- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
(HORROR STORY) TUMBAL PABRIK
TS
jurigciwidey
(HORROR STORY) TUMBAL PABRIK
Hai semua ane Jurigciwidey, ane baru kali ini aktif di kaskus, setelah 2 tahun tidak dibuka ini akun akhirnya aktif kembali.
Ane kali ini ingin bercerita kembali, setelah kemarin ane bercerita tentang suatu kisah tentang warung yang tidak pernah tutup satu kalipun
1-DITERIMA KERJA
2-MALAM PERTAMA
3-BAYANGAN
4-PERTEMUAN
5-GELAP
6-POWER PLANT
7-PERDEBATAN
8-GERBANG DEPAN
Ane kali ini ingin bercerita kembali, setelah kemarin ane bercerita tentang suatu kisah tentang warung yang tidak pernah tutup satu kalipun
(HORROR STORY) WARUNG TENGAH MALAM
dan cerita lanjutanya
(HORROR STORY) KAMPUNG SEPUH
dan cerita lanjutanya
(HORROR STORY) KAMPUNG SEPUH
Dan kali ini ane akan bekerja tentang Suatu pabrik tempatku bekerja dulu dengan aturan-aturan yang tidak tertulis yang aneh bagi ane. pabrik ini sayangnya sudah bangkrut namun ketika ane bekerja disana banyak kejadian yang menurut ane diluar nalar.
Spoiler for 0-PROLOG:
Hujan rintik-rintik disertai kabut mengguyur ciwidey kala itu, hujan yang disertai dingin yang menusuk kulitku membuatku harus memakai jacket tebal untuk menghangatkan tubuh. Aku ingat, hari ini aku harus berangkat ke kota Bandung, bertemu dengan teman-teman kerja ku dulu, ketika aku bekerja di salah satu pabrik di daerah kab Bandung.
Aku awalnya ragu untuk berangkat, karena jarak pandang di depan rumahku sangat minim, karena kabut tebal yang menutupi kampungku hari itu.
“apakah harus aku batalkan aja ya, melihat kondisi cuaca di ciwidey yang kurang baik” pikirku
aku terdiam sejenak di depan rumah, melihat kondisi cuaca yang sepertinya tidak memungkinkan untuk keluar, namun karena aku sudah lama tidak bertemu dengan teman-teman kerjaku dulu, akhirnya aku memaksakan diri untuk berangkat.
Akhirnya aku memakai motor kesayanganku untuk menembus kabut tebal di ciwidey hari itu, aku menjalankan motor ku dengan sangat hati-hati, mengingat jarak yang ditempuh dari ciwidey ke Bandung sangat jauh.
Selepas ciwidey jarak pandangku semakin jauh, kabut tebal pun pelan-pelan menghilang, aku menyusuri setiap jalan yang berliku menuju bandung dengan motorku pada hari itu.
2 jam berlalu, akhirnya aku tiba di suatu cafe di buah batu, disana aku membuka WA ku dan melihat teman-temanku sudah sampai satu persatu. Aku memarkirkan motorku dan akhirnya aku masuk di cafe itu.
Akhirnya aku bertemu dengan mereka, bertemu dengan 3 orang teman kerja ku yang dulu di suatu pabrik di Kab Bandung. kulihat perubahan dari mereka yang sangat berbeda dibandingkan ketika dulu kita bekerja bersama sebagai buruh pabrik di tempat itu.
Disana aku mengobrol dengan mereka, saling bertukar cerita tentang kehidupan kita masing-masing selepas kita resign dari pabrik itu akibat alasan yang sebenarnya tabu bagi kita semua untuk diceritakan kembali.
Disana pula aku tau tentang cerita ujang, dari temanku yang kebetulan adalah salah satu penduduk di kampung itu, yang ceritanya aku sempat ceritakan disini
“eh mang harusnya kamu bayar royalti, cerita ku malah kamu tulis jadi web novel” salah satu temanku yang bernama iman menggodaku
“lah, ga apa apa atuh, khan ceritanya lumayan bagus” kataku
“ah ntar takutnya jadi kayak cerita KKN penari, banyak orang yang datang nyari tempat itu” kata Iman sambil sesekali menyeruput minuman yang kami pesan
“moal kalem weh (engga ko santai aja), toh ceritanya aku samarkan, terus aku tambahkan bumbu-bumbu supaya menarik” jawabku
Kita terlarut dalam obrolan di hari itu, kita banyak cerita tentang hal-hal konyol ketika kita bekerja di pabrik, tak lupa kita juga saling bertukar cerita seram tentang pabrik, terutama ketika shift malam.
“eh katanya pabrik itu akhirnya bangkrut ya” kata dadi
Kami berempat yang sedang meminum minuman sontak langsung berhenti atas ucapan dadi.
“ah masa” ujang momo
“serius, kemarin sewaktu lewat ketika keluar dari tol soreang, pabrik itu terlihat sepi” kata dado meyakinkan kita berempat.
“mungkin gara-gara pandemi jadi banyak di PHK hingga akhirnya bangkrut” kataku
“atau mungkin gara-gara tumbal tahunan nya tidak terpenuhi tahun ini akibat WFH” kata iman
“hush” kata kataku
“lah benerkan, terakhir kecelakaan kerja itu tahun kemarin, ampe adiknya boss jadi korban juga” kata iman
“Indah” kataku.
“iya” iman mencoba menyakinkan semua orang disana termasuk aku.
Iman adalah orang yang paling dekat dengan indah ketika kita semua kerja di pabrik, karena mungkin mereka tinggal di kampung yang sama dan bekerja di tempat yang sama pula, sehingga dia hapal siapa indah yang tak lain adalah adik dari boss pabrik tempat kita bekerja dulu.
“Indah dulu sering bercerita tentang keanehan di pabrik, dia banyak bercerita padaku ketika masih ada, dan dia juga yang suka mewanti-wanti ketika kita semua shift malam” kata iman
“kan kalian tau sendiri banyak hal-hal aneh ketika di pabrik, kebanyakan karyawan baru juga banyak yang resign akibat itu, namun karena kita semua lebih percaya takut kehilangan uang dan pekerjaan sehingga kita bertahan dengan kondisi pabrik kayak gitu” kata iman.
Akhirnya kami pun bercerita tentang pabrik, bercerita tentang angkernya pabrik tempat kita berkerja, dan ini juga yang menginspirasiku untuk bercerita
Disana juga aku akan bercerita tentang Indah, salah satu adik bos dari pabrik tempat kita bekerja yang berakhir mengenaskan.
Aku awalnya ragu untuk berangkat, karena jarak pandang di depan rumahku sangat minim, karena kabut tebal yang menutupi kampungku hari itu.
“apakah harus aku batalkan aja ya, melihat kondisi cuaca di ciwidey yang kurang baik” pikirku
aku terdiam sejenak di depan rumah, melihat kondisi cuaca yang sepertinya tidak memungkinkan untuk keluar, namun karena aku sudah lama tidak bertemu dengan teman-teman kerjaku dulu, akhirnya aku memaksakan diri untuk berangkat.
Akhirnya aku memakai motor kesayanganku untuk menembus kabut tebal di ciwidey hari itu, aku menjalankan motor ku dengan sangat hati-hati, mengingat jarak yang ditempuh dari ciwidey ke Bandung sangat jauh.
Selepas ciwidey jarak pandangku semakin jauh, kabut tebal pun pelan-pelan menghilang, aku menyusuri setiap jalan yang berliku menuju bandung dengan motorku pada hari itu.
2 jam berlalu, akhirnya aku tiba di suatu cafe di buah batu, disana aku membuka WA ku dan melihat teman-temanku sudah sampai satu persatu. Aku memarkirkan motorku dan akhirnya aku masuk di cafe itu.
Akhirnya aku bertemu dengan mereka, bertemu dengan 3 orang teman kerja ku yang dulu di suatu pabrik di Kab Bandung. kulihat perubahan dari mereka yang sangat berbeda dibandingkan ketika dulu kita bekerja bersama sebagai buruh pabrik di tempat itu.
Disana aku mengobrol dengan mereka, saling bertukar cerita tentang kehidupan kita masing-masing selepas kita resign dari pabrik itu akibat alasan yang sebenarnya tabu bagi kita semua untuk diceritakan kembali.
Disana pula aku tau tentang cerita ujang, dari temanku yang kebetulan adalah salah satu penduduk di kampung itu, yang ceritanya aku sempat ceritakan disini
“eh mang harusnya kamu bayar royalti, cerita ku malah kamu tulis jadi web novel” salah satu temanku yang bernama iman menggodaku
“lah, ga apa apa atuh, khan ceritanya lumayan bagus” kataku
“ah ntar takutnya jadi kayak cerita KKN penari, banyak orang yang datang nyari tempat itu” kata Iman sambil sesekali menyeruput minuman yang kami pesan
“moal kalem weh (engga ko santai aja), toh ceritanya aku samarkan, terus aku tambahkan bumbu-bumbu supaya menarik” jawabku
Kita terlarut dalam obrolan di hari itu, kita banyak cerita tentang hal-hal konyol ketika kita bekerja di pabrik, tak lupa kita juga saling bertukar cerita seram tentang pabrik, terutama ketika shift malam.
“eh katanya pabrik itu akhirnya bangkrut ya” kata dadi
Kami berempat yang sedang meminum minuman sontak langsung berhenti atas ucapan dadi.
“ah masa” ujang momo
“serius, kemarin sewaktu lewat ketika keluar dari tol soreang, pabrik itu terlihat sepi” kata dado meyakinkan kita berempat.
“mungkin gara-gara pandemi jadi banyak di PHK hingga akhirnya bangkrut” kataku
“atau mungkin gara-gara tumbal tahunan nya tidak terpenuhi tahun ini akibat WFH” kata iman
“hush” kata kataku
“lah benerkan, terakhir kecelakaan kerja itu tahun kemarin, ampe adiknya boss jadi korban juga” kata iman
“Indah” kataku.
“iya” iman mencoba menyakinkan semua orang disana termasuk aku.
Iman adalah orang yang paling dekat dengan indah ketika kita semua kerja di pabrik, karena mungkin mereka tinggal di kampung yang sama dan bekerja di tempat yang sama pula, sehingga dia hapal siapa indah yang tak lain adalah adik dari boss pabrik tempat kita bekerja dulu.
“Indah dulu sering bercerita tentang keanehan di pabrik, dia banyak bercerita padaku ketika masih ada, dan dia juga yang suka mewanti-wanti ketika kita semua shift malam” kata iman
“kan kalian tau sendiri banyak hal-hal aneh ketika di pabrik, kebanyakan karyawan baru juga banyak yang resign akibat itu, namun karena kita semua lebih percaya takut kehilangan uang dan pekerjaan sehingga kita bertahan dengan kondisi pabrik kayak gitu” kata iman.
Akhirnya kami pun bercerita tentang pabrik, bercerita tentang angkernya pabrik tempat kita berkerja, dan ini juga yang menginspirasiku untuk bercerita
Disana juga aku akan bercerita tentang Indah, salah satu adik bos dari pabrik tempat kita bekerja yang berakhir mengenaskan.
1-DITERIMA KERJA
2-MALAM PERTAMA
3-BAYANGAN
4-PERTEMUAN
5-GELAP
6-POWER PLANT
7-PERDEBATAN
8-GERBANG DEPAN
Diubah oleh jurigciwidey 22-10-2021 08:15
ruhul007blues dan 65 lainnya memberi reputasi
62
38.8K
Kutip
273
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
jurigciwidey
#76
Mohon maaf apabila lama, kemarin sudah selesai testnya, namun sepertinya harus mengulang tahun depan ahahaha
yu lanjut mohon maaf yang sudah menunggu lama, ini updatenya ya
Sudah hampir satu bulan aku bekerja, tinggal beberapa hari lagi aku menerima gajiku yang pertama kali ketika bekerja di pabrik ini. banyak tawa dan canda yang menemaniku ketika bekerja, karena kerjaan kita ber empat hanya mengawasi mesin-mesin besar setiap malam tanpa mengoprasikan satu tombol pun, karena mereka berjalan dengan sendirinya.
Banyak hal yang kita kerjakan selama shift malam berlangsung, dari mulai mengobrol satu sama lain, bercerita tentang kehidupanya bahkan curhat tentang kisah cinta yang ada.
Semakin lama aku jadi semakin akrab dengan mereka ber empat. aku juga jadi tau tentang dadi, seorang anak dari tasik dan sengaja merantau ke bandung untuk mendapatkan pekerjaan, dia juga sempat bercerita ketika pertama kali mendapat kerja di bandung, dan sempat ditipu oleh tempat kerjanya karena dia harus membayar uang untuk dapat kerja di tempat tersebut.
Begitupun dengan momo, seseorang yang tidak mempunyai rasa takut sama sekali oleh orang lain, tak jarang dia mewanti-wanti apabila ada karyawan di pabrik yang mengganggu kita berempat, dia akan berada paling depan. Mungkin karena dia sewaktu sekolah sudah terbiasa hidup di sekitar pasar induk caringin yang di dalamnya banyak bergaul dengan preman-preman pasar. Meskipun begitu momo sangat takut sekali dengan kegelapan, dia adalah satu-satunya orang yang selama bekerja disini tidak pernah sekalipun keluar area produksi. Dia hanya berdiam diri di tempat-tempat yang disinari oleh lampu pabrik, dan tidak mau ke area yang gelap gulita.
Aku juga akhirnya tau tentang Iman, seorang anak yang berasal dari kampung kecil di selatan kota bandung, dia selalu membanggakan kampungnya itu, dan dia sudah berencana untuk mengajak kita ber tiga untuk liburan di kampungnya apabila ada libur panjang.
Iman dari kampungnya untuk mendapatkan pekerjaan ketika dia selesai SMA. Dia juga berencana akan membawa adiknya yang lulus pada tahun ini untuk ikut bekerja denganya di kota, karena dia tidak ingin adiknya tinggal di kampung dengan segala keterbatasanya.
Alasanya simple dia ingin mengenalkan adiknya ke supermarket kecil seperti Alf*mart atau ind*maret, awalnya aku tertawa mendengar hal itu. namun iman bilang di kampung tidak ada hal yang seperti itu, dan dia juga berkata dari kampung ke Alf*mart aja harus menempuh sekitar 10Km perjalanan yang berarti hampir 20km bulak balik, sedangkan di kota kita keluar gang kontrakan aja sudah berjejer Alf* atau ind*maret.
Namun Iman adalah sosok yang pintar. Dia berencana menyisihkan beberapa gajinya untuk membuat ternak ayam di kampung yang di urus oleh bapaknya, sehingga bapak yang selama ini menjadi buruh tani di kampung bisa mempunyai kegiatan yang lain yang bisa menjadi tambahan penghasilan untuknya.
***
Duarrr
Suara petir kali ini terdengar keras, hujan deras turun dimalam ini. aku bersama dua orang lainya terdiam dipintu area produksi, menatap derasnya air hujan yang turun malam itu.
“wah hujan” Kata dadi
“santai aja, gedung ini ga akan bocor ama hujan” Iman menjawab apa yang dikatakan dadi
“eh momo mana?” tanyaku
“tuh” jawab dadi menunjuk ke arah momo yang sedang tiduran di pinggir mesin yang sedang menyala di malam itu
“takut dia mah, biasa preman pasar yang takut gelap” kata dadi
Kita bertiga tertawa, dan akhirnya kembali menghampiri momo yang sedang tiduran malam itu.
Kita kembali mengobrol, namun tiba-tiba dadi bertanya kepada Iman.
“man, apakah indah bercerita apa aja tentang pabrik ini, sepertinya tiap kali kita mendapatkan kejadian aneh, kamu bertanya ke indah” tanya dadi
Iman terdiam, dia seperti bingung dan mencoba mencari kata yang pas atas pertanyaan dadi. Lalu dia bercerita bahwa apa yang dia lihat ini semuanya normal bagi dia, karena sewaktu di kampung, hal-hal yang menyangkut mahluk-mahluk gaib sangat lumrah. Sehingga baginya, sudah terbiasa menghadapi hal-hal seperti itu.
Seperti peraturan bahwa pintu WC di area produksi tidak boleh di tutup, dia sudah mengetahui alasan di baliknya, bahwa di dalam WC itu terdapat salah satu mahluk yang biasanya menangis apabila pintu WC itu ditutup rapat. Dan itu akan terdengar hingga ke seluruh area produksi, sehingga pintu WC sengaja diberikan sekat kayu ketika ditutup supaya pintu tersebut tidak sepenuhnya tertutup rapat.
Namun dia masih mempertanyakan tentang pohon pisang yang berada di taman dan ruangan kecil di sebelah area gudang, serta mahluk yang dia lihat denganku. Karena dia merasa mahluk itu bukan berasal dari pabrik ini.
“saya sudah kasih tau indah semuanya dad, dan dia berjanji akan segera datang kesini apabila aku ketemu dengan mahluk yang di atas ruangan atas. namun hingga hari ini tidak ada kemunculan dari mahluk-mahluk itu, semuanya seakan tiba-tiba lenyap ketika aku memberitahukan hal tersebut kepada indah” jawab iman
Duar
Duar
Suara petir yang menggelegar menemani kita malam itu, sesekali cahaya kita yang terang terlihat dari dalam tempat kita mengobrol.
Namun ketika kita sedang asik mengobrol
Prrrrrrtttttt prttttttttttt
Terdengar suara percikan api dari luar yang menyala akibat petir, seketika ruangan gelap. mesin-mesin yang sedang berjalan tiba-tiba mati, sepertinya ada yang koslet yang mengakibatkan seluruh ruangan mati.
Gelap, sungguh gelap
Tidak ada cahaya penerangan sama sekali, kita berempat pun tidak membawa penerangan tambahan seperti korek atau HP, karena semuanya disimpan di loker sebelum memasuki pabrik. Yang ada hanya ada satu buah senter di tempat peralatan yang letaknya ada di ujung area produksi.
Kita saling memandang satu sama lain, butuh waktu untuk mata kita beradaptasi dengan kegelapan ini. kita harus segera keluar dan mengecek kerusakan akibat petir itu. karena di dalam kertas yang kita terima, ada 2 sumber listrik yang bisa kita pakai apabila terjadi hal seperti ini. yang perlu kita kerjakan adalah memindahkan sumber listrik tersebut dengan mematikan daya listrik yang bermasalah dan memindahkan switch arus ke sumber listrik yang satunya lagi, mengingat pabrik ini mempunyai power plant nya tersendiri jadi tidak akan terganggu dengan masalah kelistrikan diluar pabrik.
Cahaya kilat yang disertai petir terlihat dari luar. Aku yang pada saat itu masih duduk terdiam mencoba mengingatkan mereka untuk membawa senter yang ada di kotak peralatan dan menuju sumber listrik untuk mengecek keruksakanya.
Aku, dadi, iman, momo meraba-raba dan berpenganggan di mesin-mesin itu, karena ruangan itu sangat gelap sekali, jadi aku secara hati-hati berjalan menuju tempat peralatan untuk mengambil senter.
Namun ketika beberapa langkah aku berjalan, iman kemudian terdiam. Namun dia tetap menyuruh kita untuk mengambil senter itu.
Iman kemudian berbalik, dan memberitahu kepada kita bertiga untuk jangan sekali-kali berbalik sebelum kita mendapatkan senter itu.
Tatapan iman menatap tajam, dia seperti merasakan sesuatu yang tidak beres. Dia berdiri menghadap pintu keluar, dengan suara hujan yang deras dia tetap diam, mencoba melihat ke sekeliling area produksi yang gelap itu.
DUAR
DUAR
DUAR
Suara petir kembali terdengar, dengan cahaya kilat yang menyala yang berasal dari luar gedung.
Namun kali ini, iman tiba-tiba berlari, berlari seperti mengejar sesuatu dalam kegelapan di malam itu, dia berlari keluar dengan tergesa-gesa.
Terlihat ketika cahaya kilat menerangi pabrik secara sekejap, ada siluet sesosok wanita yang sedang berdiri menatap kita berempat. Dan kemudian menghilang seketika ketika iman berlari menghampirinya.
yu lanjut mohon maaf yang sudah menunggu lama, ini updatenya ya
Spoiler for GELAP:
Sudah hampir satu bulan aku bekerja, tinggal beberapa hari lagi aku menerima gajiku yang pertama kali ketika bekerja di pabrik ini. banyak tawa dan canda yang menemaniku ketika bekerja, karena kerjaan kita ber empat hanya mengawasi mesin-mesin besar setiap malam tanpa mengoprasikan satu tombol pun, karena mereka berjalan dengan sendirinya.
Banyak hal yang kita kerjakan selama shift malam berlangsung, dari mulai mengobrol satu sama lain, bercerita tentang kehidupanya bahkan curhat tentang kisah cinta yang ada.
Semakin lama aku jadi semakin akrab dengan mereka ber empat. aku juga jadi tau tentang dadi, seorang anak dari tasik dan sengaja merantau ke bandung untuk mendapatkan pekerjaan, dia juga sempat bercerita ketika pertama kali mendapat kerja di bandung, dan sempat ditipu oleh tempat kerjanya karena dia harus membayar uang untuk dapat kerja di tempat tersebut.
Begitupun dengan momo, seseorang yang tidak mempunyai rasa takut sama sekali oleh orang lain, tak jarang dia mewanti-wanti apabila ada karyawan di pabrik yang mengganggu kita berempat, dia akan berada paling depan. Mungkin karena dia sewaktu sekolah sudah terbiasa hidup di sekitar pasar induk caringin yang di dalamnya banyak bergaul dengan preman-preman pasar. Meskipun begitu momo sangat takut sekali dengan kegelapan, dia adalah satu-satunya orang yang selama bekerja disini tidak pernah sekalipun keluar area produksi. Dia hanya berdiam diri di tempat-tempat yang disinari oleh lampu pabrik, dan tidak mau ke area yang gelap gulita.
Aku juga akhirnya tau tentang Iman, seorang anak yang berasal dari kampung kecil di selatan kota bandung, dia selalu membanggakan kampungnya itu, dan dia sudah berencana untuk mengajak kita ber tiga untuk liburan di kampungnya apabila ada libur panjang.
Iman dari kampungnya untuk mendapatkan pekerjaan ketika dia selesai SMA. Dia juga berencana akan membawa adiknya yang lulus pada tahun ini untuk ikut bekerja denganya di kota, karena dia tidak ingin adiknya tinggal di kampung dengan segala keterbatasanya.
Alasanya simple dia ingin mengenalkan adiknya ke supermarket kecil seperti Alf*mart atau ind*maret, awalnya aku tertawa mendengar hal itu. namun iman bilang di kampung tidak ada hal yang seperti itu, dan dia juga berkata dari kampung ke Alf*mart aja harus menempuh sekitar 10Km perjalanan yang berarti hampir 20km bulak balik, sedangkan di kota kita keluar gang kontrakan aja sudah berjejer Alf* atau ind*maret.
Namun Iman adalah sosok yang pintar. Dia berencana menyisihkan beberapa gajinya untuk membuat ternak ayam di kampung yang di urus oleh bapaknya, sehingga bapak yang selama ini menjadi buruh tani di kampung bisa mempunyai kegiatan yang lain yang bisa menjadi tambahan penghasilan untuknya.
***
Duarrr
Suara petir kali ini terdengar keras, hujan deras turun dimalam ini. aku bersama dua orang lainya terdiam dipintu area produksi, menatap derasnya air hujan yang turun malam itu.
“wah hujan” Kata dadi
“santai aja, gedung ini ga akan bocor ama hujan” Iman menjawab apa yang dikatakan dadi
“eh momo mana?” tanyaku
“tuh” jawab dadi menunjuk ke arah momo yang sedang tiduran di pinggir mesin yang sedang menyala di malam itu
“takut dia mah, biasa preman pasar yang takut gelap” kata dadi
Kita bertiga tertawa, dan akhirnya kembali menghampiri momo yang sedang tiduran malam itu.
Kita kembali mengobrol, namun tiba-tiba dadi bertanya kepada Iman.
“man, apakah indah bercerita apa aja tentang pabrik ini, sepertinya tiap kali kita mendapatkan kejadian aneh, kamu bertanya ke indah” tanya dadi
Iman terdiam, dia seperti bingung dan mencoba mencari kata yang pas atas pertanyaan dadi. Lalu dia bercerita bahwa apa yang dia lihat ini semuanya normal bagi dia, karena sewaktu di kampung, hal-hal yang menyangkut mahluk-mahluk gaib sangat lumrah. Sehingga baginya, sudah terbiasa menghadapi hal-hal seperti itu.
Seperti peraturan bahwa pintu WC di area produksi tidak boleh di tutup, dia sudah mengetahui alasan di baliknya, bahwa di dalam WC itu terdapat salah satu mahluk yang biasanya menangis apabila pintu WC itu ditutup rapat. Dan itu akan terdengar hingga ke seluruh area produksi, sehingga pintu WC sengaja diberikan sekat kayu ketika ditutup supaya pintu tersebut tidak sepenuhnya tertutup rapat.
Namun dia masih mempertanyakan tentang pohon pisang yang berada di taman dan ruangan kecil di sebelah area gudang, serta mahluk yang dia lihat denganku. Karena dia merasa mahluk itu bukan berasal dari pabrik ini.
“saya sudah kasih tau indah semuanya dad, dan dia berjanji akan segera datang kesini apabila aku ketemu dengan mahluk yang di atas ruangan atas. namun hingga hari ini tidak ada kemunculan dari mahluk-mahluk itu, semuanya seakan tiba-tiba lenyap ketika aku memberitahukan hal tersebut kepada indah” jawab iman
Duar
Duar
Suara petir yang menggelegar menemani kita malam itu, sesekali cahaya kita yang terang terlihat dari dalam tempat kita mengobrol.
Namun ketika kita sedang asik mengobrol
Prrrrrrtttttt prttttttttttt
Terdengar suara percikan api dari luar yang menyala akibat petir, seketika ruangan gelap. mesin-mesin yang sedang berjalan tiba-tiba mati, sepertinya ada yang koslet yang mengakibatkan seluruh ruangan mati.
Gelap, sungguh gelap
Tidak ada cahaya penerangan sama sekali, kita berempat pun tidak membawa penerangan tambahan seperti korek atau HP, karena semuanya disimpan di loker sebelum memasuki pabrik. Yang ada hanya ada satu buah senter di tempat peralatan yang letaknya ada di ujung area produksi.
Kita saling memandang satu sama lain, butuh waktu untuk mata kita beradaptasi dengan kegelapan ini. kita harus segera keluar dan mengecek kerusakan akibat petir itu. karena di dalam kertas yang kita terima, ada 2 sumber listrik yang bisa kita pakai apabila terjadi hal seperti ini. yang perlu kita kerjakan adalah memindahkan sumber listrik tersebut dengan mematikan daya listrik yang bermasalah dan memindahkan switch arus ke sumber listrik yang satunya lagi, mengingat pabrik ini mempunyai power plant nya tersendiri jadi tidak akan terganggu dengan masalah kelistrikan diluar pabrik.
Cahaya kilat yang disertai petir terlihat dari luar. Aku yang pada saat itu masih duduk terdiam mencoba mengingatkan mereka untuk membawa senter yang ada di kotak peralatan dan menuju sumber listrik untuk mengecek keruksakanya.
Aku, dadi, iman, momo meraba-raba dan berpenganggan di mesin-mesin itu, karena ruangan itu sangat gelap sekali, jadi aku secara hati-hati berjalan menuju tempat peralatan untuk mengambil senter.
Namun ketika beberapa langkah aku berjalan, iman kemudian terdiam. Namun dia tetap menyuruh kita untuk mengambil senter itu.
Iman kemudian berbalik, dan memberitahu kepada kita bertiga untuk jangan sekali-kali berbalik sebelum kita mendapatkan senter itu.
Tatapan iman menatap tajam, dia seperti merasakan sesuatu yang tidak beres. Dia berdiri menghadap pintu keluar, dengan suara hujan yang deras dia tetap diam, mencoba melihat ke sekeliling area produksi yang gelap itu.
DUAR
DUAR
DUAR
Suara petir kembali terdengar, dengan cahaya kilat yang menyala yang berasal dari luar gedung.
Namun kali ini, iman tiba-tiba berlari, berlari seperti mengejar sesuatu dalam kegelapan di malam itu, dia berlari keluar dengan tergesa-gesa.
Terlihat ketika cahaya kilat menerangi pabrik secara sekejap, ada siluet sesosok wanita yang sedang berdiri menatap kita berempat. Dan kemudian menghilang seketika ketika iman berlari menghampirinya.
Diubah oleh jurigciwidey 22-09-2021 10:54
egama dan 29 lainnya memberi reputasi
30
Kutip
Balas
Tutup