Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kurt.cob41nAvatar border
TS
kurt.cob41n
Anies Baswedan Ingin Subsidi Semua Angkot di Jakarta
Jakarta - Calon gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menilai subsidi TransJakarta kurang tepat sasaran. Anies akan mengalihkan subsidi tersebut ke angkutan umum lainnya.

"Kami ingin restrukturisasi transportasi menjadi terintegritas. Salah satunya dangan memberikan subsidi dari TransJ untuk menjadikan angkot baru di Jakarta," kata Anies di Hotel Sofyan Inn, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017).

Anies menilai armada TransJ tidak memuaskan dalam melayani warga Jakarta. Pengalihan subsidi, menurut Anies, akan membuat warga lebih tertarik menggunakan transportasi umum.

"Kenaikan penumpang saat ini hanya 6% dan keterlayanan busway hanya 2%. Kalau saya gubernur saya akan geser ke situ," katanya.

Anies juga akan melakukan perombakan rute angkutan umum di Jakarta. Ia ingin ada integrasi antar moda transportasi umum.

"Rute angkutan sama selama 3 dekade. Sejak saya sekolah hingga sekarang. Nanti kita akan restrukturasi rute agar saling integrasi. Jadi turun dari MRT bisa sambung ke kereta atau angkutan," katanya.

Anies optimis dengan programnya tersebut penggunaan kendaraan bermotor akan turun. "Kita optimis penggunaan kendaraan bermotor akan turun. Kita tidak akan lakukan restrictions apapun hingga semua angkutan terintegrasi. Ini agar fair," katanya.

https://news.detik.com/berita/d-3408172/anies-baswedan-ingin-subsidi-semua-angkot-di-jakarta
emoticon-Ngakak (S)
Baswedan baswedan...coba tengok metropolitan maju dunia mana yang ada angkot ??? Bikin macet ngetem sembarangan, ga efisien. Ga usah jauh jauh deh bandingin ama singapura aja. Pemerintah kota singa milih MRT yang berbasis rel karena efisien dan muat ngangkut banyak orang sekali jalan. Hasilnya apa ? Warga singapur jadi lebih milih public transport dan volume kendaraan di jalan raya lebih bisa diminimalisir.... mikir tuh MAJU, bukan cuma terbuai dan bangga ama sekarang yang ada ..hadehh bakal saingan dgn bogor pemegang rekor sejuta angkot nih

Logika Ngawur Anies Subsidi Angkot Dan Sandi Dukung LCGC

Masalah kemacetan adalah masalah utama yang dihadapi Jakarta dan menjadi agenda bagi paslon dalam kampanye. Tujuan akhir adalah mengurangi kemacetan. Tapi anehnya, paslon nomor 3 Anies-Sandi seperti melawan arus dengan kebijakan yang malah akan memperparah kemacetan.

Anies sebelumnya berkeinginan mengalihkan subsidi Transjakarta ke angkutan kota (angkot). Dia menilai, pengalihan ini untuk mendukung transportasi angkot lebih baik.
Anies menjelaskan, biaya subsidi untuk Transjakarta bisa membuat 13.000 angkot baru dan bagus.

Saya tidak mengerti jalan pikiran seorang Anies. Menambah angkot baru? Bukannya itu akan semakin menambah jumlah volume kendaraan? Jauh lebih bagus diganti dengan bus ukuran besar yang menampung banyak penumpang sekaligus sehingga tidak memakan jalan. Satu bus saja kapasitasnya setara dengan daya angkut beberapa angkot.

“Beliau enggak baca UU tentang transportasi. UU transportasi sudah enggak boleh ada angkot, enggak boleh ada mikrolet di jalan,” kata Ahok.

Ahok yakin rencana yang dimilikinya jauh lebih baik. Menurutnya, semua angkot yang ada di Jakarta nantinya harus diganti dengan bus berukuran besar. Skema pengadaannya akan dilakukan dengan cara memberikan pinjaman ke pengusaha angkutan sebagai modal untuk mengganti angkotnya. “Busnya dicicil, standarnya dari kami. Itu sudah kita tawarkan. Jadi angkot-angkot jual saja ke luar kota,” ujar Ahok.

Jika Ahok memang benar tentang UU transportasi maka Anies lagi-lagi tidak paham dengan data. Sekali lagi ini membuktikan Anies lebih banyak retorika palsu hanya demi membuat program yang terkesan bagus namun tidak masuk di akal sehat.

Yang paling mendasar dari meredam kemacetan adalah mengurangi laju pertumbuhan kendaraan, atau mengurangi jumlah kendaraan masuk ke jalanan, bukan memperbanyak. Ini juga yang membuat program Sandi Uno yang berencana melarang mobil mewah 3 miliar berseliweran di jalanan terdengar aneh dan kontradiksi.

Melarang mobil mewah sama saja dengan mengizinkan menjamurnya mobil yang lebih murah. Orang kaya takkan bisa dihentikan dalam pembelian mobil, kecuali melarang total. Melarang membeli mobil mewah 3 miliar, maka mereka akan membeli 3 mobil seharga 1 miliar. Kalau masih dilarang juga, mereka pasti akan membeli mobil yang lebih murah dan lebih banyak.

Kebijakan Sandi mendukung mobil LCGC murah sama saja memperparah kemacetan. Pelarangan mobil mewah sama saja dengan ujung-ujungnya beralih ke mobil murah. Mobil murah sangat terjangkau, sehingga ramai-ramai orang membeli sehingga volume kendaraan kian bertambah, jalanan pun sesak napas dan bengek-bengek.



Apa yang dilakukan Sandi adalah memancing agar jalanan di Jakarta makin sesak. Di banyak negara, harga mobil lebih mahal, pajak lebih tinggi, parkir lebih mahal dan ada jalan berbayar untuk mengurangi pertumbuhan mobil di samping memperbanyak transportasi massal. Itu pun sebenarnya tidak menjamin, apalagi melakukan yang sebaliknya.

Intinya menurut saya perbanyak dan percepat sistem transportasi massal agar dapat menampung banyak orang sekali jalan. Cara yang dilakukan Ahok sudah tepat, dengan menerapkan kebijakan ERP (Electronic Road Pricing) seperti di Singapura lalu digunakan untuk subsidi transportasi massal sehingga mampu membuat orang berbondong-bondong naik transportasi umum, tidak seperti Anies-Sandi yang malah memicu orang mengabaikannya karena lebih melirik mobil pribadi murah meriah.

Lalu apakah transportasi massal dapat mengurangi kemacetan? Bisa, tapi saya tidak tahu berapa persentasenya. Bisa jadi tidak signifikan kecuali menggunakan konsep seperti Singapura. Tapi yang jelas, transportasi ini memberikan pilihan bagi masyarakat. Transportasi massal adalah solusi yang cepat, bebas macet, nyaman dan efisien. Mau cepat dan murah, gunakan transportasi massal. Kalau tidak mau, silakan pakai kendaraan pribadi dengan risiko macet dan waktu terbuang lebih banyak di jalanan.

Satu gerbong MRT setara dengan mungkin 10-20 angkot dan untungnya tidak ikut bikin sesak jalanan. Belum lagi LRT. Ini baru konsep yang benar dalam mengurangi kemacetan bukannya mempersempit ruang gerak di jalan. Kesimpulannya apa yang dilakukan Anies-Sandi adalah berdasar pada logika ngawur, bukan mengatasi tapi lebih condong ke memperparah kemacetan. Pantas saja Jakarta sekarang baru mau mulai bangun MRT, padahal jalur MRT di kota lain sudah seperti cacing berbelit. Wajarlah karena banyak program ngawur dari pemerintah dulu.

Bagaimana menurut Anda?
Diubah oleh kurt.cob41n 17-02-2017 13:40
0
9.8K
173
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan