cangkeman.netAvatar border
TS
cangkeman.net
Percayalah, Posting Story Dakwah Setiap Hari Tidak Membuatmu Terlihat Islami


Penulis:        Afiqul Adib
Editor:         Susi Retno Utami

Cangkeman.net - Hidup dalam dunia serba digital, membuat umat manusia memiliki beberapa kebutuhan baru untuk dipenuhi. Salah satunya adalah kebutuhan konten. Beragam hal pun dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Mulai dari pergi liburan, mengunjungi kafe-kafe mahal, sampai pamer gaji atau pencapaian-pencapaian lainnya.

Setiap hal yang yang telah kusebutkan itu, dilakukan dalam upaya branding dan eksistensi untuk mengatakan pada dunia tentang identitas diri masing-masing. Tentu semua itu boleh-boleh saja, pun bebas-bebas saja, selama tidak merugikan orang lain.

Sayangnya, aktivitas guna memenuhi kebutuhan konten itu kemudian menjadi fenomena yang mengandung sisi buruk. Salah satunya adalah munculnya perilaku flexing. Entah tentang kekayaan, pencapaian, atau status hubungan. Iya, ada loh orang yang mengaku punya pacar, hanya untuk terlihat tidak jomblo saja di dunia maya. Sungguh tragis sekali.

Namun, dari beragam aktivitas untuk memenuhi kebutuhan konten tersebut, ada satu genre yang cukup membuat saya geleng-geleng, yakni, akhi-ukhti yang ingin menunjukkan diri sebagai pribadi muslim dan muslimah sejati. Jujur, saya sebenarnya tidak mempermasalahkan hal tersebut. Hanya saja saya kurang suka dengan cara yang dilakukan.

Ya, gimana, kebanyakan yang dilakukan orang-orang ini adalah membuat story seputar dakwah setiap hari. Tak hanya itu, beberapa di antaranya juga merasa dirinya sudah suci dan bebas dari dosa. Sehingga, seakan-akan mereka punya kebebasan untuk menghakimi dan menganggap buruk orang-orang yang posting seputar masalah duniawi saja.

Lebih gawat lagi, ada oknum yang menganggap kalau orang yang posting foto dengan tidak menutup aurat (tidak berkerudung) adalah pribadi yang penuh dosa dan wajib untuk diingatkan. Iya, meski tidak saling kenal, mereka kekeh untuk mengingatkan.

Melihat fenomena ini, saya sampai membatin, jika berjilbab membuatmu merasa lebih suci dari sekitarmu, maka sesungguhnya jilbabmu lebih bersih dari hati dan pikiranmu.

Disclaimer, ini saya bukan melarang untuk membuat story seputar dakwah loh ya. Saya hanya ingin menyampaikan kalau jangan sampai ketika membuat story tersebut, kemudian muncul anggapan, “Saya sudah berhijrah dan kalian penuh dosa.” Ya, gimana, masa gara-gara sudah posting story tentang dakwah, lantas boleh menghukumi orang lain sebagai pendosa.

Tentu hal tersebut sangat tidak perlu dilakukan. Karena selain sia-sia, secara logika, ketika Anda merasa suci, maka saat itu Anda sedang tidak suci. Sebagaimana ketika Anda merasa pintar, berarti saat itu Anda tidak pintar.

Jika diurai lebih dalam, Islam pada dasarnya berbicara tentang substansi, bukan simbolis. Sesuatu yang bersifat simbolis itu di luar ketentuan Islam. Jadi, Islam tidak menyuruh untuk berjubah atau bercadar. Islam hanya menyuruh untuk menutup aurat. Masalah bagaimana caranya, itu tergantung kondisi.

Hijrah itu bukan sekadar berpakaian mirip orang Arab, atau juga bicara dengan logat Arab, apalagi hanya membagikan story dakwah setiap hari. Mengutip kalimat dari Sakdiyah Ma'ruf, jika hijrah diartikan sebatas dari yang tidak berjilbab menjadi berjilbab, maka bagaimana kalau ada orang yang dari kecil sudah berjilbab dan mau hijrah? Ya, masa cowok harus pakai peci atau numbuhin jenggot biar dikatakan hijrah?

Maka dari itu, jika ingin menunjukkan sebagai pribadi muslim yang paripurna, enggak perlu kok untuk posting tentang dakwah setiap hari. Anda hanya perlu menjaga sikap saja. Iya, bersikap sebaik-baiknya dan sehormat-hormatnya.

Dalam sebuah hadis, dikatakan bahwa seorang mukmin adalah ketika orang di sebelahnya merasa tidak terganggu secara lisan maupun perbuatan. Artinya, yang menjadi ukuran adalah akhlak. Karena kalau dia benar-benar sudah berhijrah hatinya, maka ia bukan hanya menjadi pribadi yang baik kepada dirinya sendiri, tapi dia juga akan baik kepada orang lain.

Hijrah seharusnya dapat mengantarkan kita tidak hanya pada aspek ritual saja, namun juga pada aspek sosial. Sehingga umat Islam yang dikatakan saleh secara ritual, juga menjadi saleh secara sosial.

Sekali lagi, hijrah seharusnya tidak malah membuatmu merasa lebih suci dari orang lain. Apalagi kalau merasa demikian hanya karena setiap hari posting story tentang dakwah, haisssh ramashokkk.


Tulisan ini ditulis di Cangkeman pada tanggal 22 November 2022.

DamianZiggy
bukan.bomat
muldi
muldi dan 13 lainnya memberi reputasi
14
2K
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan