Publik di media sosial sedang dihebohkan dengan beredarnya sebuah video yang menunjukkan seorang pengusaha asal Arab Saudi yang sedang membakar buku-buku yang berisi catatan utang orang-orang terhadap dirinya.

Dilansir dari akun Instagram @unikinfo_id, diketahui seorang pria paruh baya bernama Salim bin Fadghan Al Rashidi, tengah membakar buku-buku catatan utang orang-orang terhadap dirinya pada saat puncak Idul Adha beberapa waktu lalu.

Adapun Salim bin Fadghan Al Rashidi mengaku dirinya telah memaafkan semua orang-orang yang berhutang kepada dirinya dan mengikhlaskan semua utang mereka.

Aksi pengusaha bernama Salim bin Fadghan Al Rashidi tersebut direkam oleh orang yang melintas dan dibagikan ke media sosial sampai akhirnya viral di berbagai platform bahkan heboh dibahas oleh warganet.

Tidak sedikit netizen yang memberikan komentar tanggapan berisi pujian terhadap Salim bin Fadghan Al Rashidi, dan beberapa diantara warganet pun juga berandai-andai bahwa apa yang dilakukan oleh pengusaha Atab Saudi tersebut dicontoh oleh orang-orang Indonesia.

Saat ditanya apakah kita bisa mencontoh apa yang dilakukan oleh Salim bin Fadghan Al Rashidi yaitu memaafkan dan mengikhlaskan orang-orang yang memiliki sangkutan utang piutang terhadap diri kita, tentu saja bisa-bisa saja selama memang Agan dan Sista memiliki ketulusan dan keikhlasan hidup hanya mengejar ridho Tuhan semata.

Namun tentu saja hal ini sangat sulit untuk dilakukan dan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang tidak lagi memikirkan duniawi, karena biasanya seseorang yang memberikan utang kepada orang lain mereka memiliki tujuan untuk membantu sesama dengan harapan uang dikembalikan sesuai waktu yang ditentukan, atau bahkan ada juga beberapa orang yang memberikan pinjaman utang untuk mendapatkan keuntungan dari bunga utang itu sendiri.

Melakukan apa yang seperti Salim bin Fadghan Al Rashidi lakukan ini tidak mudah karena membutuhkan keikhlasan yang besar dan bukan hanya ikhlas dimulut saja GanSis. Saat kalian masih belum bisa untuk mengikhlaskan sepenuh hati dan hanya ikut-ikutan melakukan hal ini untuk mendapatkan pujian, maka lebih baik untuk tidak dilakukan karena hukum utang piutang pembayaran dan resikonya dibawa sampai pada kelak seseorang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Berkaca pada perbuatan terpuji Salim bin Fagdhan Al Rashidi yang mengikhlaskan utang-utang pelanggannya dengan membakar buku catatan utang, kita semua dapat mengambil pelajaran berharga bahwa dunia ini tidak selamanya dan kekayaan dunia tidak selalu akan dapat menyelamatkan seseorang dari sebuah keadaan jika seseorang yang dititipkan kekayaan tidak dapat memanfaatkannya dengan baik.

Salim bin Fadghan Al Rashidi sedang memberikan contoh bahwa ikhlas dan mengikhlaskan itu penting untuk dilakukan karena apa-apa yang kita miliki di dunia tidak akan dibawa mati, dan Allah lah yang maha memberikan kebaikan atas amal baik yang dilakukan hambaNya di dunia.

Bisakah kita mencontoh apa yang Salim bin Fadghab Al Rashidi lakukan?
Tentu jawabannya ada pribadi masing-masing Agan dan Sista, sebab keikhlasan tidak bisa untuk dipaksakan oleh orang lain karena berkaitan dengan hati dan perasaan.

Oke, mudah-mudahan Agan dan Sista diberikan kelancaran serta kemudahan dalam mencari rezeki agar dapat mengikhlaskan utang-utang orang lain yang mungkin selama ini belum dibayar atau tidak ada itikad baik untuk membayar.