Tribratanews.polri.go.id – Bingung pingin punya usaha ? Bikin batik tulis barangkali bisa jadi salah satu solusinya. Soalnya, sampai saat ini masih banyak orang yang butuh kain batik hasil kerajinan tangan. Bukan batik hasil cetakan.

“Pesanan batik sampai sekarang masih lumayan. Hampir tiap hari saya mengerjakan pesanan,” kata Wulan, salah satu perajin batik tulis di Kecamatan Toroh, Grobogan.

Pada awal membuat batik sekitar dua tahun lalu, ia biasanya membuat motif khas Grobogan. Yakni, corak hasil pertanian. Seperti, jagung, padi, kedelai, dan semangka.

Namun, akhir-akhir ini ada pelanggan yang minta dibuatkan corak sendiri. Mereka sebelumnya sudah membuat desain gambar yang diinginkan.

“Ada yang pesan corak naga, burung merak, dan lainnya. Permintaan ini juga kita layani,” jelasnya.

Proses pembuatan batik tulis dirasa cukup mudah. Hanya saja butuh ketelitian dan kesabaran. Soalnya, banyak proses yang harus dikerjakan dari awal hingga selesai. Yakni, mulai menggambar pola pada kain, nyanthing atau bikin gambar, mewarnai, mloroti dan penjemuran.

“Memang agak ribet prosesnya. Setidaknya butuh waktu dua hari untuk bikin batik tulis,” kata ibu dua anak tersebut.

Selain perorangan, pesanan batik juga datang dari instansi pemerintahan dan swasta. Biasanya mereka pesan batik buat seragam karyawan yang dipakai pada hari-hari tertentu.

“Saya sudah beberapa kali dapat pesanan dari perusahaan swasta. Tetapi odernya belum banyak, sekitar 20 potong,” jelas Rahayu, perajin batik lainnya.

Harga jual batik bervariasi, mulai Rp 150 sampai Rp 250 ribu. Tergantung model, banyaknya warna dan tingkat kesulitan pembuatannya.

Sebagian perajin batik di Grobogan membentuk wadah kelompok usaha bersama. Namun, ada juga yang buka usaha perseorangan dan menawarkan produksinya lewat jasa online.

Penulis : Dani

Editor : Umi Fadillah

Publish : Teddy

Sumber berita di atas didapat dari Portal Berita resmi POLRI Tribratanews.polri.go.id