Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)


emoticon-Ultah Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 04:14
aguzblackrx
cak6bih
bebyzha
bebyzha dan 204 lainnya memberi reputasi
193
225.9K
2.5K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#821
Part 13 - Kembali Kerumah ( Aliansi Baru? )

Mendengar suara Shinta itu tanpa babibu aku berbalik arah dan langsung naik ketasa kembali, dan ternyata Shinta sedang mengejar salah satu siluman yang saat kita berada di wilayah Bajra, siluman ini terbang diatas kita, ini adalah siluman yang sama, namun kali ini dia hanya sendiri, entah memang sengaja ingin melawan kita disini atau dia hanya sebagai pengecoh saja.

Shinta dan Siluman itu bergerak dengan cepat menuju ke kamar mas Bono, khawatir akan terjadi apa apa, aku berusaha berlari dengan kencangnya yang membuat suara dilorong rumah sakit ini menjadi berisik, hingg ada seorang suster yang sedang keluar dari kamar pasien yang lain menegurku.

“Mas maaf, tolong jangan lari lari di lorong rumah sakit ya, kasian pasien yang lain sedang mau beristirahat” suster itu menegurku dengan sopan.

“iya maaf sus, saya lagi buru buru soalnya” sambil memperlambat lariku namun tetap berjalan cepat aku menjawab teguran dari suster itu.

Sesampainya dikamar mas Bono, ternyata semua dalam keadaan biasa biasa saja, Shinta dan siluman yang tadi mengarah ke kamar ini ternyata sudah tidak ada, kemungkinan sedang diatasi oleh Shinta.

Aku jadi merasa enggan untuk meninggalkan ruangan ini, mengingat setiap saat atau setiap waktu bisa saja kan terjadi penyerangan secara mendadak, sambil melihat kesekeliling ruangan aku berharap semoga Shinta sudah membereskan Siluman tadi.

“loh yan, kok nggak jadi, katanya mau jajan di kantin” tanya kakak iparku heran

“hehe iya mbak, tadi sih pingin tapi pas sampai di tangga kok rasanya jadi malas buat turun mbak, udah lah nanti saja sekalian” ucapku memberi alasan

“oalah yaudah tiduran aja disofa panjang itu, kamu mesti capek” kakak iparku memintaku untuk beristirahat dulu karena dari perjalanan

Aku tunggu Shinta untuk balik lagi di kamar ini, tapi setalah kulihat jam beberapa kali, hingga menit berganti ke jam, Shinta masih belum juga tampak akan muncul, bahkan aura yang biasa menandakan dia akan hadir, sama sekali belum aku rasakan.

Aku mencoba untuk menenangkan diri dengan tiduran disofa, sekalian mengasah ilmu rogosukmo ku supaya bisa kulakukan sendiri tanpa bantuan dari Shinta, ku pejamkan mata sekaligus berkonsentrasi supaya percobaanku ini berhasil dan bisa menyusul Shinta, atau setidaknya aku bisa berjaga disekitaran kamar ini saja.

Disaat aku sedang berkonsentrasi, tiba tiba kurasakan hawa kamar ini berubah derastis, hawa sejuk dari ac yang dihidupkan tadi perlahan menghilang seolah suhu ruangan mendadak menjadi lebih hangat, hal itu membuatku tidak bisa konsentrasi, soalnya saat kucoba untuk terus fokus, lama kelamaan keringat ku mulai mengalir yang alhasil membuat bantal yang kujadikan sebagai sandaran menjadi basah.

“waduh yan kok tiba tiba jadi panas ya suasananya, mbak jadi haus, mbak beli minum dulu ya, kamu mau minum apa?” kakak iparku bangkit dari kursinya dan hendak keluar

Aku pun membuka mataku dan merespon

“iya mbak, mau hujan kayaknya, boleh deh mbak, aku titip beliin minuman sprite aja mbak biar seger” ucapku sambil menghapus keringat dileherku

“yaudah mbak turun dulu ya, nanti kalo ada apa apa sama masmu panggil suster langsung, begitu juga kalau dia udah sadar, biar diperiksa, aku jadi kepikiran sama ibu, kasian dirumah Cuma berdua sama istrimu kan, kalo disini udah beres kan tinggal bawa pulang dirawat dirumah, biar ibu tenang juga, yaudah mbak turun dulu” kakak iparku kemudian berlalu pergi.

Tak berselang lama setelah kakak iparku keluar dari kamar, kurasakan hawa energi yang cukup kuat datang dari arah atas dimana tempat tidur mas Bono berada, menyadari akan hal itu aku melihat kearah langit langit, sembari mengumpulkan tenaga untuk menangkap sosok yang akan keluar dari sana.

Langit langit rumah sakit itu perlahan berubah menjadi hitam dan berlumut ditambah dengan suhu ruangan yang semakin lama semakin panas, cakar tajam mulai keluar dari langit langit itu, suara rintihan seolah kesakitan juga terdengar dari balik sana.

Kepala dari sosok bercakar tajam itu sama sekali belum keluar atau terlihat, namun suara rintihan itu semakin terdengar kencang, perlahan demi perlahan yang tadinya terlihat hanya cakarnya saja kini tangannya pun sudah mulai kelihatan utuh, dan yang membuatku terkejut adalah, disela sela sosok itu keluar perlahan, ternyata ada sesuatu jatuh dari tempat dimana dia keluar, sesuatu yang jatuh itu berwujud daging dengan darah yang mulai menghitam menyelimuti seluruh bagian, untungnya sosok ini tidak jatuh tepat dimana mas Bono berada, sosok ini jatuh tepat dilantai.

Sosok bercakar itu kemudian berdiam diri tak melanjutkan untuk keluar, hanya dua tangan bercakar hitam saja yang muncul dari langit langit, sementara sesuatu berwujud daging ini yang sedang aku perhatikan, malah memunculkan dua bola matanya yang tepat melihatku seolah melotot, sepontan aku mengeluarkan ajian untuk memukul benda gaib itu.

Suara dengkuran kecil terdengar dari gumpalan daging itu setelah menerima seranganku, dan suara rintihan dari arah langit langit semakin keras kudengarkan dan seolah takut akan tersakiti.

“Stop tuan, jangan kau lukai dia lagi” suara berat dan besar keluar dari atas langit langit

“siapa kamu, siapa yang mengirimu kemari, kamu salah satu dari pasukan Bajra kan?” tanyaku was was sembari menggeser kasur mas Bono

“tidak wahai tuanku, aku disini justru ingin meminta tolong pada tuan dan kawan kawan tuan untuk segera membinasakan Bajra dan pasukannya” ucap suara besar dan berat itu

“lantas kau siapa, kalau bukan pasukan dari Bajra, kau tidak akan menggangguku” ucapku lantang

“aku adalah salah satu makhluk yang menduduki desa yang berada di wilayah kekuasaan Bajra, namun kelompok kami menolak dan terpaksa bertarung dengan pasukan Bajra namun karena aliansi mereka cukup banyak kami akhirnya kalah, beberapa kelompok ku berhasil ditawan karena tidak mau tunduk pada mereka dan sisanya kabur dan terpecah” jelas sosok itu

Saat aku sedang berbicara dengan makhluk ini, tiba tiba Shinta datang dan segera membuat ancang ancang pertahanan, tubuhnya sudah dipenuhi darah, sepertinya benar, Shinta barusaja menghajar sosok siluman yang tadi mengarah ke kamar ini.

“tunggu jangan langsung percaya, kita tetap harus waspada, mengingat pasukan Bajra itu licik licik” ucap Shinta yang baru datang

“kamu daru mana Ta, kenapa lama sekali” tanyaku

“menghajar satu siluman dari Bajra, tapi berahasil kabur, ya walaupun tubuhnya sudah tidak utuh lagi” dengan nada kesal sekaligus memberi gertakan supaya makhluk yang kami hadapi tahu siapa Shinta.

Setelah beberapa saat berbicara pada kami, makhluk yang hanya menampakan cakarnya dan gumpalan daging ini sama sekali tidak menunjukan wuju keseluruhannya, entah apa maksudnya tapi dia memberi keyakinan bahwa dia bukanlah bagian dari Bajra, dan gumpalan daging yang berlumuran darah itu adalah salah satu manusia yang sudah dihajar habis habisan oleh Bajra karena tidak dapat melunasi janjinya dan berusaha tetap membangkang, sosok bercakar ini lah yang kemudian membawa para manusia yang sudah menjadi seperti ini supaya tidak lagi disiksa oleh Bajra, namun suara rintihan itu tetap keluar dari gumpalan daging ini karena mereka menyayangkan bahwa kondisi merekasudah tidak bisa kembali seperti semula, dan untuk menjadi manusia sudah tidak bisa, jasad mereka sudah tidak ada.

Kita belum bisa percaya seratus persen, namun sosok ini bersedia untuk membantu kita dipertempuran, dengan syarat, sosok ini harus berada didepan kita selama penyerangan, kita tidak mau ambil resiko dengan membiarkan makhluk lain yang baru kita kenal masuk dan berposisi di tengah tengan pasukan kita, takutnya jika semua yang diomongkan tadi dusta, pasukan kita bisa habis terlebih dahulu karena dibabat olehnya.


Segini dulu yak, maaf lagi repot disuruh bantuin bini
simounlebon022
sampeuk
bebyzha
bebyzha dan 41 lainnya memberi reputasi
42
Tutup