Sekitar 60 persen pelajar SMA di Warsawa, Polandia, gusar jika mendapati bahwa pacar mereka adalah seorang Yahudi.

Pernyataan tersebut merupakan kesimpulan dari suatu survei yang baru saja dilakukan oleh komunitas Yahudi di Warsawa. Survei dilakukan sebagai bagian dari perayaan peringatan Perlawanan Ghetto (tempat penyiksaan orang Yahudi semasa Perang Dunia II– red) yang ke-70.

AP Survei dilakukan oleh para peneliti Homo Homini terhadap 1.250 perwakilan dari sekolah tingkat atas di Warsawa pada Maret 2013.

Peneliti juga menyimpulkan sebanyak 45 persen dari para pelajar tidak senang jika ada anggota keluarga yang ternyata adalah seorang Yahudi. Selain itu, 44 persen mengatakan mereka tak mau bertetangga dengan orang Yahudi, dan 40 persen lainnya mengaku mereka tak mau bersekolah dengan orang Yahudi.

Dan yang paling mencengangkan adalah satu dari empat peserta survei berpikir bahwa ghetto yang dibuat Hitler untuk membatasi pergerakan orang Yahudi adalah sebuah kesuksesan.

Para pelajar ini juga menunjukkan bahwa mereka tak begitu paham dengan sejarah Polandia karena banyak yang mengatakan sebelum perang dunia, populasi Yahudi di Warsawa adalah 18 persen. Padahal, populasi Yahudi waktu itu sebanyak sepertiga dari total penduduk kota.

Selain itu, survei juga memperlihatkan bahwa para peserta tidak benar-benar mengetahui peristiwa Perlawanan Ghetto Yahudi. Tentara Nazi membuat ghetto di Warsawa pada Oktober 1940. Perlawanan dimulai pada 19 April 1943. Jumlah orang Yahudi yang melawan kurang dari 1000 orang.

Tentara Nazi memadamkan perlawanan pada 16 Mei 1940. Jumlah korban meninggal dari pihak Yahudi sekitar 13.000 orang. Lebih dari 300.000 orang Yahudi di ghetto dipindahkan ke Treblinka untuk dilenyapkan.

Perlawanan Yahudi ini dikenal sebagai perlawanan terbesar terhadap Nazi pada Perang Dunia II, namun banyak pelajar di Warsawa yang tidak mengetahui sejarahnya. Sepertiga jumlah peserta survei tak tahu kapan perlawanan dimulai dan 40% mengatakan Nazi berhasil dikalahkan oleh orang-orang Yahudi pada perlawanan itu, 9% berkata pertolongan dari pihak luar sangat besar.

Dr Michal Bilewicz dari Universitas Warsawa mengungkapkan pengetahuan sejarah para pelajar sekolah tingkat atas di Warsawa sangat buruk. “Ini, sayangnya, mencerminkan standar pengajaran di sekolah kita,” ujarnya.

“Dan kurangnya kesadaran serta pengetahuan ini menjelaskan ketidaksukaan mereka terhadap orang Yahudi modern,” tambahnya.

Global Post