Seolah tak puas dengan Bayraktar TB2, rupanya industri drone Turki kini terus menawarkan inovasi terbaru di segmen kendaraan tak berawak. Mengutip artikel sebuah perusahaan Turki bernama Titra, melalui website resminya pada 13 Oktober 2022 lalu; pihak manufaktur tersebut mengatakan jika pemerintah akan mendukung proyek drone helikopter bernama Alpin.

Pemerintah Turki telah menempatkan proyek tersebut pada “daftar investasi prioritas regional”, dan memastikan pemberian subsidi dan insentif. Pemerintah Turki juga berjanji akan membeli drone Alpin setelah uji coba lapangan berhasil dilakukan. Dan juga memastikan untuk membantu ekspor drone tersebut.




Drone yang diberi nama Alpin ini merupakan jenis drone helikopter, dan artikel TheDefensePostmenyebut jika awalnya Alpin dikembangkam dari platform helikopter berawak Heli-Sport CH-7 buatan Italia. Pada 2019, Titra menandatangani kesepakatan dengan perusahaan drone asal AS bernama UAVOS; untuk mengembangkan helikopter Heli-Sport CH-7 menjadi drone helikopter untuk keperluan militer dan sipil, termasuk misi penyelamatan. Titra berencana untuk bisa memproduksi 10 drone helikopter setiap tahunnya. Sementara penerbangan pertama Alpin sukses dilakukan pada Desember 2020 di Turki.

Sekilas spesifikasi Alpin, drone ini punya berat 340 kilogram; memiliki panjang 7 meter; lebar 1,5 meter dan tinggi 2,35 meter.  Rotornya memiliki diameter 6,28 meter dan kapasitas muatan maksimum 200 kilogram, termasuk bahan bakar. Alpin ditenagai oleh mesin Rotax 914 UL, menghasilkan output 115 tenaga kuda.

Pihak Titra menambahkan jika, sistem autopilot Alpin memiliki fitur dan keunggulan seperti lepas landas dan mendarat sepenuhnya otonom, kemampuan jaringan Ground Controls jarak jauh, kemampuan pendaratan autorotasi dan kontrol penerbangan efisiensi tinggi, berdasarkan TECS (Total Energy Control System).



Alpin bisa digeber sampai kecepatan maksimal 160 km/jam dengan daya jelajah 860 km serta ketinggian terbang maksimum 5.000 meter. Untuk durasi terbangnya adalah 7 jam dengan muatan standar. Jika membawa muatan penuh durasi terbangnya sekitar 2 jam saja.

Untuk muatan yang bisa dibawa adalah hyper-spectral, synthetic aperture radar serta electro-optical/infrared cameras. Dengan muatan tersebut, Alpin dapat mengirimkan informasi real-time ke operator, termasuk di daerah terpencil, melalui saluran komunikasi wideband satelit.






Referensi Tulisan: Titra& TheDefensePost
Sumber Foto: Titra & helistart.com