Rasanya pasti masih ingat, ya. Apalagi kalau hari ini kita sama-sama baru masuk SD. Eh, maksudku, ketika kita membayangkan guru SD pasti ada beberapa bayang wajah yang terngiang dalam khayal.

Begitulah kenyataannya. Guru SD adalah sosok yang menginspirasi, mengajarkan kita literasi, mengajarkan kita tentang adab, hingga tanpa lelah membentuk karakter mulia dengan derajat kesabaran yang luar biasa.

Dulu, barangkali sebagian dari kita suka ngompol di kelas, lalu guru menyelamatkan kita dari rasa malu akibat dirundungi oleh teman sekelas. Dulu, barangkali kita lupa hafalan perkalian hinggalah rotan melayang di telapak tangan hingga pantat.

Lebih dari itu, ada pula guru yang periang, yang ceria, suka canda tawa, sehingga gaya humornya tidak jarang kita contoh di kehidupan sehari-hari.

Ada yang seperti itu?
Ada!

Tapi sekarang, menurutmu, mana yang lebih disayang antara guru periang dan guru garang?

Guru SD, Periang Maupun Garang Tetaplah Disayang Siswa

Aku sebut garang karena dulu beberapa guru SD begitu galak, suka marah, bahkan suaranya sangat kencang sehingga ketika sang guru berbicara dari depan ruang guru, seluruh penduduk sekolah langsung masuk kelas.

Hahaha. Hebat sekali guru yang seperti itu. Siswa pasti takut kepadanya. Takut salah, takut dimarah, takut dihukum, bahkan juga takut ketika nama mereka disebut ketika presensi.

Guru yang seperti itu biasanya terkenal se-sekolahan, bahkan kepopulerannya sampai terdengar ke rumah orangtua siswa. Sudah pasti orangtua mendukung secara penuh, kan?

Pastinya. Dulu, setahuku, kalau kita laporan yang “aneh-aneh” kepada orangtua tentang guru SD di sekolah, bisa-bisa kita yang kena tabok sama orangtua. Soalnya, orangtua lebih percaya kepada guru daripada kita. Hahahaha

Sampai sekarang kita masih ingat, kan? Itulah kehebatan guru garang.
Guru garang saja hebat, apalagi guru periang?

Pada dasarnya banyak pula guru SD yang mengajar dengan gaya “anak-anak” alias menyatu jiwanya dengan anak-anak. Sang guru lemah lembut, memiliki derajat kesabaran yang luar biasa, hingga disayang sepenuhnya oleh para siswa.

Guru yang seperti itu biasanya akan menjadi “ladang” curhat bagi siswa. Entah itu tentang kisah siswa ketika ikut membantu orangtua, kisah siswa tentang main game kekinian, jajan, kunjung wisata, dan sebagainya.

Hebatnya lagi, siswa SD itu jujur. Menurutku, sebagai guru SD aku mengakui bahwa kebanyakan siswa SD jujur dengan perasaannya, apapun beban hati diungkapkannya, apapun keluh diutarakannya.

Alhasil, gurunya juga pasti disayang penuh oleh siswa.

Sebagai penutup goresan ini, aku kira tidak ada bedanya antara guru SD periang dan guru SD garang. Derajat sayang siswa terhadap keduanya masih sama. Tentu saja selama galaknya guru itu adalah untuk kebaikan.

Meski saat ini sebagian dari kita belum tentu bisa mengingat nama guru-guru SD secara lengkap, tetapi baik guru periang maupun guru garang kisah keduanya tetap terbayang di alam pikir. Itulah bukti bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang terkenang sepanjang masa.

Salam.
*gambar adalah hasil dokumentasi pribadi.