Quote:
Jakarta - Banyak pekerja profesional Indonesia di bidang teknologi informasi (IT) bekerja di luar negeri. Mereka masih berpikir kembali ke Indonesia karena sejumlah alasan.
International Candidate Manager Robert Walters Glorya Tay mengatakan, banyak pekerja Indonesia yang betah tinggal dan mencari nafkah di luar negeri. Ada beberapa alasan yang membuat mereka betah, salah satunya soal pendidikan anak.
"Anak-anaknya education free, ke sini harus international school, setahun bisa US$ 2.000," ujar dia di Kawasan Setiabudi Jakarta, Jumat (13/4/2018).
Alasan lain, kata dia, mereka berpikir soal pendapatan. Di luar negeri, kata dia, para diaspora ini mendapatkan bayaran yang jauh lebih besar meski biaya hidupnya pun lebih tinggi dibanding Indonesia.
Pertimbangan lain juga untuk memperkaya pengalaman.
Baca juga: Perusahaan Ini Ajak Jagoan IT RI di Luar Negeri Pulang Kampung
"Mungkin mereka graduate, belum tentu mau balik duluan tapi mau cari experience duluan," ungkapnya.
Robert Walters sendiri gencar mengkampanyekan gerakan 'Pulang Kampung'. Gerakan ini ialah mengajak para pekerja profesional Indonesia yang bekerja di luar negeri untuk kembali ke Indonesia. Sehingga, para pekerja tersebut bisa mengisi kebutuhan perusahaan di Indonesia yang mana saat ini sektor IT tengah berkembang pesat.
Program ini telah menjaring 2.600 pekerja profesional Indonesia di luar negeri yang aktif berbagi informasi terkait pangsa pasar kerja di Indonesia. Dari situ, sebanyak 361 pekerja telah terdaftar sebagai kandidat potensial yang kembali ke Indonesia. Kemudian, sebanyak 136 di antaranya menyatakan siap kembali ke Indonesia dalam waktu 1 tahun.
Dia mengatakan, sejak program ini diluncurkan sekitar 40 pekerja profesional Indonesia di luar negeri berhasil kembali ke Indonesia. "Tahun lalu 40 orang," tutupnya.
https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-3969928/ahli-it-ri-di-luar-negeri-masih-ogah-pulang-kampung-ini-alasannya
mereka pasti ketakutan disuruh ngerjain e gopermen dengan target 2 minggu, makanya gak mau pulang