 orang dan bisa membawa 6 personel bersenjata lengkap. Untuk bobotnya sekitar 31 sampai 45 ton, tergantung konfigurasi dan level armor yang dipakai. Puma memiliki panjang 7.4 m; lebar 3.7 m; serta tinggi 3.1 m.

Quote:


Senjata utama Puma adalah kanon MK30-2/ABM kaliber 30 mm dan senapan mesin MG5 kaliber 7,62 mm. Sementara untuk senjata opsional, kubah (turret) Puma bisa dipasangi rudal anti tank Spike LR dan 6 peluncur granat kaliber 76 mm. Puma dibekali mesin diesel MTU V10 892 dengan tenaga maksimal 800 kW, bisa digeber hingga kecepatan maksimum 70 km per jam serta jarak jelajah 600 km.

Saat ini, baru Jerman yang mengoperasikan Puma. Sebelumnya ranpur ini sempat ditawarkan ke Australia, Ceko, Kanada, Hungaria dan Amerika Serikat. Tetapi masih gagal untuk terjual. Puma bertugas sejak April 2015, total ada 350 unit yang telah dikirim. Pada Maret 2022, Jerman berencana menambah pesanan sebanyak 229 unit; tetapi akibat ada 18 Unit yang bermasalah pesanan itu kini dibatalkan.


-----------------




Referensi Tulisan:
Sumber Foto & Ilustrasi:
anjaultras
mynameisant
geopoliticsgeek
geopoliticsgeek dan 8 lainnya memberi reputasi
9
2.5K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
gonugraha76Avatar border
gonugraha76
#7
Efek dari masalah kelistrikan yang mengakibatkan terbakarnya jaringan kabel di kompartemen driver dan ketidakstabilan sistem termasuk di area turret mengakibatkan total 18 unit IFV Puma S1 milik German - Bundeswehr tidak dapat menyelesaikan latihan di Bundeswehr Firing Centre di Bergen sebagai bagian dari persiapan Bundeswehr mengikuti NATO Very High Readiness Joint Task Force / NATO VHRJTF 2023 yang akan dilaksanakan bulan Januari 2023 adalah :

1. German MoD menghentikan dan menarik kembali 42 unit IFV Puma S1 yang akan digunakan dalam NATO VHRJTF 2023.
2. German MoD memutuskan akan mengganti IFV Puma S1 di ajang NATO VHRJTF 2023 dengan IFV Marder.
3. German MoD menunda sementara upgrade IFV Puma ke varian S1 sampai ditemukan solusi teknis yang mampu menjamin operasional dan kesiapan tempur IFV Puma.
4. German MoD memutuskan menunda sementara pesanan 229 unit IFV Puma S1 baru bagi Bundeswehr yang kini sudah mengoperasionalkan 350 unit IFV Puma sejak tahun 2015.

18 unit IFV Puma S1 yang bermasalah ini sebenarnya merupakan bagian dari 42 unit batch 1 dari versi upgrade IFV Puma S1 yang rencananya akan menjadi andalan NATO Rapid Response Force. Upgrade IFV Puma ini sudah dilaksanakan sejak pertengahan Juli 2022 lalu yang meliputi penyempurnaan dari sisi elektronik, komunikasi, software dan optics.

Keluhan mengenai reliability IFV Puma ini sebenarnya sudah dikeluhkan oleh Bundeswehr sejak tahun 2018 dimana sering ditemukan masalah elektronik yang mempengaruhi sistem kontrol persenjataan dan turretnya.
69banditos
mynameisant
geopoliticsgeek
geopoliticsgeek dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup