Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

gunnar.aargaardAvatar border
TS
gunnar.aargaard
WALI KOTA Tegaskan Tidak Ada Pungutan di Ramadan Fair, Tapi Aksi Pungli tetap terjadi
WALI KOTA Bobby Tegaskan Tidak Ada Pungutan Apapun di Ramadan Fair, Tapi Aksi Pungli Tetap Terjadi



TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Saat pembuatan Ramadan Fair ke 17 di depan Masjid Raya Medan, Wali Kota Medan, Bobby Nasution menegaskan, tidak ada pungutan apapun di Ramadan Fair, termasuk parkir.

Pungli juga tidak boleh terjadi terhadap pelaku UMKM yang membuka stand di Ramadan Fair.

Namun faktanya, pungutan liar atau pungli di Ramadan Fair masih tetap terjadi.

Seorang pedagang bakso bakar di Ramadan Fair, bernama Ilham mengaku menjadi korban pungutan liar.

Ia mengatakan, pungli tersebut dilakukan oleh seorang preman dengan modus uang parkir di tempat para pedagang UMKM ini memarkirkan sepeda motor.

Dia menceritakan, aksi pungli yang dilakukan oleh preman itu terjadi di parkir taman kolam Deli, Kota Medan, dihari pembukaan Ramadan Fair, pada Selasa (28/3/2023) malam.

Mirisnya, Ramadan Fair itu dibuka langsung oleh Wali Kota Medan Bobby Nasution.

"Tadi malam, pas saya mau ngambil sepeda motor ada orang tiba-tiba datang minta uang parkir. Dia itu maksa," kata Ilham kepada Tribun-medan, Rabu (29/3/2023).

"Padahal sudah saya sampaikan bahwasannya kata pak Wali tidak ada pungutan apapun, di acara Ramadan Fair ini. Apa lagi disitu memang tempat parkir para pedagang," sambungnya.

Ia menjelaskan, karena merasa takut dengan preman tersebut dirinya pun akhirnya memberikan uang parkir sebesar Rp 3 ribu.

"Dia itu nggak ada pakai seragam parkir, karcis pun nggak ada dikasihnya," sebutnya.

Ilham pun berharap kepada pemerintah Kota Medan dan juga pihak kepolisian agar menertibkan para pelaku yang melakukan pungli ini.

Menurutnya, apa yang disampaikan oleh Walikota Medan dengan fakta dilapangan itu sangat berbeda.

"Kata Wali Kota nggak ada pungli, tapi faktanya ada. Ini kan aneh. Masalahnya bukan nominal, itukan memperkaya diri sendiri, mending kalau masuk ke APBD, ini kantong pribadinya sendiri," tuturnya.

Sebelumnya, Ramadan Fair yang dibuat oleh Pemerintah Kota (Pemko) Medan di dua tempat diresmikan malam ini, Selasa (28/3/2023).

Ramadan Fair ini dilaksanakan di Jalan Masjid Raya Al-Mashun dan Lapangan Rengas Pulau, Marelan Kota Medan selama 20 hari ke depan.

Amatan Tribun Medan di Ramadan Fair Masjid Raya Al-Mashun, banyak juru parkir yang tidak menggunakan tanda pengenal dan menerapkan harga parkir sesukanya saja.

Meski petugas gabungan sudah diturunkan di area sekitar, masih banyak juru parkir liar yang nekat meminta uang parkir tidak sesuai tarif yang diterapkan.

Misalnya, Elsa pengunjung Ramadan Fair yang mengaku diminta membayar parkir sebesar Rp 5.000.

"Saya bayar parkir Rp 5.000, mahal kali sih ini menurut aku. Harganya udah sama kaya tarif parkir mobil," jelasnya.

Diceritakan Elsa, begitu tiba di depan Masjid Raya, ia sudah dihadang banyak juru parkir di area tersebut.

"Begitu saya sampai di depan Masjid Raya, banyak juru parkir yang ngajak saya untuk parkir motor sesuai arahan mereka,"terangnya.

Karena ramai, Elsa pun mengikuti arahan satu diantara juru parkir di depan Masjid Raya Al-Mashun.

"Ketika saya sudah parkir, tiba-tiba tukang parkir itu mengeluarkan kertas yang tak resmi. Kemudian mencatat plat motor. Kemudian mereka (Jukir) bilang Rp 5.000 bayar sekarang ya," cerita Elsa.

Karena buru-buru, Elsa pun langsung memberikan uang parkir tersebut.

"Jukir nya tidak ada identitas, padahal di sana banyak petugas keamanan seperti polisi, Satpol PP dan Dishub. Tapi mereka kebanyakan entah tidak lihat atau seperti apa. Pastinya tidak ada pencegahan dari petugas," paparnya.

https://medan.tribunnews.com/2023/03...rjadi?page=all

semua warga medan sudah faham betul kalau medan/sumut itu menganut sistim pemerintahan dual hybrid :

1. Pemerintahan diatas kertas, ini pemerintahan yang mungut pajak NKRI, nte walkotnya dan lord ediot governornya

Konsekuensi dari membangkang perintah ente = selfie akbar/mutasi

2. Pemerintahan khilafuck al jizyaaa (pemerintahan dunia nyatak), nah ini bentukan jamaah pengikut nabi musa al fucktistani (nabi pujaan ulamak tepi kali dan tepi rel kereta api,waktu pilgubsu lalu) dan ini yang mungut pajak alm-tax,jizya, THR, SPSI, SPTSI, dll, sesuai dengan perintah gurun biadab, dan ini juga pajak resmi, buktinya ada tanda terima kan ? emoticon-Ngakak (S)

Konsekuensi dari membangkang perintah khilafuck al ontaq = tikam+UGD/kuburan langsung di tempat (fast response) emoticon-thumbsup

dari perbandingan derajat beratnya konsekuensi, maka kekuasaan pemerintahan khilafuck al jizzya seperti pemerintahan al badur al aur kali deli berada diatas pemerintahan kertas ente di mata warga medan/sumut emoticon-Big Grin

kekuasaan pemerintahan khilafuck al jizyaah bantaran kali dan bantaran rel kereta api ini juga didukung sepenuhnya, oleh wercok, satpol PP, dishub emoticon-Big Grin

kalau ente mau berantas "pemerintahan di dunia nyata", yah sama seperti memberantas hama wereng, yakni cari sarangnya, musnahken

pemberantasan preman tanpa penggusuran total pemukiman2 liar bantaran kali dan bantaran rel kereta api adalah sebuah bentuk kegilaan, berdasarkan Albert Einstein emoticon-Sundul Up

tentu saja wereng, satpol PP, dishub belaga autis di ramadhan fair, sehari2 juga begitu, di medan maimun juga samak, ustad2 falaktullah dari kampung badur&aur lingkungan IV tepi kali deli merajalela bersama anak cucu cicit mereka di seluruh jalan di medan maimun karena didukung oleh autisme mereka emoticon-Recommended Seller
BALI999
nomorelies
Proloque
Proloque dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.6K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan