Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

infolabkesAvatar border
TS
infolabkes
5 Mitos Keliru Tentang Sains
Bukan hanya kebudayaan yang sering kali mengandung mitos, ternyata sains juga memiliki mitos. Namun, mitos di sains merupakan sebuah kekeliruan yang kemudian dipercaya sebagai sebuah kebenaran yang ilmiah. Berdasarkan pada fakta dan logika.

Padahal, mitos-mitos tentang sains ini keliru. Namun telah terlanjur menyebar dikalangan masyarakat bahkan diajarkan dan menjadi pengetahuan umum. Apa saja sih mitos keliru tentang sains yang sudah luas beredar dan dipercayai sebagai sebuah fakta ilmiah? Simak penjelasan berikut ini ya!

1. Air Dapat Mengantarkan Listrik

Sejak duduk dibangku sekolah dasar, mungkin kamu sudah diberitahu tentang pengetahuan ini, bahwa air dapat menghantarkan listrik. Atau mungkin, kamu melihat beberapa film yang menampilkan tentang potongan kabel listrik yang terjatuh ke air dan menyetrum orang yang ada di dalam air tersebut.



Benarkah air dapat menjadi konduktor listrik? Apakah pengetahuan ini salah? Padahal kamu telah menemukan sendiri bahwa air yang terpapar aliran listrik dapat menyebabkan orang yang memegang air tersebut tersengat listrik.

Faktanya, tidak semua jenis air mampu menjadi konduktor listrik. Secara keseluruhan, air murni dan destilasi tidak dapat mengantarkan listrik. Hanya air yang mengandung mineral dan kotor yang dapat menghantarkan listrik.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa air dapat mengantarkan listrik karena adanya kandungan mineral di dalamnya.

2. Berlian Berasal Dari Batubara

Pernah dengar atau baca tentang sebuah motivasi yang menganalogikan antara batu bara dengan berlian?

“Jadilah engkau seperti berlian. Awal mulanya, ia adalah batu bara hitam dengan bentuknya yang tak menarik. Namun setelah ditempa dengan berbagai tekanan yang kuat dan panas yang tinggi, ia berubah menjadi berlian yang bersinar, berkilau indah dan bernilai. Hanya ia yang mampu bertahan dengan tempaan yang akhirnya akan berubah menjadi seperti berlian.”

Mungkin kurang lebih seperti itulah bunyi mitivasi hidup yang banyak dipakai orang. Menganalogikan kesulitan dan ujian hidup dengan tempaan tekanan dan panas yang dialami batu bara. Apabila ia bertahan, maka akan keluar sebagai pemenang. Berlian yang bersinar, berkilau indah dan tentu bernilai tinggi.



Tentunya motivasi yang beredar bukan sembarang dan tak berlandaskan pengetahuan. Pasalnya, pengetahuan ini memang diberitahukan dalam pelajaran sains ketika masih dipendidikan dasar. Kemudian, seiring berkembangnya waktu, pengetahuan ini diadopsi dalam sebuah motivasi.

Namun bagaimana kebenaran mitos sains yang satu ini? Benarkah berlian berasal dari batu bara? Pada dasarnya, batu bara dan berlian memang sama-sama terbuat dari unsur karbon. Salah satu unsur yang paling banyak ditemukan dalam kerak bumi adalah karbon dan hampir setiap benda di bumi juga mengandung unsur ini. Namun, berlian bukan berasal dari batu bara.

Hakikatnya, berlian memang berasal dari unsur karbon yang mengalami penempaan tekanan dan panas yang tinggi. Namun, berlian ditemukan pada kedalaman 90 mil dari permukaan bumi. Berbeda dengan batu bara yang diambil di kedalaman 2 mil saja.

Unsur karbon yang ditemukan dalam batuan memiliki struktur yang berbeda dan diklasifikasikan menjadi tipe batuan yang berbeda pula. Berbeda dengan batu bara yang termasuk dalam batuan amorf, berlian tergolong dalam batuan kristal. Masing-masing batuan memiliki struktur unsur karbon yang berbeda. Pada berlian, struktur karbonnya berbentuk tetrahedral dan membentuk strutur seperti piramid.

3. Petir Tidak Pernah Menyambar Tempat Yang Sama

Pernah dengar rumor yang beredar tentang petir? Bahwa petir tidak pernah menyambar tempat yang sama untuk kedua kalinya? Entah bermula dari mana, namun mitos ini beredar luas. Mitos bahwa petir tidak pernah menyambar lokasi yang sama untuk kedua kalinya ini ternyata keliru.



Diketahui, sebuah tempat seperti Empire State Building ternyata tersambar petir hingga 100 kali dalam setahun.

4. Telepon Seluler Mengganggu Sinyal Satelit

Mitos sains yang satu ini sejatinya memang benar. Namun, telepon seluler yang dapat menyebabkan gangguan sinyal satelit bukanlah telepon seluler biasa. Hanya telepon yang menggunakan satelit saja yang akan mengganggu jaringan sinyal satelit. Sedangkan kebanyakan telepon genggam menggunakan tower dan kabel untuk membantu mengantarkan sinyal.

5. Hanya Ada 3 Wujud Zat

Masih ingat tentang macam-macam wujud zat? Zat cair, padat dan gas. Semua pasti bersepakat tentang ketiga wujud zat tersebut. Macam-macam wujud zat ini telah dipelajari dan diberitahu sejak pendidikan dasar.

Namun benarkah mitos sains tentang zat yang hanya terdiri dari tiga wujud ini? Faktanya, selain dari tiga wujud zat tadi, masih ada satu zat lagi yaitu plasma.

Klasifikasi wujud zat didasarkan pada perbedaan hubungan antar molekul. Zat padat memperlihatkan gaya antarmolekul yang spasial tetap. Dalam cairan menunjukan hubungan antarmolekul yang berdekatan namun tidak spasial tetap. Sedangkan untuk gas, molekul berpisah dan gaya tarik antarmolekul relatif tidar berpengaruh pada gerakannya. Lalu bagaimana dengan plasma?



Plasma adalah gas yang sangat terionisasi dan terjadi pada suhu tinggi. Gaya antarmolekul yang diciptakan oleh gaya tarik dan tolak ion-ion menghasilkan keadaan yang berbeda sifat sehingga plasma dideskripsikan sebagai wujud zat yang keempat. Plasma ini adalah material yang membentuk bintang dan bulan.

-LabSatu-
0
22.4K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan