Ya jelaslah, papua kan trdisinya suka berperang. Mana mau mereka dipimpin oleh orang yang melarikan diri dari perang mereka? Pastinya ditolaklah. Logis saja sih, Siapa lagi yang mau dipimpin oleh orang pengecut?
Thread sarkas ini ya gan. Kalau pendukung setia, pasti bisa jelasin lebih lengkap dong poin-poin agan jabarkan. Dan bisa jadi, lebih banyak lagi poin-poin yang agan sebutkan kalau agan adalah pendukung fanatik beliau. Hahaha...
Kalau saham dibilang haram, berarti pembiayaan usaha kepada orang lain boleh disebut haram dong. Hahaha... Kalau ane percaya misalkan usaha orang tersebut bagus, boleh dong ane modalin (taruh saham) di usaha tersebut. Kalau memang kondisi lagi ga bagus, boleh dong ane minta balik modal ane (saham...
Sepertiny agan ts kurang mengerti mengenai apa yang ane sampaikan ya. Ane, orang seperti pada umummnya yang ga ingin dibuat ribet untuk membaca puisi di kaskus. Kalau memang puisi agan ts bagus, tentu ga masalah bagi ane untuk mengunjungi situs agan ts. Lalu pertanyaannya Bisakah saya menilai puis
Betul gan, kok bisa lama ya. Ane pantengin mbah google suaranya kagak berubah-berubah ya gan. Agan tau penyebabnya, ngga?
Maaf, bang. Apa hubungan pertanyaan kedua agan dengan thread agan? Minimal jelasin latar belakang hinga sampai ke pertanyaan tersebut. Untuk pertanyaan ketiga mengenai perang saudara kemungkinan tidak akan terjadi. Mengapa? Islam sendiri di Indo terbagi dua kubu. Yang suka buat masalah kan kubu
Walaupun sudah menyerahkan diri, tetap aman juga kan. Soalnya, dia punya bekingan militer myanmar. Sampai hari ini, militer myanmar masih berkuasa kan?
Betul.berarti "feel" mu masih bekerjan dengan baik. Hahaha... Kalau menurut ane asa itu harapan. Makanya ane sertakan juga semangat dalam bait pertama. DAn karena itulah mengapa ane tidak menggunakan kata "harapan" ataupun mengulangnya dipuisi tersebut. Mungkin seharusnya kata
Asaku kini Perlahan mati Serupa dengan Semangatku Seperti tiada guna Hidupku penuh nestapa Aku hidup untuk apa? Yang kupunya saat ini hanya kepasrahan dan keputusasaan Tentang impianku dahulu, sekarang meninggalkanku Semua telah sirna Dan kini aku terjatuh dalam curamnya luka.
Karena ane menikmati perdebatan seperti ini, ane pikir perlu adanya reward and punishment. Toh adanya reward dan punishment juga mendukung perkembangan kita semua. Hehehe Terima kasih gan...
Dengan ini saya tutup sesi debat yang menarik ini pada postingan saya. Dan dengan ini juga saya mengaku K A L A H dalam mempertahankan argumentasi saya Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada agan dan sista yang sudah terlibat dalam perdebatan pada postingan saya terutama mba trifatoyah yan
Ane kasih contoh ya sis. Ini ane ambil dari google. Coba rasakan dulu ya sis. Harapan Tengah Malam Aku ingin menyatu dengan malam, Mengizinkan dingin menusuk hingga ke tulang, Merasakan sejuk sisa tetesan hujan di tengah kemarau, Terlebih jika langit meneteskannya kembali, Membasahi raga ini, Mere
Bukannya mati suri adalah diberikannya kehidupan setelah merasakan kematian ya mba? Sama halnya datangnya "fajar" setelah serangan "malam". Maksudnya adalah datangnya harapan setelah hancurnya impian. Kalau konteksnya adalah "pudar harapan" agak tidak pas. Ga muncul &q
Kok pakai "mati suri" ? Kalau mau pakai "mati suri" bukankah harus ada "fajar" di akhir ya? Coba deh pakai puisi "malam". Biar tambah "dark" dan "menyayat".