doc.pri

Di Jawa Timur, khususnya Malang Raya belum diperbolehkan membuka sekolah dengan tatap muka. Apalagi untuk daerah dengan klaster covid-19. Larangan diberlakukan untuk seluruh jenjang pendidikan memberikan pelajaran langsung kepada anak didik.

Hanya boleh mengajar dengan basis online. Satu hal yang kini mayoritas guru maupun siswa sangat tidak suka. Rindu suasana lingkungan juga sua dengan orang-orang yang biasanya bertemu.

Itulah salah satu alasan yang membuat TPQ Miftahul Falah Singosari membuka kelas pembelajaran kembali. Berbasis off line setelah sekian lama tutup akibat PSBB, Pembatasan Sosial Berskala Besar.


TPQ, Taman Pendidikan Alquran yang berdiri pada tahun 1992 itu oleh pendirinya, Kyai Arifin dipersilahkan buka kembali sejak kran new normal digemakan Presiden Jokowi.

3 Juni TPQ itu buka kembali. Antusias masyarakat terlihat betul. Sejak dibuka hingga berita ini diturunkan santri rajin datang. Mereka tetap ingin belajar mengaji di TPQ tersebut yang memakai metode pembelajaran Tilawati.

Santri antusias datang

Menerapkan sistem gelombang pada awalnya . Yakni pukul 2 siang hingga pukul 3 sore untuk santri Paud sampai kelas Tilawati jilid 2. Lalu gelombang berikutnya kelas tilawati jilid 3,4,5 hingga yang sudah menempuh pembelajaran menggunakan Alquran.

Ini dilakukan untuk mematuhi anjuran tentang physical distancing dan social distancing. Jaga jarak, jaga bersentuhan. Dengan menggunakan sistem gelombang kedatangan santri tidak lagi memicu gerombolan. Langsung pembelajaran.


Dengan jumlah murid lebih dari 100 orang tentu pengasuh harus berpikir keras untuk bisa tetap melaksanakan pembelajaran tanpa masalah. Terkini solusi yang diambil dan nyaman digunakan adalah melaksanakan kegiatan dengan protap.

Untuk semua yang masuk area TPQ. Tanpa kecuali harus taat aturan. Termasuk ustadz dan ustadzahnya. Menggunakan masker atau face mask, cuci tangan, masuk bilik disinfektan herbal.

Saat mengaji pun masker atau face mask itu tetap dipakai. Seru melihatnya. Ada kekurangan sih. Gerak bibir tidak bisa terlihat jelas bila mengenakan masker. Pembimbing harus ekstra mendengarkan untuk yang mengaji demikian.

Sedangkan yang menggunakan face mask lebih nyaman. Bisa melihat dengan jelas gerak bibir juga mimik muka. Sesuatu yang sangat berpengaruh terhadap ketepatan bacaan.

Melihat pembelajaran berlangsung lancar itu rasanya adem di hati. Generasi berbudi yang tidak hanya piawai mengoperasikan gawai bisa diharapkan dari pembelajaran di TPQ. Meski dengan protap ketat bisa kok mengadakan tatap muka. Tidak nyaman sedikit tetapi untuk kebaikan tak mengapa.



Dia benar, belajar online itu tidak nyaman.


Anis Hidayatie, Untuk Kaskus 28/7/2020