Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

adoekaAvatar border
TS
adoeka
[Pantesan Ningkat] Menag: Awasi Pesantren NU, Strategi Melawan Terorisme Tak Tepat
Menag: Awasi Pesantren NU, Strategi Melawan Terorisme Tak Tepat
Akar terorisme ada di pemikiran. NU tak punya paham radikal.




VIVAnews – Menteri Agama Suryadharma Ali menilai strategi melawan teroris saat ini kurang tepat. Menurutnya, upaya melawan pemikiran radikalisme tidak fokus, sehingga berbagai kelompok radikal terus melakukan aksi teror.

“Contohnya pendekatan dan pengawasan pesantren yang tidak tepat. Kebanyakan yang diawasi Densus dan didekati BNPT itu pesantren NU,” kata Suryadharma di Jakarta, Minggu 5 Januari 2014.

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan itu mengatakan, banyak persepsi yang harus diluruskan. “Meski pendekatan dilakukan dengan kultur dan psikologi sosial masyarakat Nahdlatul Ulama, kalangan NU itu tidak radikal. NU bukan teroris. Tidak ada paham radikal di NU,” kata Suryadharma.

Ia berpendapat, pendekatan dialogis lebih penting dilakukan karena akar terorisme adalah pemikiran yang salah. “Saya imbau ulama Indonesia diberi peluang untuk dialog dan meluruskan pemahaman agama kelompok-kelompok radikal. Kami juga mendukung BNPT mengundang para ulama Arab untuk ikut berdialog,” ujar Suryadharma.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Ansyaad Mbai, sebelumnya mengatakan penanggulangan terorisme tak cukup dilakukan dengan penangkapan dan pemenjaraan, sebab akar masalah radikalisasi ada di pemikiran.

“Kita harus meluruskan pemikiran radikal yang jadi akar teror. Ini tidak bisa dilakukan dengan senjata. Ini hanya bisa dilakukan dengan dialog para ulama. Makanya kami mendatangkan ulama dari Mesir dan Yordania,” kata Ansyaad.

Para ulama yang khusus datang dari Timur Tengah untuk berdialog itu adalah Syekh Hisyam al-Najjar dan Syekh Najib Ibrahim – mantan petinggi Jamaah Islamiyah dari Mesir, serta Syekh Ali Hasan al-Khalaby – tokoh otoritas fatwa dari Yordania. “Ketiganya sengaja didatangkan karena fatwa mereka sering dijadikan jargon para teroris di Indonesia,” kata Ansyaad.

BNPT mencatat, sejak tahun 2000 sudah lebih dari 900 teroris ditangkap. Dari jumlah itu, 600 orang divonis penjara hingga hukuman mati. “Kenyataannya itu tidak efektif dan terorisme terus terjadi hingga kini,” ujar Ansyaad.

http://nasional.news.viva.co.id/news...isme-tak-tepat

ini sih ibarat pelajar STM dan SMU suka tawuran tapi yang diawasi polisi adalah sekolah Madrasah Aliyah emoticon-Cape d... (S)
0
6.1K
118
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan