cintadineAvatar border
TS
cintadine
Bedanya Twitter Dulu dan Sekarang, Banyak SJW, Cancel Culture dan Perundungan


Twitter, sebuah media sosial yang didirikan pada 2006 oleh Jack Dorsey yang memungkinkan penggunanya untuk membuat tulisan singkat yang kemudian dikenal sebagai cuitan. Muncul hampir berbarengan dengan Facebook, Twitter selalu jadi nomor dua jika dibandingkan dengan media sosial buatan Mark Zuckerberg tersebut. 

Sekarang, pengguna aktif Twitter khususnya di Indonesia masih cukup banyak walaupun sudah banyak para artis yang angkat kaki dari Twitter karena kebrutalan para penggunanya. 

Jagat Twitter saat ini memang berbeda jika dibandingkan dengan 10 atau belasan tahun yang lalu. Ane sendiri bergabung dengan Twitter untuk pertama kalinya pada November 2009 dan telah merasakan perbedaan dari tahun ke tahun di platform tersebut. Mulai dari hanya sebagai sekedar platform untuk membagikan cuitan receh dan sekarang telah menjadi wadah bagi para SJW, perundung, sampai peperangan debat politik yang tak berkesudahan. 

Setidaknya, ada beberapa perbedaan Twitter dulu dan sekarang. Baik itu dalam segi fitur maupun dari segi para penggunanya. Ya, media sosial yang dikenal sebagai sarang dari kaum open minded ini telah mengalami perubahan seiring berjalannya. Apa saja ya perubahan itu?

1. Jumlah Karakter Maksimal Dalam Satu Cuitan


Sebelum tahun 2017, jumlah karakter maksimal dalam satu kicauan adalah 140 karakter. Sangat pendek dan lebih pendek dari maksimal karakter dalam satu pesan SMS yang berjumlah 160 karakter. Namun, setelah tahun 2017 jumlah maksimal yang diizinkan dalam satu kali cuitan diubah menjadi 280 karakter. 

Ini dilakukan agar para pengguna lebih leluasa dalam mengutarakan kata-katanya. Terlebih bagi akun-akun layanan pelanggan yang harus menjelaskan sesuatu kepada pelanggannya secara jelas.

Namun, sejak menjadi 280 karakter ini, para pengguna jadi lebih aktif dalam berkicau di Twitter. 


2. Kulwit dan Thread (Utas)


Dari dulu para pengguna Twitter sering membuat tulisan panjang di Twitter yang disebut dengan Kuliah Twitter atau Kultwit, caranya adalah dengan memberi nomor urut sebelum cuitan. Ini dilakukan selama sebelas tahun lamanya sebelum akhirnya Twitter memperkenalkan fitur thread atau utas pada 12 Desember 2017. 

Para pengguna hanya perlu membalas cuitan sendiri untuk meneruskan tulisan di cuitan sebelumnya sehingga terbentuk sebuah utas yang mudah dibaca oleh para pengguna lainnya. 

Dengan adanya fitur ini, semakin banyak pengguna yang berceloteh di Twitter mulai dari dongeng, curhat, membagikan ilmu pengetahuan, sampai melakukan perundungan. 

3. Dulu Belum Ada SJW


Ketika ane membuka Twitter di tahun 2009, waktu itu belum ada SJW dan juga para pengguna dari kalangan Gen Z  juga belum ada, cukup tentram memang. Yang ada hanyalah cuitan-cuitan biasa layaknya ketika Facebook pertama kali booming. 

Memang sudah ada yang namanya tweet war di zaman dulu, namun tetap tidak separah sekarang. 

Yang paling kentara, perbedaan antara Twitter dulu dan sekarang adalah hadirnya para Social Justice Warriors alias SJW. Peran SJW di Twitter ini memang sangat meresahkan. Mulai dari mempermasalahkan yang remeh temeh, merundung seseorang, sampai melancarkan aksi cancel culture yang seharusnya tidak terjadi. Sialnya, para SJW ini kebanyakan berasal dari Gen Z walaupun tentu saja dari kalangan Milenial juga banyak. 

4. Open Minded, Perundungan, dan Cancel Culture di Twitter

Masih berhubungan dengan poin nomor tiga yaitu SJW. Dulu di Twitter pembahasannya ya biasa saja layaknya forum diskusi seperti Kaskus atau Reddit di zaman itu. Belum ada pengguna yang sangat "open minded" dan suka melakukan cancel culture yang kemudian disertai dengan perundungan. 

Contoh figur publik yang terkena cancel culture ini adalah JK Rowling, penulis novel fenomenal Harry Potter yang dirundung Netizen karena dianggap tidak mendukung LGBT. Semuanya terjadi hanya karena Rowling mengatakan kalau wanita yang sebenarnya adalah wanita yang menstruasi. Pernyataan Rowling itu dianggap SJW sebagai penghinaan bagi kaum transgender.

Ya, semengerikan itu rakyat Twitter sekarang. Bahkan, Komeng hampir saja kena cancel culture dari warga Twitter terkait candaannya. Namun beruntung lebih banyak yang mendukung Komeng. 

Sedangkan, Twitter zaman dulu belum ada yang namanya para penggiat cancel culture ini.  

Itulah pembahasan mengenai perbedaan Twitter dulu dan sekarang. Masihkah agan menggunakan Twitter sekarang ini? emoticon-Kolombia

Referensi
Diubah oleh cintadine 03-03-2022 08:12
gembelngehe
agusrezapratam4
asamboigan
asamboigan dan 14 lainnya memberi reputasi
13
6.6K
94
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan