- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kisah Survei Palsu di "CNN" yang Menangkan Prabowo
TS
Mr.Josh.Ganteng
Kisah Survei Palsu di "CNN" yang Menangkan Prabowo
Quote:
Kisah Survei Palsu di "CNN" yang Menangkan Prabowo
Selasa (24/6/2014) malam, ruang-ruang di media sosial riuh. Sebuah link yang mengarah pada situs berita CNN mengabarkan soal survei yang memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa atas pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Judul tulisannya, "Indonesia Predict Prabowo Will Be Next Indonesian President". Tulisan itu menyebut, survei dilakukan oleh Gallup Indonesia. Hasilnya, 52 persen masyarakat Indonesia memperkirakan Prabowo akan menang, sementara yang memilih Jokowi 41 persen. Disebutkan, survei Gallup Indonesia dilakukan pada 10-21 Juni 2014.
Gallup adalah lembaga survei kredibel di AS. Gallup selalu menjadi rujukan dalam setiap pemilihan umum di negeri itu. Survei Gallup ini berbeda dengan mayoritas hasil survei sejumlah lembaga survei di Indonesia yang diterbitkan pada bulan Juni.
Survei Lingkaran Survei Indonesia yang dipublikasikan pada 15 Juni, misalnya, mendapatkan bahwa Prabowo-Hatta meraih dukungan 38,7 persen, sementara Jokowi-JK mendapatkan 45 persen, serta suara mengambang 14,4 persen.
Hasil survei lain yang dilakukan Populi Center dipublikasikan pada 4 Juni menunjukkan, Prabowo-Hatta mengumpulkan 36,9 persen, sedangkan Jokowi-JK sebesar 47,5 persen, dan suara mengambang 14,4 persen.
Survei Litbang Harian Kompas yang dipublikasikan pada 21 Juni juga mendapatkan hasil yang tak jauh berbeda. Prabowo-Hata meraih dukungan 35,3 persen suara, Jokowi-Jk 42,3 persen, dan suara mengambang 22,4 persen.
Wakil Ketua Umum Parta Gerindra Fadli Zon menuding itu merupakan hasil survei bayaran.
Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo membantah survei yang dilakukan Litbang Kompas adalah survei bayaran. Menurut Budiman, tudingan itu melecehkan kredibilitas dan kerja-kerja intelektual tim Litbang Kompas.
Survei palsu
Tulisan yang diunggah di laman CNN itu sepertinya menggembirakan bagi para pendukung Prabowo. Pius Lustrilanang mewartakan hasil survei itu di laman Facebook. "Good news," tulis dia di dinding status Facebook-nya.
Pius adalah mantan aktivis 98 yang pernah diculik oleh Tim Mawar bentukan Prabowo. Ia "berdamai" dengan Prabowo dan menjadi politisi Partai Gerindra.
Salah satu stasiun televisi bahkan mengabarkan hasil survei. Kabar ini diulang pada running text yang muncul di layar. Namun, pemberitaan di running text itu kemudian dinyatakan ditarik.
Warga media sosial mendapati ternyata survei itu adalah survei palsu. Tulisan di laman CNN itu bahkan tulisan palsu. Tulisan itu adalah gubahan atas artikel Lydia Saad yang pernah diterbitkan Gallup pada 16 Juni 2008. Si penggubah tulisan kurang jeli. Pada salah satu bagian masih tertera kata Americans, first black, dan Obama yang berasal dari artikel asli.
Sesungguhnya, tulisan survei Gallup palsu itu bukanlah artikel atau laporan yang diterbitkan CNN, melainkan tulisan yang ditulis oleh pembaca. Tulisan itu diunggah di laman iReport. Laman ini adalah laman yang disediakan CNN bagi audiensnya yang ingin berkontribusi menyampaikan informasi.
iReport mirip dengan Kompasiana di Indonesia. Kompasiana adalah sosial blog yang dikelola oleh kompas.com. Tulisan-tulisan yang diunggah di Kompasiana di-posting oleh pembaca.
Tak lama setelah tulisan itu beredar, CNN kemudian mencabutnya. Kalau kita mengunjungi link artikel itu, kita akan menemukan pengumuman ini, "This iReport has been removed because it was flagged by the community and found to be in violation of the iReport Community Guidelines and Terms of Use."
SUMBER
Quote:
Kalap Kalah Survei, Kubu Prabowo Manipulasi Hasil Polling Gallup
Berbagai cara busuk dilakukan kubu Prabowo-Hatta Rajasa untuk menarik simpati publik.
Salah satu cara terbaru dengan memanipulasi hasil polling yang dilakukan Gallup Poll, seolah-olah pasangan Prabowo-Hatta punya elektabilitas tinggi (52%) mengalahkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang dalam poll palsu itu mendapatkan elektabilitas 41%.
Ironisnya, polling palsu itu disebarluaskan oleh TV One lewat running text yang menyiarkan tanpa melakukan check and recheck.
Padahal, menurut peneliti dari Populi Institute, David Krisna Alka di Jakarta, Selasa (24/6) malam, perolehan prosentase elektabilitas keduanya merupakan hasil polling yang dilakukan Gallup Poll Daily (AS) saat Barack Obama bertarung dengan John McCain untuk menempati posisi presiden AS tahun 2008.
Dalam polling itu, Obama meraih 52%, sementara John McCain mendapatkan 41%. Hasil polling ini rupanya dimanfaatkan kubu Prabowo dengan mengcopy-paste berita yang dimuat CNN, sehingga terkesan “kekalahan” ada pada pasangan Jokowi-Kalla (41%), dan “kemenangan” Prabowo (52%) benar-benar dimuat CNN.
Judul berita yang termuat di CNN soal hasil polling pun sangat bombastis: “Indonesians Predict Prabowo Will Be Next Indonesia President” (Prabowo Berpeluang Besar Menjadi Presiden).
Dalam lead berita disebutkan bahwa Gallup Poll Daily melakukan polling yang memenangkan Prabowo pada 10-21 Juni.
David Krisna mengatakan, cara licik itu dipakai kubu Prabowo-Hatta, karena pasangan capres-cawapres ini panik, karena sudah tidak mampu mengungguli popularitas dan elektabilitas pasangan Jokowi-Jusuf Kalla yang belakangan terus menguat.
Dari tujuh lembaga survei, lima di antaranya mengunggulkan pasangan Jokowi. Terakhir Litbang Kompas juga melakukan survei, hasilnya sama saja, elektabilitas Jokowi terus melejit, sehingga membuat Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon panik dan menuduh Kompas dibayar.
Polling dan berita palsu kemenangan pasangan Prabowo-Hatta itu tak urung membuat para pendukung Prabowo bereforia lewat dunia maya, seperti Twitter.
Seorang pengagum Prabowo menulis di akun Twitter-nya: “Hanya Prabowo yang ikhlas mengabdi pada bangsa Indonesia sungguh sangat mengagumkan.”
Yang lain menulis: “Maju tak gentar membela Prabowo, maju serentak tentu kita menang. Bergerak-bergerak ... Majulah, Prabowo menang.”
Kegembiraan mereka tak berumur sehari, sebab ada pemilik akun lain yang mengingatkan agar hati-hati dengan hasil polling tersebut.
Bahkan ada yang mengingatkan CNN agar tidak sembarangan merilis polling Gallup. Terbukti polling Gallup yang memenangkan Prabowo ternyata benar-benar hoax.
David Krisna minta agar kubu Prabowo fair dan santun dalam upaya menarik simpati publik.
“Jangan mempermainkan hasil penelitian atau survei apalagi memanipulasi fakta. Jika memang fakta membuktikan bahwa mereka tidak bisa menyaingi pasangan Jokowi-Kalla, terimalah dengan lapang dada. Jangan melakukan sesuatu yang malah bisa menjadi bumerang,” katanya.
SUMBER
Quote:
Memberitakan Polling Gallup Bohong, TV One Pertaruhkan Kredibilitas
TV One, salah satu televisi pendukung utama pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta) mendapat kecaman, caci maki, dan kritikan keras dari publik di media sosial.
Kritikan itu terkait penayangan hasil survei Gallup Poll, yang menempatkan pasangan Prabowo-Hatta memiliki elektabilitas tinggi (52%) mengalahkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang dalam poll palsu itu mendapatkan elektabilitas 41%.
Ironisnya, polling palsu itu disebarluaskan oleh TV One lewat running text yang menyiarkan tanpa melakukan check and recheck.
Pemilik akun Facebook Setyo Budiantoro misalnya menulis: “Membaca http://ireport.cnn.com/docs/DOC-1147...ds%2Fnewsiest,wah hebat juga Prabowo melewati Jokowi menurut Gallup di CNN.
Tapi saya lihat kok aneh, masak tiba2 di berita ada Obama...hehehe Lalu saya telusuri, eh ternyata menjiplak ini http://www.gallup.com/poll/107995/am...president.aspx lalu mengganti Obama menjadi Prabowo & McCain jadi Jokowi.
wah, tolong pendukung capres siapapun jangan melakukan tindakan manipulatif seperti ini... marilah membangun budaya fairness. (liat foto crop website, liat tulisan highlight biru).
Sebelumnya, peneliti dari Populi Institute David Krisna Alka di Jakarta, Selasa (24/6) malam, mengatakan, perolehan prosentase elektabilitas Prabowo-Hatta merupakan hasil polling yang dilakukan Gallup Poll Daily (AS) saat Barack Obama bertarung dengan John McCain untuk menempati posisi presiden AS tahun 2008.
Dalam polling itu, Obama meraih 52%, sementara John McCain mendapatkan 41%. Hasil polling ini rupanya dimanfaatkan kubu Prabowo dengan mengcopy-paste berita yang dimuat CNN, sehingga terkesan “kekalahan” ada pada pasangan Jokowi-Kalla (41%), dan “kemenangan” Prabowo (52%) benar-benar dimuat CNN.
Judul berita yang termuat di “CNN” soal hasil polling pun sangat bombastis: “Indonesians Predict Prabowo Will Be Next Indonesia President” (Prabowo Berpeluang Besar Menjadi Presiden).
Dalam lead berita disebutkan bahwa Gallup Poll Daily melakukan polling yang memenangkan Prabowo pada 10-21 Juni.
David Krisna mengatakan, cara licik itu dipakai kubu Prabowo-Hatta, karena pasangan capres-cawapres ini panik, karena sudah tidak mampu mengungguli popularitas dan elektabilitas pasangan Jokowi-Jusuf Kalla yang belakangan terus menguat. Dari tujuh lembaga survei, lima di antaranya mengunggulkan pasangan Jokowi.
Terakhir Litbang Kompas juga melakukan survei, hasilnya sama saja, elektabilitas Jokowi terus melejit, sehingga membuat Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon panik dan menuduh Kompas dibayar.
Polling dan berita palsu kemenangan pasangan Prabowo-Hatta itu tak urung membuat para pendukung Prabowo bereforia lewat dunia maya, seperti Twitter.
Seorang pengagum Prabowo menulis di akun Twitter-nya: “Hanya Prabowo yang ikhlas mengabdi pada bangsa Indonesia sungguh sangat mengagumkan.”
Yang lain menulis: “Maju tak gentar membela Prabowo, maju serentak tentu kita menang. Bergerak-bergerak ... Majulah, Prabowo menang.”
Kegembiraan mereka tak berumur sehari, sebab ada pemilik akun lain yang mengingatkan agar hati-hati dengan hasil polling tersebut.
Bahkan ada yang mengingatkan CNN agar tidak sembarangan merilis polling Gallup. Terbukti polling Gallup yang memenangkan Prabowo ternyata benar-benar hoax.
David Krisna minta agar kubu Prabowo fair dan santun dalam upaya menarik simpati publik.
“Jangan mempermainkan hasil penelitian atau survei apalagi memanipulasi fakta. Jika memang fakta membuktikan bahwa mereka tidak bisa menyaingi pasangan Jokowi-Kalla, terimalah dengan lapang dada. Jangan melakukan sesuatu yang malah bisa menjadi bumerang,” katanya.
SUMBER
Quote:
Survei Gallup yang Sebut Prabowo Unggul Ternyata Palsu
Lembaga survey terkemuka Amerika Serikat, Gallup Poll, mengumumkan hasil survei mereka terhadap pasangan kandidat calon presiden/wakil presiden Indonesia. Namun, belakangan diketahui hasil survei yang dipublikasikan di www.Ireport.cnn.compada Selasa (24/6) tersebut ternyata palsu.
Dari hasil survei Gallup Indonesia Poll yang berlangsung 10-21 Juni, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengungguli pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) dengan hasil 52 persen berbanding 41 persen. Dalam survei itu, suara Prabowo unggul di semua wilayah Indonesia kecuali Sulawesi.
Menurut Gallup, di Jawa Prabowo unggul 52-43 atas Jokowi. Kemudian di Sumatra unggul 55-39 atas Jokowi. Di Kalimantan unggul 47-45 sementara di Sulawesi Jokowi-JK unggul tipis 46-45 atas Prabowo-Hatta. Di Lombok, Bali, NTT Prabowo juga unggul 56-38 atas Jokowi dan di Papua, Maluku kembali unggul 51-38 persen.
Gallup mensurvei dua jenis responden pada jangka waktu yang sama. Pertama, mereka mensurvei 1.220 responden via telepon dengan margin error empat persen. Kemudian, survei kedua via telepon dilakukan pada 10-15 Juni dan 21 Juni kepada 2.536 pemilih terdaftar.
SUMBER
Parah Banget Nih PraHara .... Memalukan ... bisa-bisanya ada survey palsu
Diubah oleh Mr.Josh.Ganteng 25-06-2014 03:37
0
6.5K
Kutip
68
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan