Kembali lagi di thread ane gan sist, yang masih membahas soal pesawat tempur. TS sendiri membuat thread ini berdasarkan pertanyaan salah seorang Kaskuser di beberapa thread ane terdahulu, dulu ane pernah menemui pertanyaan seperti ini "Gan bahan bakar pesawat tempur apa ya ?"Begitulah pertanyaan salah satu Kaskuser yang masih ane ingat, dan pada waktu itu ane pun menjawab "avtur."

Nah, pada kesempatan kali ini ane akan membahas secara ringkas tentang bahan bakar yang digunakan oleh pesawat tempur tersebut. Memang terdengar sepele pertanyaannya, tapi sebenarnya dari pertanyaan sepele itu kita bisa menemukan jawaban yang bisa menambah wawasan kita.




Avtur begitulah kita menyebut bahan bakar yang digunakan untuk pesawat terbang, bahkan kita sudah mengenal avtur sebagai bahan bakar pesawat terbang sejak masih duduk di bangku SD saat pelajaran IPA. Pesawat terbang sendiri beragam jenisnya, lalu jenis pesawat apa saja yang bisa memakai bahan bakar avtur ?

Avtur digunakan sebagai bahan bakar pesawat bermesin turbin gas, mesin turbin gas sendiri ada beberapa jenis yang terdiri dari turbofan, turbojet, turboprop dan turboshaft. Jika kita melihat etalase pesawat milik TNI, hampir seluruh pesawat tempur, pesawat angkut hingga helikopternya menggunakan bahan bakar avtur. Sebagai contoh pesawat C-130 Hercules TNI AU menggunakan mesin turboprop dan helikopter Bell 412 TNI AD dan TNI AL yang memakai mesin turboshaft, keduanya memakai bahan bakar avtur.

Avtur sendiri dibuat dari kerosene alias minyak tanah, jadi pada dasarnya bahan bakar pesawat militer dan pesawat penumpang adalah minyak tanah. Tapi minyak tanah yang digunakan bukan minyak tanah yang dulu dijual eceran di toko-toko untuk bahan bakar kompor minyak oleh ibu kita.Kerosene untuk avtur ini harus disesuaikan pada kondisi penggunaannya, misal pada ketinggian terbang tertentu yang memiliki suhu dan tekanan udara rendah. Salah satu yang harus disesuaikan dari penggunaan avtur adalah titik beku bahan bakar tersebut.

Sebagai contoh jika ada pesawat yang memakai jenis avtur yang memiliki titik beku -40 derajat celcius dan pesawat itu terbang di ketinggian 50.000 kaki, maka avtur tersebut akan membeku karena pada ketinggian tersebut suhu dan tekanan udaranya sangat rendah. Jika avtur membeku, maka pasokan bahan bakar dari tangki bahan bakar pesawat menuju mesin akan terhenti.

Tentu agan dan sista sudah bisa menebak bagaimana hasilnya bukan jika mesin pesawat tidak menerima pasokan bahan bakar ? Untuk menghindari hal tersebut, maka pesawat harus memakai avtur yang memiliki titik beku lebih rendah. Maka dari itu seperti yang ane tulis di atas, setiap operator pesawat harus memilih mana bahan bakar yang sesuai untuk kebutuhan pesawatnya dan disesuaikan dengan ketinggian terbang yang bisa dicapai pesawat. Selain ketnggian terbang, suhu udara di sekitar area landasan juga jadi faktor penting, misalnya di negara beriklim dingin seperti Norwegia atau Rusia, pesawat harus memilih avtur dengan titik beku yang rendah.







Avtur sendiri dibagi menjadi 3 jenis gan sist, pembagian jenis-jenis avtur ini disesuaikan dengan titik beku bahan bakar tersebut. Dengan pembagian ini memudahkan pihak operator pesawat memilih avtur yang sesuai dengan ketinggian terbang pesawat serta cuaca/suhu di negaranya. Dan berikut ini adalah jenis-jenis avtur:

1. Jet-A, avtur yang memiliki titik beku -40 derajat celcius.
2. Jet-A1, avtur yang memiliki titik beku yang rendah yakni -47 derajat celcius.
3. Jet B, avtur yang memiliki titik beku -60 derajat celcius. Avtur jenisi ini biasanya digunakan pada kondisi suhu yang sangat dingin, Jet B sendiri dibuat dari campuran bensin dan kerosene. Namun, Jet B lebih rentan terhadap kebakaran sehingga penggunaannya dibatasi hanya pada suhu yang sangat dingin.




Pada dasarnya bahan bakar untuk pesawat militer sama dengan pesawat penumpang/komersil, tetapi untuk pihak militer menggunakan klasifikasi dan penamaan khusus. Bahan bakar untuk pesawat militer menggunakan kode JP yang merupakan akronim dari "Jet Propellant."Kode Jet Propellant ini memiliki kode 1 sampai 10.

Umumnya pesawat tempur memakai bahan bakar dengan kode JP-8, yang sebenarnya sama dengan avtur Jet-A1. Sementara untuk daerah bersuhu dingin memakai bahan bakar berkode JP-4 yang sama dengan avtur Jet-B. Sementara JP-9 dan JP-10 digunakan untuk bahan bakar rudal jelajah bermesin turbin gas semisal Tomahawk dan AGM-86. FYI bahan bakar pesawat jet biasanya ditambahi aditif untuk mencegah terjadinya listrik statik, timbulnya listrik stattik bisa mengakibatkan percikan api yang bisa memicu kebakaran atau ledakan.




Selain avtur ada juga pesawat yang memakai bahan bakar avgas (Aviation Gasoline/bensin untuk pesawat terbang), pada dasarnya avgas dibuat dari bensin. Tetapi avgas bukan bensin biasa gan sist, avgas juga berbeda dari bensin yang digunakan oleh sepeda motor. Avgas memiliki volatilitas lebih rendah dari bensin biasa.

Volatilitas adalah kecenderungan cairan untuk menguap, yang artinya avgas tidak mudah menguap. Pesawat terbang biasanya terbang di ketinggian yang tekanan atmosfernya rendah, hal itu menyebabkan sebagian bahan bakar mengalami fase uap; uap yang terbentuk mengakibatkan saluran aliran bahan bakar pesawat terhenti. Biasa disebut sebagai vapor lock. Karena hal tersebut volatilitas avgas harus lebih rendah dari bensin biasa.

Dibandingkan bensin biasa, avgas memiliki nilai oktan yang lebih tinggi yakni 100. Bandingkan dengan bensin biasa seperti pertalite yang punya nilai oktan 90 dan pertamax dengan nilai oktan 92. Tingginya nilai oktan avgas atau sering disebut bensol di Indonesia karena tuntutan spesifikasi mesin piston yang harus memakai bensin beroktan tinnggi. Pasalnya rasio kompresi mesin piston pesawat terbang sendiri cukup tinggi.

Untuk menghasilkan oktan yang tinggi avgas dicampur dengan aditif tetraetyhl lead (TEL), penggunaan bahan tambahan ini membuat gas buang avgas mengandung timbal; yang penggunaannya sudah dilarang bagi kendaraan darat. Saat ini bahan zat aditif tambahan untuk menambah nilai oktan avgas sudah dikurangi atau diganti dengan zat aditif lain.




Saat ini avgas yang populer digunakan adalah avgas dengan grade 100 LL (Low Lead), kode LL artinya avgas memiliki nilai oktan rendah sementara angka 100 menunjukkan nilai oktannya. Selain itu ada juga avgas yang memiliki kode VLL (Very Low Lead) artinya kadar timbalnya sangat rendah serta yang terakhir avgas berkode UL (Unleaded) yang artinya tidak mengandung timbal.




Jika ada agan atau sista yang kepikiran pertanyaan seperti itu jawabannya adalah "ada, tapi sudah sangat jarang ditemui."Di lingkungan TNI rata-rata pesawat latih dan pesawat angkutnya sudah memakai jenis mesin turbin gas. Sementara jenis mesin piston sendiri banyak dipakai oleh pesawat latih, sekolah penerbangan serta pesawat untuk penerbangan perintis, tetapi baik pesawat latih maupun perintis kini sudah banyak memakai pesawat bermesin turbin gas.

Meski jumlahnya tidak banyak TNI masih mengoperasikan pesawat Cessna 172 di sekolah penerbangan TNI untuk melatih para pilot-pilot baru TNI. Pesawat bermesin piston punya ciri khas mesin berada di depan dan memiliki dua sampai tiga bilah baling-baling.





Namun, tidak semua pesawat yang memiliki mesin di depan dan memiliki bilah baling-baling memakai mesin piston, misalnya pesawat latih KT-1B Wong Bee buatan Korea Selatan dan pesawat counter insurgency Super Tucano buatan Brasil milik TNI AU memakai mesin turbin gas berjenis turbo propeller (turboprop). Meski mengusung mesin di depan dan punya bilah baling-baling, kedua pesawat ini tidak menggunakan jenis mesin piston.





Demikian sedikit informasi yang bisa TS sampaikan, semoga bisa bermanfaat. Sampai jumpa di thread yang lainnya gan sist






Referensi Tulisan: britannica.com& pertamina.com
Sumber Foto: sudah tertera di atas