i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Penemuan "drone", Kasal sebut "seaglider" untuk riset bawah laut


Penemuan "drone", Kasal sebut "seaglider" untuk riset bawah laut

Jakarta (ANTARA) -
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan drone bawah laut yang ditemukan nelayan di perairan Selayar, Sulawesi Selatan, merupakan seaglider untuk riset bawah laut.

"Alat ini seaglider, banyak untuk keperluan survei atau untuk mencari data oseanografi di laut, di bawah lautan," kata Yudo dalam jumpa pers di Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) di Jakarta Utara, Senin.

Menurut dia, seaglider memang bisa untuk berbagai kepentingan, mulai dari kepentingan industri, survei, hingga kepentingan militer, karena kemampuannya dalam memetakan kondisi tertentu.

"Alat ini bisa untuk industri maupun untuk pertahanan. Tergantung pada siapa yang memakai," ujar Yudo.

Baca juga: Pengamat minta Pemerintah tidak anggap remeh penemuan drone di Sulsel

Yudo memaparkan kepentingan untuk industri biasanya untuk kepentingan pengeboran dan mencari ikan.

Di sisi lain, untuk kepentingan pertahanan, alat itu dapat dipakai guna meneliti info seputar kedalaman laut supaya kapal selam tidak terdeteksi radar.

Yudo menjelaskan bahwa alat itu tidak tidak bisa untuk mendeteksi kapal selam maupun mendeteksi kapal atas air karena tidak memiliki fungsi mendeteksi kapal lain layaknya sonar pada kapal perang.

"Ini hanya untuk data-data batrimeti atau kedalaman air laut di bawah permukaan. Tidak bisa alat ini untuk mendeteksi keberadaan kapal-kapal kita, kapal atas air," kata mantan Pangkogabwilhan I ini.



Yudo pun menegaskan bahwa alat tersebut bukanlah alat yang bisa untuk kepentingan mata-mata, melainkan untuk riset bawah laut.

Berdasarkan penelitian TNI AL selama 1 minggu, seaglider berukuran 2,25 meter itu terbuat dari aluminium dengan dua sayap, propeller, serta antena belakang. Di badan seaglider, terdapat instrumen yang mirip kamera.

"Badannya terbuat dari aluminium dengan dua sayap 50 cm, panjang bodi 225 cm, kemudian propeller 18 cm di bawah, panjang antena yang belakang 93 cm. Terdapat pula instrumen mirip kamera terletak di bodi, ini yang di atas sini," ujarnya.

Namun, Yudo tidak menemukan logo ataupun ciri-ciri perusahaan pembuat seaglider itu.

Ia pun menegaskan bahwa pihaknya tidak mengubah ataupun mengutak-atik seaglider itu sama sekali.

"Tidak ditemukan pula ciri-ciri perusahaan negara pembuat. Tidak ada tulisan apa pun di sini, dari awalnya demikian. Kami tidak merekayasa, masih persis seperti yang ditemukan nelayan," katanya menegaskan.

Seaglider itu, kata dia, kondisinya masih sama seperti saat pertama kali ditemukan oleh para nelayan pada tanggal 26 Desember 2020.

"Selanjutnya oleh nelayan dilaporkan kepada babinsa, lalu dibawa ke koramil," ujarnya.

Setelah mendapat persetujuan dengan Dandim Selayar, TNI AL mendapatkan izin untuk melakukan kerja sama mengenai penelitian seaglider itu.

"Karena ada hubungannya dengan Angkatan Laut dan penelitian, kami teliti tentang fungsi alat tersebut sehingga kami bawa ke sini (Pushidrosal)," ujarnya.

TNI AL pun berencana menggandeng Kementerian Riset dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) guna mendalami temuan tersebut.
sumber

********

Penemuan Sea Glider atau Drone Bawah Laut telah menjadi bahan gorengan pihak-pihak yang selama ini berseberangan dengan pemerintah, baik itu pengamat politik dadakan yang langsung mendapat predikat pakar, anggota DPR dari kubu oposisi, maupun netizen yang selama ini memang suka mendengar hal-hal seperti ini untuk dijadikan bahan hoax.

Dalam dunia militer, penemuan alat canggih, baik itu untuk keperluan riset ataupun militer, sebenarnya memberikan keuntungan besar. Dimanapun di belahan dunia ini. Bahkan demi untuk mendapatkan alat tersebut, pihak intelijen asing kadang menyuap pihak yang memiliki, entah itu dari para ahlinya, maupun dari agen ganda, serta anggota militer. Jika tidak, maka akan diupayakan pembajakan, atau jika melewati batas teritorial sebuah negara, drone tersebut akan ditembak jatuh. Syukur-syukur nantinya bisa dipelajari dan dibuatkan duplikatnya atau dikembangkan lebih baik lagi.

Di negeri ini, apapun yang berbau dari negeri China selalu ditanggapi dengan isu miring, terlebih oleh pihak-pihak yang memang suka memainkan isu sektarian dan isu agama. Dari mereka yang sok tahu sampai yang cuma bisa melempar isu berlebihan.

Sudah dijelaskan oleh TNI-AL, bahwa Sea Glider yang ditemukan nelayan Indonesia di perairan Selayar, Sulawesi Selatan tidak dilengkapi oleh Sonar. Sonar sendiri adalah alat yang umum dijumpai pada sebuah kapal laut, entah itu kapal perang atau kapal untuk riset bawah laut. Sonar juga umum dipakai oleh kapal selam untuk mendeteksi keberadaan kapal lain atau kedalaman permukaan laut dengan didapat dari hasil pantulan layaknya radar.

Dalam perkembangan awal, Sea Glider hanya berfungsi terbatas, kemampuan terbatas menempuh jarak, hingga penggeraknya yang sederhana. Kini Sea Glider berkembang layaknya Drone Udara, mengirim sinyal data melaui satelit, menangkap citra gambar melalui kamera, serta mampu menempuh jarak ribuan kilometer dengan bantuan mesin layaknya kapal selam mini dan gaya dorong air laut.

Indonesia sendiri belum mampu membuat Sea Glider sehingga sisi positif dari penemuan Sea Glider yang ditengarai milik negara China ini bisa dijadikan bahan riset Kementerian Pertahanan melalui BUMN dibawahnya yang membidangi industri senjata.

China sendiri belum bereaksi atas penemuan Sea Glider yang disebut milik mereka. Belum juga ada permintaan pengembalian. Jika benar Sea Glider itu sangat canggih dan untuk keperluan militer yang sangat rahasia, maka pastinya akan ada pembicaraan tingkat tinggi antara pihak militer sana dengan TNI.

Tak perlulah alay seperti banyak pihak yang menggoreng hal ini menjadi isu untuk menyerang pemerintah. Biar para ahlinya saja yang bicara. Toh Indonesia tidak kekurangan ahli kelautan serta ahli persenjataan. Tak perlu juga partai yang selama ini
sibuk dengan urusan selangkangan ikut memainkan isu yang padahal mereka saja tidak paham.

Kita tunggu penjelasan TNI lebih lanjut.

Tambahan Video Youtube Mengenai Sea Glider Yang ditemukan dengan Video lain dari Shenyang Institute Automation 2 tahun lalu. Persis sama.





Dan Ini Video 7 Tahun Lalu Milik Kelompok Peneliti dari Amerika Serikat.



Ditonton kadrun, biar agak cerdas.
Sea Glider itu jenis dari Sea Wing. Untuk penelitian.
Bentuknya sama, punya sirip. Besarnya sama.
Diubah oleh i.am.legend. 04-01-2021 08:19
cPOP
viniest
Projo.Id
Projo.Id dan 36 lainnya memberi reputasi
33
7.4K
163
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
sunny.wijayaAvatar border
sunny.wijaya
#12
Gak usah diuruslah kalau dari mengleng..
Emang indonesia bisa apa?

Tentaranya aja ditugasin untuk cabut baliho.

Gimana mau perang dengan senjata canggih2..?

Kena virus covid dari china..siapa yg paling babak belur?

Singapura, malaysia, vietnam atau indonesia?

Level aparat indonesia itu baru bisa nembakin rakyat sendiri macam laskar FPEIH..

Kalau perang benaran belum pernah ada sejarah menang.

Wkwkwk
TripleCombo
EriksaRizkiM
badbironk
badbironk dan 14 lainnya memberi reputasi
11
Tutup