Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

LordFaries3.0Avatar border
TS
LordFaries3.0
Respons Kemenkes soal 23 Orang di Norwegia Meninggal Usai Divaksin Pfizer

Sebanyak 23 orang di Norwegia dilaporkan meninggal dunia tidak lama usai disuntik vaksin corona Pfizer. Dari 23 orang itu, 13 di antaranya adalah lansia di atas 80 tahun yang tinggal di panti jompo.

Menyusul temuan ini, otoritas Norwegia mengubah kebijakan vaksinasi agar tidak terulang kejadian yang sama. Yakni dengan mencantumkan efek samping yang timbul ke dalam keterangan vaksin, khususnya bagi pasien yang kondisi tubuhnya lemah.

Pfizer merupakan salah satu vaksin corona yang juga akan digunakan di Indonesia. Vaksin Pfizer asal Amerika Serikat ini dijadwalkan tiba di Indonesia pada pertengahan 2021.

Bagaimana tanggapan Kemenkes soal temuan kasus meninggal di Norwegia akibat disuntik Pfizer?

Juru bicara vaksinasi dari Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan pihaknya akan terus memantau perkembangan pemakaian vaksin Pfizer di negara-negara yang telah menggunakannya.

Termasuk meneliti jika ada efek dari penggunaan vaksin Pfizer pada kelompok-kelompok tertentu, seperti contohnya lansia.

"Terkait hal ini, kita akan memonitor bersama ITAGI dan para ahli dari perhimpunan profesi. Semua dipertimbangkan dari segala aspek berdasarkan data yang update," kata Nadia saat dikonfirmasi, Sabtu (16/1).

Respons Kemenkes soal 23 Orang di Norwegia Meninggal Usai Divaksin Pfizer (1)

Sejauh ini, Kemenkes masih menjadikan vaksin Pfizer untuk digunakan di Indonesia. Namun menurutnya, pihak Pfizer tidak perlu melaporkan hasil temuan apa pun, selama proses vaksinasi yang telah berjalan di sejumlah negara ke pemerintah Indonesia.

"Kemenkes sampai saat tidak mendapat laporan [kasus meninggal usai divaksin Pfizer], dan tidak kewajiban baik Pfizer atau tim peneliti untuk mengirimkan data ini ke Kemenkes," tuturnya.
Sementara itu, sebelumnya Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut vaksin Pfizer kemungkinan akan datang setelah Sinovac. Apalagi, Pfizer sudah mengantongi izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dan masuk daftar yang direkomendasikan WHO.

"Karena Pfizer yang sudah tersedia, sudah dapat EUA, jadi mana yang tersedia duluan, dan itu ada di list WHO, dan itu harus disetujui BPOM, jadi itu prinsipnya secepat mungkin. Jadi mengapa Sinovac duluan dan itu ada di WHO dan disetujui BPOM," ujar Budi Gunadi saat raker bersama Komisi IX DPR, Rabu (13/1).

Vaksin Pfizer saat ini tercatat masih memiliki tingkat efikasi (kemanjuran) tertinggi dengan 95 persen.

https://m.kumparan.com/kumparannews/...zS5Sp0CHZ/full

Persis kek space race di era cold war...
nomorelies
tien212700
tien212700 dan nomorelies memberi reputasi
2
1.4K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan